Hari ini Jaemin sangat bahagia, sampai tak tahu bagaimana menggambarkan rasa bahagia saat ini.Merasa bagaimana sosok ayah dan ibu yang menyayanginya, memanjakannya bahkan begitu perhatian dan sangat hati-hati padanya.
Ada beberapa hal yang membuat Jaemin mengingat akan masa kecilnya, meski tak semua. Saat sang ayah yang begitu jahil, dan sang ibu yang begitu sabar menghadapinya saat Jaemin mengadu jika Lucas sangat jahil.
Jaemin hampir menangis, membuat keduanya panik. Memilih memeluk tubuh kedua orangtuanya dengan erat, tak ingin menjawab pertanyaan khawatir mereka.
Mereka yang sadar jika bahagia dan haru menjadi satupun memeluk Jaemin tak kalah erat, mengusap surai juga punggungnya pelan.
Anak kecil yang dulu begitu cengeng, cerewet bahkan berisik itu kini sudah besar. Terlihat cantik dan dewasa di waktu yang bersamaan dengan senyum yang masih sama, meski mereka tak ikut andil dalam membesarkan Jaemin dan tak tahu apa yang terjadi saat Jaemin beranjak dewasa bersama orang lain.
Yang ternyata tak mendapatkan kasih sayang, hanya kekerasan yang anaknya dapatkan.
Mereka terlambat untuk beberapa hal, perkembangan Jaemin, juga pernikahan yang Jaemin lakukan. Mereka ingin melihat bagaimana anaknya itu menikah, mengenakan pakaian indah dengan Lucas yang menggandeng tangannya menuju altar. Mengantarkan putra satu-satunya kepada Jeno untuk pria itu cinta dan jaga sampai akhir. Tapi jika cinta Jeno tak sampai akhir pun, Jeno bisa memulangkan Jaemin secara baik-baik pada mereka.
Jaemin memang terlihat dewasa, di tambah saat menjadi kakak untuk Wonbin. Melakukan segala hal agar adiknya itu bahagia, tanpa memikirkan dirinya. Mengatakan tak apa dan lebih mementingkan Wonbin tanpa sadar jika dirinya juga membutuhkan itu, tapi demi Wonbin semua akan Jaemin lakukan.
Saat bertemu dengan kedua orangtuanya, Jaemin kembali menjadi anak kecil. Apa yang dirinya rasakan akan Jaemin katakan, apapun bahkan hal-hal kecil yang menurutnya sepele.
Mereka membuat cookies hari ini, selai strawberry di ganti dengan coklat karena Jungwoo tau jika Jaemin tak menyukainya.
Jaemin yang melihat itu tersenyum senang, ternyata hal-hal kecil yang tak Jaemin suka masih Jungwoo ketahui sampai sekarang.
"Love milik ayah kenapa seperti ini?" Tanya Lucas, memberikan cookies yang bagian tengahnya sudah di bentuk hati.
Jaemin dan Jungwoo menoleh, mereka saling berpandangan sebelum tertawa pelan.
Bentuk yang Lucas buat tak menggambarkan hati, entah dengan apa pria itu buat sampai tak berbentuk seperti yang Jaemin dan Jungwoo buat.
"Ayah bentuk dengan apa?" Tanya Jaemin, mendekat kearah Lucas.
"Tangan."
"Ih. Ayah nggak liat cara aku sama papa buat, ya? Kan bisa pakai sendok." Jawab Jaemin, memberikan contoh pada Lucas untuk membentuk hati di bagian tengah cookies.
Lucas diam melihat, fokus sekali membuat Jungwoo tersenyum. Pria manis itu mengambil ponsel miliknya, memfoto keduanya.
"Ah, ayah paham. Terima kasih Nana." Kata Lucas.
"Sama-sama."
Mereka kembali melanjutkan acara membuat cookies, suara tawa dari dapur terdengar sampai ruang tengah. Terlebih suara pekikan Jaemin saat Lucas menjahilinya, entah dengan mengusap rambut Jaemin dengan tangannya yang kotor karena adonan atau menaruhnya di wajah Jaemin.
Jungwoo yang melihat itu menggeleng, sebelum dirinya juga kena. Pria manis itu hanya diam sebelum Lucas memberikan kode untuk menjahili Jaemin lagi, dengan memegang tangan pria manis itu dan Lucas yang kembali menaruh sisa adonan itu di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
mas jeno | nomin
FanfictionJeno membayar semua hutang keluarga Jaemin, tapi dengan syarat pria manis itu harus menikah dengannya.