08

5K 291 44
                                    


"Saya masih heran, apa yang kamu perbuat sampai keluarga saya mau menerima kamu sebagai menantunya?" Ucap Yoora, wanita itu berjalan kearah kulkas untuk mengambil air.

"Oh, kamu pasti pakai cara kampungan. Goda Jeno sampai anak saya mau menikahi kamu bahkan membayar semua hutang-hutang kamu." Lanjut Yoora, melirik sekilas kearah Jaemin yang fokus memotong beberapa bahan makanan.

"Sudah berapa kali tidur dengan Jeno? Malam itu bukan pertama kalinya, kan?" Yoora terkekeh membuat Jaemin menghela nafas pelan.

"Terserah ibu mau bicara tentang saya seperti apa." Jaemin membalikkan tubuhnya, menatap Yoora dengan tatapan sedikit mengejek.

"Tapi sebelum berbicara lebih baik berkaca lebih dulu, ibu juga sama kampungannya hanya saja cara kita berbeda." Ucap Jaemin, Yoora diam dengan tangan terkepal.

"Saya berhasil menikah dengan Jeno, menjadi satu-satunya. Bukan seperti ibu yang menikah dengan ayah Jeno karena balas budi, bahkan menjadi yang kedua." Jaemin terkekeh pelan.

Tangan Yoora terangkat, hendak menampar Jaemin tapi tangan itu lebih dulu di tahan Jaemin.

"Ibu gak jauh beda sama perebut suami orang, meski yang ibu incar cuma harta." Jaemin menghempaskan tangan Yoora.

"Gak tau diri, murahan."

Plak

Wajah Jaemin tertoreh ke samping.

"Jaga ucapan kamu, Jaemin! Gak sopan sama orang yang lebih tua, gak diajar sopan santun kamu?!" Marah Yoora.

"Kenapa marah? Saya hanya berbicara fakta, jika bukan ibu duluan yang mulai saya tidak akan mengatakan itu."

Plak

"Impas. Maaf kalau saya tidak sopan dengan orang yang lebih tua, tapi ibu pantas pendapatnya." Jaemin membalikkan tubuhnya, kembali fokus pada bahan makanan sementara Yoora menatap Jaemin kesal.

Sejak awal melihat Jaemin, Yoora sudah tau siapa apa pria itu.

Tak sebaik dan sepolos yang orang-orang lihat.

Yoora menarik kasar bahu Jaemin, mencengkeramnya membuat Jaemin diam dan menatap malas wanita di depannya.

"Ternyata benar dugaan saya di awal, kamu tidak sebaik yang orang-orang lihat. Pria licik, Jeno dan keluarga saya harus tau sebelum terlambat." Kata Yoora.

Cih, mau jadi pahlawan kesiangan?

"Lakukan saja jika bisa." Yoora benar-benar kesal, wanita itu mendorong Jaemin membuat tubuh pria manis itu hampir terjatuh namun Jeno lebih dulu menahannya.

"Apa yang kau lakukan?" Ucap Jeno marah, pria itu memeluk tubuh Jaemin yang di balas erat oleh pria manis yang ada di pelukannya.

"Aku sudah katakan untuk tidak menganggu Jaemin, apa kau tuli?" Lanjut Jeno, pria itu menatap Yoora marah.

"Secepatnya kau harus pergi dari rumah ku, aku udah muak melihat wajahmu!" Yoora menggeleng pelan.

"Jeno. Nak—"

"Pergi dari sini, sekarang."

"Jeno, ibu tidak mengganggunya. Ibu hanya bertanya."

mas jeno | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang