Sudah dua hari ini Axelen pergi untuk perjalanan bisnisnya, dan Lean hanya bisa terbaring menunggu suaminya. Terakhir, sebelum Axelen pergi keadaan Lean menurun karena telah di gempur si dominan. Namun, dengan teganya pria itu tetap pergi meskipun keadaan Lean memprihatinkan. Lean jadi berfikir, apakah Axelen sudah tidak sudi dengannya?
"Tuan, saatnya untuk membersihkan tubuh." Anne datang dengan sebuah troli berisikan semua keperluan Lean. Hari ini Lean akan melakukan suction dan pembersihan di area trakeostomi.
Anne mengubah posisi tidur Lean agar pria manis itu nyaman. Selanjutnya, Anne menghidupi mesin suction tersebut. Anne pun mulai memasukkan sebuah selang untuk menghisap kotoran yang ada di jalur napas Lean.
Wajah Lean memerah saat alat itu menyedot dahak beserta air liurnya. Ingin rasanya Lean meremas seprai, tetapi apalah daya sekarang ia tidak bisa melakukan apapun. Sekarang sekujur tubuhnya tidak bisa melakukan apapun, ia lumpuh total.
Kedua ujung mata Lean mengeluarkan air, lima belas detik sungguh menyiksa. Setelah selesai melakukan suction, Lean terbatuk yang di iringi dengan mengi. Anne pun tersenyum dan mengelus dada ringkih pasiennya.
Tidak berhenti di sana, sekarang Anne menggantikan kanula yang berada di lehernya. Sungguh ini seperti penyiksaan. Anne melepas alat bantu napas Lean, seketika Lean tidak bisa mengambil pasokan oksigen, mulutnya berusaha terbuka untuk meraup oksigen, tetapi nihil, hanya sesak yang ia dapat.
"Aakrrrhh ...."
"Sabar, Tuan. Sebentar lagi saya akan menyelesaikannya," ucap Anne yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
Setelah beberapa detik, Anne pun kembali memasang ventilator pada leher Lean. Akhirnya penderitanya berakhir, Lean kembali bisa bernapas dengan leluasa.
Sepertinya hari ini adalah hari bersih-berih untuk Lean. Semua alat di tubuhnya di bersihkan dan di ganti. Seperti pada kedua NGT yang tersemat di kedua hidungnya di ganti dengan yang baru. Lalu selang kateter pun Anne lepas dan di gantikan dengan yang baru.
"Mha-af, Anneh," ucap Lean yang terdengar seperti bisikan itu. Lean tidak sengaja mengeluarkan kotorannya. Lean bisa merasakan jika ia akan mengeluarkan kotorannya, tetapi ia tidak bisa menahannya.
Anne tersenyum, tidak pa-pa, ini sudah bagian dari pekerjaannya. Anne pun segera membersihkan kekacauan yang pasiennya perbuatan. Setelah selesai, Anne kembali memasang kateter pada Lean.
Sesudah semuanya di bersihkan dan diganti, kini giliran tubuh Lean yang akan Anne bersihkan. Anne pun menyuruh seseorang untuk menyiapkan air hangat untuk me-washlap Lean.
Dengan perlahan, Anne mulai membersihkan tubuh ringkih itu. Sejauh ini, bentuk tubuh Lean normal, kaki dan tangannya tidak mengalami atrofi otot meskipun kaki Lean menyusut, tapi tidak tahu jika nanti Axelen memberikan pria manisnya ini obat-obatan anehnya.
Setelah selesai semuanya, Anne pun memakaikan diapers dan juga pakaian hangat pada Lean. Dari dulu, Lean sangat rentan dengan suhu rendah.
Selanjutnya, Anne menggantungkan dua kantong cairan besar pada tiang infus. Itu adalah obat khusus untuk Lean, obat untuk memperlambat efek samping dari obat yang Axelen berikan pada waktu itu. Axelen tidak ingin obat itu menyerang organ tubuh Lean dengan cepat, karena salah satu efek samping dari obat itu adalah merusak organ tubuh Lean. Namun, meskipun sekarang Axelen memberi obat untuk memperlambat penyebarannya, tak menampik jika suatu nanti obat itu akan merusak semua organ Lean.
***
Hari ini Anne akan membawa Lean jalan-jalan keluar. Anne pun memasangkan orthosis servikal toraks (CTO) penyangga leher dan punggungnya. Agar Lean tetap tegak, karena sekarang tubuhnya bak jelly, Lean tidak bisa menegakkan kembali tubuhnya seperti dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐞𝐥𝐩𝐥𝐞𝐬𝐬
РазноеKetidak berdayaan Lean adalah candu bagi Axelen. ⚠️DISCLAIMER!!!⚠️ ⚠️FIKSI!! ⚠️ ⚠️BL STORY⚠️ ⚠️CERITA INI TIDAK MASUK DI AKAL⚠️ ⚠️JAUH DARI NALAR LOGIKA ⚠️ ⚠️AKU BUAT CERITA INI KARENA AKU SUKA COWOK LEMAH & PENYAKITAN AWOKAWOK⚠...