CHAPTER XXI

17 3 0
                                    

Woylah vote dulu kali ( ̄~ ̄;)
Kalo gak vote harus follow!
Kalo gak ada jejak, ku santet kau wahai para pembaca goib!
Dengan kekuasaan ayat-ayat allah, Bismillahirrahmanirrahim ku kutuk kau jadi bajing!

゚+.゚⚚⚚⚚ +。♪

Di negara negeri susu dan madu, sebagian mayoritas penduduk nya pasti memiliki pekerjaan atau kegiatan apapun itu yang akan dilakukan. Tapi mungkin untuk yang memiliki tingkat kebosanan yang tinggi, memiliki pekerjaan pun rasanya seperti sedang mencorat-coret secarik kertas

Persis seperti yang dilakukan oleh lelaki tampan bernama diego

"Aku sungguh ingin pulang, aku bosan, tidak ada kerjaan, kita hanya menunggu disini melakukan sesuatu yang sama sekali tidak berguna " yah.. mengurus perusahaan terbesar di swiss pun ia anggap hal yang tidak berguna

"Kita akan kembali ketika 3 hari sebelum perang itu terjadi. Sekarang biarkan mereka yang urus sendiri, sisanya kita akan ikut turun " ucap liora tetap fokus pada berkas dokumen ditangannya

Diego mendengus sebal "Saat hari itu tiba kau pasti akan bertemu dengan dambaan hatimu itu" liora mengernyit tidak mengerti, memang ia memiliki pacar dulu?

"who do you mean?" lagi-lagi diego mendengus, kakak nya ini sengaja lupa atau memang lupa?

"Apa kau mau aku mengingatkan nya lagi? Mengingatkan Saat kau selalu senyum sendiri setiap hari persis seperti orang gila di lampu merah itu?" Gila bukan berarti gila yang agresif, hanya sering senyum-senyum sendiri. Dan diego sering melihatnya Saat lampu merah jalan ke kantor nya

"Itu sudah lama diego, aku bahkan tak ingat bagaimana wajahnya " liora menjawab dengan tenang, tapi diego masih tetap memasang wajah mengejek tak percaya

"Uh__ huh" ucapnya disertai senyum mengejek

⚜⚜⚜⚜⚜

Sedangkan di negeri matahari terbit dari banyak nya siswa di Wisdom Oak university 1 diantara nya ada salah satu siswa yang juga menyandang marga hecate

"Bagaimana kabar adik-adik mu?"

"Baik" jawabnya singkat dengan tatapan yang masih terpusat pada buku yang dibacanya

"Ku dengar kau memiliki adik perempuan lagi?" Deheman dari orang yang ditanya menimbulkan raut wajah sumringah dari si penanya

"Bagaimana wajahnya? Ah tidak!, apa dia single?" Ia salah jika bertanya Bagaimana rupa adik dari sahabatnya, orang tuanya saja luar biasa parasnya

Yasha mendelik sinis "Kalaupun iya aku tidak akan membiarkan nya dekat dengan mu "

"Terserah lah, Mungkin aku akan pendekatan dulu dengan nya, apa makanan favorit nya? Hobinya? Apa dia punya alergi? Apa dia-"

"Atlas enough " ucap yasha lelah, ia tidak Bercanda, tugas dan pekerjaan yang menumpuk pun kalah rasanya jika dibandingkan dengan lelahnya berbicara dengan mahluk satu ini

"Hehe sorry, kau tidak boleh terlalu posesif terhadap adik mu, dia berhak memiliki seseorang untuk mengisi hatinya "

"Hati nya sudah mati, lagipula orang itu sepertinya sudah ada dekat amaia " ucap yasha kembali fokus dengan bukunya

"Lalu dirimu sendiri? " yasha menatap bingung oleh pertanyaan dari Atlas "Apa kau ingin menjadi perjaka tua yang tidak menikah-menikah sampai ubanan? " lanjutnya, yasha mendengus pelan

"Aku tidak akan pernah tua atlas"

"Tapi apa kau benar-benar tidak berpikiran mencari pasangan?" Tanya Atlas uang ke Sekian kalinya

"Aku tidak minat "

"Aku tidak minat "

Yasha mendelik kearah Atlas lalu mengalihkan nya kebuku nya kembali, sedangkan Atlas ia sudah tahu, setiap ditanya tentang perempuan, mencari pasangan, ia selalu menjawab 'tidak minat'

Ia bahkan sampai hafal

Tadi saja dia menjawab berbarengan dengan jawaban yasha, Atlas juga sekalian menirukan nada dan lagam suara yasha

"Bagaimana ada vampir tidak memiliki hasrat pada wanita?" Gumam Atlas

Untuk sekedar informasi, kalau Atlas juga seorang vampir

⚜⚜⚜⚜⚜

"Jadi klan Arktik masih mengirim surat perdamaian? " para petinggi mengangguk, si pria terkekeh sinis "Ternyata mereka masih bersikeras dengan rencana konyol mereka"

Kepalanya mendongak sembari memejamkan mata "Hah~ sudah lama aku tidak berkunjung, mungkin aku akan menyempatkan waktu untuk menjenguk teman lama kita"

"Apa orang yang memata-matai adik-adik ku mendapatkan informasi yang mereka inginkan? " Tanya nya dengan mata yang masih terpejam

"Sejauh yang saya tahu, mereka hanya mengawasi pergerakan para nona dan tuan muda. Tapi yang paling mereka awasi adalah nona muda amaia" jawab pria yang berada di samping kanan si pria yang masih terpejam

"Adik ku satu itu, aura nya memang terlalu memikat"  si pria membuka matanya lalu beranjak meninggalkan kursi kebesaran nya

"Awasi mereka, aku akan menemui teman lama kita" si pria berjalan hendak meninggalkan ruangan

"Anda akan pergi sendiri tuan muda tristan? " pria yang bernama tristan itu menghentikan langkahnya, tanpa berbalik senyum seringai
lolos begitu saja di bibir ranum tristan tanpa di ketahui salah seorang pun

"Ya " tristan kembali melanjutkan langkahnya   dengan masih mempertahankan smirk nya "Sendiri " setelahnya tristan benar-benar menghilang dari netra orang-orang yang ada di dalam ruangan

⚜⚜⚜⚜⚜

"Tuan, tuan muda hecate datang kemari" amethist menoleh dengan alis berkerut, ia sudah lama tidak melihat anak sulung dari musuhnya itu

"Tristan? Untuk apa ia kemari?" Tanya amethist

"Dia mengatakan ingin bertemu dengan anda tuan" amethist menghela nafas ia sebenarnya tidak ingin bertemu dengan orang dari klan musuh, tapi tak ayal ia juga beranjak dari duduknya

"Aku akan menemuinya " mungkin ada sesuatu yang penting

Sesampainya di ruangan yang di gunakan untuk menyambut tamu, ia langsung di hadapkan dengan wajah ramah si tamu, tristan. Wajah ramah dibalas wajah dingin si tuan rumah, Yeah tidak heran

"Ah~ apa kabar tuan amethist?" Basa-basi menanyakan kabar, sebuah Tata krama yang baik bukan?

"Mau apa kau datang kemari? " tristan menghela nafas pelan saat pertanyaan nya dijawab lagi oleh pertanyaan

"Kabar ku baik tuan " sebuah sindiran? Yeah ia tahu, si vampir itu sudah berbaik hati menanyakan kabar nya, tapi ia balas dengan begitu sarkas dan dingin. Tapi ia juga tidak merasa bersalah dengan itu

Memang beda pemikiran serigala satu ini

"Bisa langsung ke intinya? Waktu ku terbatas" ucap amethist to the point

"Kita sudah lama tak bertemu, apa kau tak merindukan ku?" Tanya tristan dengan raut wajah yang dibuat sesedih mungkin

"Kita sudah tak ada interaksi apapun lagi Setelah 500 tahun silam" jawab amethist benar adanya

"500 tahun lalu.." gumamnya "Hari saat wanita pertama yang paling ku cintai pergi dari dunia ini.." pandangan nya mulai mengabur "Dan kau membunuh nya.."

"Kau membunuh ibuku" Akhirnya air mata yang sejak tadi ia tahan lolos dengan begitu mudah dari kelopak matanya. Ia sangat sensitif jika berhubungan dengan sang ibunda

"Sayang hidupmu sangat hampa, seandainya ada seseorang yang berarti dalam hidupmu, aku akan berbaik hati untuk membuat ia juga merasakan apa yang pernah kau lakukan dulu" ucapnya dengan senyum yang tadi sempat hilang

"Mungkin ada, tapi itu bagian adik ku. Sesekali ia harus bersenang-senang.." senyum nya semakin melebar sambil menatap amethist "Aku kakak yang baik bukan?"

NEW GENERATION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang