Axelen suka Lean yang lemah, Axelen suka Lean yang tidak berdaya, Axelen suka Lean yang ketergantungan padanya. Semua yang ada pada Lean Axelen menyukainya, termasuk membuat pria cantiknya itu menderita selama hidupnya. Karena ketidakberdayaan Lean...
Terhitung satu minggu sudah Axelen dan Lean sudah menjadi pasangan yang sah. Selama satu minggu ini Axelen lebih menghabiskan waktunya dirumah ketimbang pergi ke kantor. Semua pekerjaannya Axelen kerjakan di rumah.
Bukan tanpa alasan Axelen menghabiskan waktunya di rumah, tentu semuanya ada alasan. Ia ingin memuaskan diri bersama pria cantiknya itu sebelum pria cantiknya ia jadikan apa yang ia inginkan. Toh, Lean sudah menyerahkan tubuhnya untuk dirinya, jadi Axelen akan melakukan apapun yang ia ingin pada tubuh simanis.
Sebelum rencana itu di lakukan, ia akan memenuhi keinginan Lean. Seperti sekarang, Lean meminta jalan-jalan bersamanya keliling kota bersamanya seperti saat dulu. Pria cantik itu ingin mengunjungi toko bunganya yang sudah lama ia tinggalkan, dan ingin pergi ke taman kota. Entah, Lean sangat suka taman kota, karena di sana ada danau indah dan Lean suka itu.
Jika kalian fikir Lean tidak tahu rencana Axelen untuk membuat dirinya tidak berdaya kalian salah, Lean tahu semuanya. Sedari itu, pria cantik itu meminta sesuatu yang mungkin nanti tidak akan ia dapatkan. Karena, sesudah rencana itu di jalankan, mungkin Lean hanya akan bisa terbaring lemah. Jadi, mungpung tubuhnya masih bisa melakukan apapun, Lean akan puas-puaskan. Seperti berjalan, berenang, dan memakan makanan favoritnya yaitu coklat.
Entah kenapa, Lean menyerahkan dirinya pada laki-laki yang sekarang menjadi suaminya. Bahkan Lean rela jika mati demi laki-laki itu atau bahkan mati di tangannya. Seperti terhipnotis, Lean akan melakukan apapun yang Axelen mau. Bahkan untuk menjadi pria cacat pun Lean lakukan demi prianya.
Dan mungkin setelah ini, kehidupannya akan lebih menjadi tidak normal seperti sebelumnya. Jika sebelumnya kehidupannya tidak normal, dan mungkin setelah ini kehidupannya akan semakin tidak normal. Lean terima asal ada Axelen di sampingnya.
***
Hari ini, kedua pengantin baru itu pergi ke pusat kota untuk memenuhi keinginan si manis.
Sekarang Lean tengah di dandani oleh suaminya. Terlihat, saat ini Axelen tengah sibuk memakaikan Lean diapers karena pria cantiknya ini tidak ingin memakai kateter karena lubang penisnya mengalami iritasi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dan selesai, Axelen memakaikan pria cantiknya dipers dua sekaligus. Pria dominan itu tersenyum culas melihat mahakaryanya, pria manisnya menjadi terlihat sangat menggemaskan sesudah di pakaikan popok.
"Ini terlalu tebal, Scott," keluh Lean saat melihat kelakuan suaminya.
"Di luar cuaca sangat dingin, aku yakin volume air seni mu akan meningkat," ujar Axelen.
Lean hanya bisa menghela napas, memang benar apa yang di katakan Axelen. Jika cuaca sedang dingin entah kenapa Lean jadi sering mengeluarkan air kencingnya.
"Lalu, kenapa kau memakaikanku diapers karakter? Aku tidak suka! Apakah diapers yang biasa sudah habis?" tanya Lean dengan nada kesalnya.
Axelen terkekeh, ia pun memindahkan pria cantiknya itu ke kursi roda khususnya. Pria dominan itu pun mendaratkan kecupan di kening simanis. "Kau terlihat menggemaskan, aku suka. Biarkan saja, nanti juga tertutup selimut."
Lean semakin mengerucutkan bibirnya, dan itu berhasil membuat Axelen semakin gemas pada simanis.
Axelen mengambil sweater dan perlengkapan lainnya. Sesudah itu, Axelen pun memakaikan Lean dua sweater sekaligus untuk pria cantiknya, tidak lupa ia memakaikannya kaos kaki sebatas lutut pada simanis. Axelen juga memakaikan sarung tangan serta syal tebal pada Lean dan untuk sentuhkan terakhir Axelen memakaikan Lean beanie dan juga selimut untuk menutupi setengah badan Lean.
Axelen kembali terkekeh melihat pria cantiknya itu yang sudah seperti kepongpong.
Sesudah mendadani pria cantiknya, kini giliran Axelen yang menyiapkan diri. Pria itu juga memakai pakaian hangatnya, tetapi tidak sebanyak yang Lean pakai.
Setelah semuanya siap, Axelen pun mendorong kursi roda Lean ke luar. Saat sampai di pintu utama, Lean bisa merasakan hawa dingin menyentuh kulit wajahnya. Sekarang sudah memasuki musim dingin, jadi wajar jika sekarang suhu disini sangatlah dingin.
Axelen yang menyadari jika Lean sudah kedinginan dengan segera memindahkan pria cantiknya ke dalam mobil. Seperti biasa, Lean akan duduk di sampingnya karena Axelen akan membawa mobil hari ini. Dengan telaten, Axelen membenahi posisi Lean agar pria cantiknya merasa nyaman.
Setelah semuanya selesai, Axelen pun mulai menjalankan mobilnya membelah kota. Tujuan mereka sekarang adalah toko bunga Lean, karena pria berparas cantik itu sudah sangat merindukan tokonya yang sudah lama ia tinggalkan.
Sepanjang jalan, Axelen menggenggam tangan Lean yang terbungkus sarung tangan. Sesekali Axelen mengecupi tangan yang lebih mungil darinya itu.
"Apakah kau kedinginan?" tanya Axelen pada Lean.
Lean menggeleng meskipun sebenernya memang ia marasa sedikit kedinginan. Tetapi jika ia jujur, maka Axelen akan putar balik menuju Mansion.
"Aku hanya sedang menikmati indahnya suasana kota, sudah lama sekali aku tidak melihat ramainya kota. Dulu, aku ada diantara mereka."
Axelen melirik pada Lean, ia sadar jika ia sudah mengambil Lean dari jalannya. Dan sekarang, Lean bersamanya dan tentunya ikut ke jalannya.
***
Puas menikmati harinya siang tadi, malamnya Lean terserang demam tinggi. Tanpa ada rasa panik, Axelen merawat Lean dengan telaten meskipun Lean beberapa kali mengalami kejang karena demamnya.
Axelen sudah memanggil dokter yang stay di Mansion untuk memberikan Lean obat, karena sekarang Lean sudah tidak bisa di kasih sembarang obat untuk menurunkan suhu tubuhnya.
Kini tubuh Lean sudah tertutup tiga selimut sekaligus, bahkan oxygen mask pun sudah terpasang apik menutupi hidung dan mulutnya. Dan tangan yang terbebas dari infus pun Axelen genggam dengan sayang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pri cantiknya sudah mulai tenang dari sebelumnya. Sepertinya malam ini Axelen akan bergadang untuk menemani simanis yang terserang demam.
Kini eksistensinya berdalih menatap wajah polos pria cantiknya yang tengah terlelap, Axelen mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi yang terasa panas itu.
Kadua ujung bibirnya terangkat, entah mengapa ia sangat suka sekali jika pria yang tengah terbaring itu tidak berdaya. Gairahnya untuk membuat Lean semakin lemah semakin menjadi. Pria dominan itu sudah tidak sabar melihat pria cantiknya nanti menjadi apa yang ia inginkan.
"Aku yakin kau bisa, sayang. Setelah ini kita akan memulai kehidupan yang bahagia."