Axelen suka Lean yang lemah, Axelen suka Lean yang tidak berdaya, Axelen suka Lean yang ketergantungan padanya. Semua yang ada pada Lean Axelen menyukainya, termasuk membuat pria cantiknya itu menderita selama hidupnya. Karena ketidakberdayaan Lean...
Tak terasa, kehamilan Lean sudah memasuki bulan ke lima. Perutnya sudah mulai terlihat membesar meskipun masih sebesar buah melon. Kehamilannya yang semakin membesar membuat kondisinya pun ikut tidak setabil dan semakin melemah, begitupun dengan bayinya.
Dominic sudah memberitahu jika janin yang tengah di kandung Lean tidak akan bertahan lama, tetapi Lean kukuh ingin mempertahankannya. Namun, meskipun begitu bayi dan ibunya itu tetap kuat.
Malam ini terlihat Lean tengah nyaman di dekapan suaminya itu dengan tangan Axelen yang senantiasa mengusap perut Lean yang masih terlihat kecil itu.
"Jika anak kita perempuan, aku ingin memberinya nama Ivona."
Axelen tersenyum mendengarnya, ternyata si manis sudah menyiapkan nama untuk bayi mereka. "Jika laki-laki?"
"Itu, aku serahkan saja padamu, Scott. Karena nanti ia akan hebat sepertimu."
Axelen semakin mengeratkan pelukannya pada si manis.
"Jika nanti aku menyerah, biarkan aku pergi, Scott. Akan ku pastikan bayi ini hidup untuk menemanimu setelah aku pergi nanti."
Perubahan raut Axelen begitu kentara, pria itu tidak suka dengan ucapan yang terlontar dari mulut kecil Lean.
"Lean ...."
Pria cantik itu tersenyum saat mendapati raut tidak mengenekan dari suaminya. "Hug me again, Scott."
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kini kehamilan Lean sudah memasuki bulan ketujuh, tetapi keadaannya semakin menurun. Jika seperti ini terus, mau tidak mau Lean harus mengeluarkan bayinya dengan cepat dengan operasi Caesar.
Bahkan kesadaran Lean mulai hilang timbul. Pria cantik itu akan tidur sangat lama dan terbangun sebentar memastikan jika suaminya ada di sampingnya, setelah itu Lean akan kembali memejamkan matanya.
Yang membuat keadaan Lean membuaruk adalah efek susulan dari obat yang Axelen berikan tempo lalu. Obat itu memberikan efek secara bertahap, dan sekarang obat itu kembali menyiksa tubuh rapuh Lean.
Anne menghela napas saat mengantikan popok Lean yang sudah penuh dengan kotoran Lean. Baru saja pencernaan pria cantik itu membaik dan sekarang kembali bermasalah seperti kemarin-kemarin. Lagi-lagi Anne harus menyaksikan pria malang ini kembali tersiksa karena ulah suaminya.
Karena tubuh Lean yang terlilit alat-alat medis, maka Anne menggantikan popok Lean dengan sepelan mungkin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.