CHAPTER XIX

14 3 0
                                    

"Amaia! Kayanya gue nemu nih! Coba sini liat!" Seru keir memanggil, amaia langsung menghampiri keir ke tengah Sungai

"Mana?" Tanya amaia, keir menoleh "nih, ini bukan?" Tanya keir kembali meneliti tanaman di depannya ini

Kepala amaia menunduk mengamati setiap seluk bentuk pohon ini mengikuti keir yang juga sedang memutari dan mengamati pohon ini juga. Entah berapa lama mereka melihat pohon ini, yang pasti mereka terlalu larut dalam mengagumi keindahan pohon ini sampai tak sadar kalau wajah mereka berdekatan

Saat mereka menoleh sungguh wajah mereka sangat dekat, hidung mancung mereka saja hampir bersentuhan, nafas hangat keduanya sampai begitu terasa di wajah masing-masing, mereka mematung sesaat dengan wajah yang masih menatap satu sama lain, menyelami pikiran masing-masing dengan manik black diamond milik amaia dan light hazel keir yang sepertinya enggan bergerak barang sedikitpun, seolah mata itu lebih menarik dari apapun.

Amaia mengerjap polos lalu mengalihkan tatapannya ke arah lain, keir berdehem pelan menghilangkan kegugupan yang melingkupi keduanya. Keir kembali bersuara memecahkan keheningan yang entah mengapa terasa sangat canggung begini

"Ini boleh dibawa?" Amaia menoleh lalu menatap kembali ke pohon itu setelah itu mengangguk "boleh, tapi usahain tangan lo jangan kena daun yang beku itu sama waktu lo ngambil sekaligus sama akarnya, jangan di patahin"

Tangannya tertahan di udara saat akan mengambil pohon tersebut "Kenapa?" Tanyanya menoleh pada amaia

"Lo gak bakal mau tau" ujarnya mengundang guratan halus di dahi keir

"Nanti gue jelasin waktu kita udah pulang, sekarang kita balik, yang lain pasti nungguin kita" ucapnya lalu berdiri di susul oleh keir dengan membawa pohon beserta akarnya tersebut di sebelah tangannya

Mereka berjalan beriringan menuju tempat mereka dan yang lainnya kumpul sebelum mencar mulai mencari, dan syukurlah mereka semua ada disini, mungkin mereka habis kembali, terlihat mereka begitu berkeringat dan sangat lelah sampai bima dan kevin duduk selonjoran di tanah dengan nafas yang masih tersengal-sengal

"Loh kok lo pada barengan? Bukannya tadi amaia pergi duluan ya?" Tanya kevin bingung

"Kita ketemu di Sungai sana, terus kita cari bareng, sekalian aja kita bareng kesini daripada ada yang nyasar" ucap amaia

"Oh gitu, Eh btw lo pada liat Paul gak? Gue dari tadi gak liat dia"

"Ya jelas lah lo gak liat gue, orang gue sama lo kan beda arah" sahut Paul tiba-tiba keluar dari dalam hutan

"Lo habis darimana sih? Kek anak kecil aja lo pake acara ilang segala" Tanya bima

"Gue bukan ilang, gue habis angkat telepon"

"Oh oke lah! Kuylah balik!" Seru Kevin heboh

Mereka pun beranjak meninggalkan tempat, sekarang mereka tengah berjalan menuju keluar dari dalam hutan

"Sekarang udah sore bentar lagi malam, kita lanjut observasi nya besok aja, hari ini kita udah dulu, lagian tanaman nya udah ada" ucap amaia

"Setuju! Badan gue capek banget sumpah, udah kek bubblewrap yang di pelintir gitu bunyi peletuk peletuk, kalo ini keretek keretek" ucap kevin sambil memasang raut wajah sedih yang membuat yang lain tertawa melihatnya

"Kok kek merek rokok ya? Kretek" sahut bima

"Ya ini kan tulang gue yang bunyi "

Sekarang mereka sudah keluar dari dalam hutan, bersiap pulang ke rumah masing-masing untuk segera mengistirahatkan tubuh mereka, sebelum mereka menaiki kendaraan amaia kembali bersuara

NEW GENERATION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang