CHAPTER XXVII

18 3 0
                                    

Jalanan lurus dan sepi adalah jalan kesukaan 2 manusia yang sekarang sedang membelah jalanan  dengan kecepatan tinggi nya. Jalanan sepi itu seperti memberi akses pada si pengemudi untuk melajukan motornya

Rilian memajukan wajahnya hingga berada di samping wajah keir "Keir!" Panggil rilian dengan lantang karena terhalang oleh suara angin

Keir sedikit menoleh tanpa mengalihkan fokusnya dari jalan "Apa!"

"Keir!

"Apa!!"

"Keir! "

"Apa anjing! " Umpat keir kesal

Rilian tertawa kecil, entah kapan menjahili keir sudah menjadi hobinya "Hehe.. nanti malem keluar yokk"

"Kemana? Ngepain?" Walaupun bukan pertama kalinya mereka pergi keluar saat malam, tapi kemana mereka pergi patut ditanyakan. Apalagi jika yang mengajak duluan adalah rilian

"Panen" keir tertegun sejenak, setelahnya senyum tipis terbit di bibir ranum keir yang tersembunyikan oleh helm fullface nya

Keir tak menjawab tapi rilian tahu kalau keir menyetujui nya. Ia bisa melihat tatapan senang dari manik keir. Kaca helm yang tidak di tutup membuat rilian bisa melihat lewat kaca spion. Ia sudah hafal makna tersirat dari setiap tatapan yang di tunjukkan oleh keir lewat manik nya itu. Termasuk saat ini, ia senang keir masih mengingat kenangan receh mereka

꧁ᬊᬁ𝓥 ᬊ᭄꧂

00.06 pm

Sesuai dengan rencana, kedua remaja ini sudah siap dengan pakaian santai nya. Hari ini rilian menginap dirumah keir, setelah pulang sekolah tadi rilian dan keir langsung kerumah keir. Rilian tidak mengambil baju dulu karena ada beberapa bajunya disini. Toh dia juga sudah sering menginap disini

"Buruan anjing! " Ucap keir, saat ini mereka berdua ada di dapur. Mereka memutuskan akan keluar menggunakan pintu belakang. Namun saat keir sudah di ambang pintu ia tidak merasakan seseorang dibelakang nya, saat ia berbalik memang tidak ada siapa-siapa. Ia mengedarkan pandangannya dan melihat rilian yang sedang menuang air ke gelas

"Bentar gue minum dulu" rilian menghabiskan setengah air itu lalu ia memberikan nya pada keir yang segera disambut lalu meminum habis air digelas yang sama dengan rilian

Setelah itu mereka segera keluar tak lupa menutup pintu. Mereka berjalan dengan santai karena sekarang sudah tengah malam jadi kebanyakan semua orang sudah tidur.

Setelah sampai di kebun pak samad, mereka langsung menatap kebun itu dengan mata berbinar. Umbi-umbi itu sudah siap panen, sepertinya rilian mengajak keir di waktu yang tepat

"Gue pengen ubi kuning deh" rilian menunjuk ubi kuning yang berada disamping kanan keir

"Gue juga lagi pengen ubi kuning " ucap keir sambil menatap ubi kuning tersebut "Kita ambil ubi kuning aja gimana?" Tanya keir

Amaia mengangguk semangat "Gue bantuin " keir sontak menahan rilian yang hendak membantu

"Lo bersihin ubi nya aja terus masukin ke totebag " rilian menurut, ia berjongkok sambil memainkan dedaunan atau apa saja yang bisa di mainkan sembari menunggu keir selesai menyabut ubinya

Keir menyabut 2 tangkai ubi kuning lalu mengoyangkannya menghilangkan tanah yang bisa ia hilangkan. Untuk ubi yang masih ada tanah akan dibersihkan lagi oleh rilian. Rilian pun memasukkan 7 buah ubi dari 2 tangkai yang sudah dicabut

"Dah yokk balik" ajak keir sambil menenteng tas totebag yang berisi ubi

Rilian mengangguk, ia menoleh kebelakang "Makasih ya pak samad " mereka pun melanjutkan perjalanan pulangnya setelah panen kecil mereka

NEW GENERATION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang