PROLOG

202 9 106
                                    

"Bulan purnama sebentar lagi akan kehilangan kekuatannya"

"Dan itu akan menjadi kelemahan untuk klan werewolf dan mempermudah kita untuk menang "

Pria yang sedari tadi hanya diam mendongak keatas menarik panjang nafasnya lalu di hembuskan nya lembut

"Aku sudah menunggu selama 25 tahun untuk ini, berkurangnya kekuatan bulan maka bersamaan dengan bangkitnya kekuatan vampire yang sudah lama terkurung " ia beranjak dengan Langkahnya yang mengarah pada sebuah buayan yang berisikan seorang bayi perempuan dengan iris mata merah darah menyala

Tangannya tergerak untuk menggendong bayi itu "Dan kau akan menjadi wadah kebangkitan kekuatan klan vampire.."

"Putriku "

゚+.゚⚚❇⚚ +。♪

6 After month

Kaki kecil itu terus melangkah masuk lebih dalam kedalam hutan. Surai putihnya yang begitu mengkilau terkena cahaya bulan purnama begitu memukaukan mata. Memudahkan siapapun menemukan lokasi nya. Tapi yang satu ini memang sudah mengikuti gadis ini sejak memasuki hutan.

Merasa ada pergerakan  di belakangnya, dengan naluri vampire yang mendarah daging di dalam dirinya, ia langsung berbalik bersiap menyerang. Tapi naas, tangannya sudah terlebih dulu ditahan, sosok yang menahannya itu mendorong tubuhnya hingga punggungnya membentur pohon besar di belakangnya

Ia memejamkan mata sejenak saat merasakan nyeri di punggung akibat benturan itu. Merasakan nafas halus menerpa wajahnya, pun membuka matanya. Pandangan pertama yang ia lihat adalah manik cognac yang menyala ditengah gelapnya malam. Shit! Kenapa cepat sekali

"Gue udah bilang buat istirahat di kamar kan? Kenapa keluar?" Suara berat itu sungguh membuat degup jantung gadis ini bertambah. Namun gadis ini seperti mendadak lupa caranya berbicara

Melihat tak ada jawaban yang akan di berikan membuat lelaki bertubuh tegap ini mengangkat sebelah alis nya "Mendadak bisu? "

Lelaki itu mengangguk mengerti "Oke.. kira-kira hukuman apa yang cocok buat lo?" Tangan kekarnya terangkat menyingkirkan daun kering yang menyangkut di rambut sang gadis. Membuat sang gadis terkesiap atas tindakannya

"Mungkin akan kita pikirin saat udah sampe di mansion. Ayo kita pulang kelinci nakal" ia langsung mengangkat si gadis di bahu kanannya berjalan kembali ke mansion

"Gue.. lepasin gue. Lo gak bisa gini.." kalimatnya melemah disusul dengan kesadaran nya yang makin menipis "Keir.." lirihnya, sebelum pandangan nya menyatu dengan pekatnya malam

Keir tersenyum tipis "Of course I can" ia mempercepat langkahnya ingin segera mengurung sang gadis hanya untuknya

"Amaia.. amaia.. amaia" gumamnya terus mengucap nama gadis yang sekarang sudah berada dalam genggamannya

Ia bersumpah ia tidak akan membiarkan amaia meninggalkan nya. Amaia harus terus berada di sisinya, berada dalam genggamannya, dalam dekapan nya..

Dalam kendalinya

NEW GENERATION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang