CHAPTER XVII

14 3 0
                                    

Hari masih belum berganti, entah kenapa lama sekali untuk malam berganti menjadi pagi, malam semakin larut dan sekarang sudah pukul 01.45, tapi orang ini malam berendam kaki di kolam berenang tengah malam begini, apa dia tidak kedinginan?

Ah dia saja jarang terkena cahaya matahari, mustahil dia kalah oleh dinginnya malam

"Belum tidur?"

Amaia menoleh kebelakang melihat samael berjalan kearah nya sambil membawa semangkuk salad sayur

Amaia kembali menghadap kedepan "Kau melihatnya " samael mendengus pelan

"Kau memang tidak bisa diajak basa basi" ucapnya, ia ikut duduk disamping amaia dan turut ikut berendam kaki

"Kau tidak ingin bertanya kenapa aku belum tidur?" Amaia menoleh lalu diam sejenak "tidak"

Samael menoleh dengan alis berkerut "kenapa? "

"Kau sedang makan, bagaimana kau bisa tidur jika mulut mu tidak kunjung berhenti mengunyah rumput hijau itu" ujarnya sambil mengoyang kan kedua kakinya memercikan air

"You think I'm a sheep? " Tanya samael merasa tersinggung

"I'm don't say that " elaknya dengan wajah setenang mungkin, namun bagi samael, itu jelas sangat menyebalkan

"Up to you " ucap samael jengah, ia kembali memakan salad nya, setelah satu suapan berhasil ia makan, ia mengambil satu tusukan garpu salad lalu di berikan pada amaia, tanpa berucap apapun amaia memakan suapan dari samael Tanpa mengalihkan wajahnya memandang tebing tinggi nan curam di depannya itu

"Biasa nya Kau pergi ke hutan jika tidak bisa tidur" ucap samael

Amaia mengangguk-angguk kan kepalanya dengan mulut yang masih mengunyah, pipi yang mengembung karena mengunyah itu sebenarnya terlihat sangat menggemaskan, samael sendiri mengakui itu, bahkan ia pernah berkata pada hatinya 'kenapa ia dan amaia harus bersaudara?', jika tidak mengingat status nya mungkin ia akan-

"Sedang malas keluar" jawabnya, samael mengangguk mengerti

"How about your girlfriend? " Tanya amaia yang membuat samael menoleh dengan alis berkerut bingung

"Who?" Tanya samael masih mempertahankan wajah bingung nya

Amaia tertawa kecil lalu menoleh ke samael "You know what I mean " ucapnya kembali menoleh kedepan

Samael mendengus kasar " she's not my girlfriend " bantah nya kesal, wajah kesal samael malah membuat amaia semakin gencar untuk menjahili samael

"Bukan tapi belum" ucapnya, sambil memasang wajah meledek

"Ck terserah kau sajalah!" Ucap samael kesal,

Dia menaruh mangkuk salad yang sudah kosong di sampingnya, ia mengangkat kedua kakinya keluar dari air, ia bersimpuh disamping amaia lalu menyelipkan tangannya di antara lutut dan punggung amaia, diangkat nya tubuh tinggi amaia membuat amaia mengalungkan tangannya ke leher samael

"Baiklah saatnya kita tidur" ucapnya setelah ia berdiri sempurna "pemberhentian selanjutnya.. ke kamar, Meluncuuur" amaia tertawa lepas di dalam gendongan samael, sedangkan samael masih asik berlari kesana dan kemari sambil menirukan suara pesawat terbang, ke kanan ke kiri lalu berputar-putar

Di sela-sela saat ia berputar, ia memandang wajah amaia yang lebih ceria dari sebelumnya saat ia belum datang untuk menemani amaia. Ia tidak suka ada raut wajah sedih terpampang di wajah cantik amaia, jika itu terjadi maka ia akan melakukan apapun untuk membuang wajah sedih itu dan mengembalikan senyum bahagia amaia kembali. Termasuk jika harus dengan ia pergi jauh dari amaia

NEW GENERATION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang