Si Anjing

363 67 4
                                    

Arjuna dan Genta pergi ke sekolah. Mereka diantar oleh Gani, sedangkan Gendhis setelah dilamar Bumi, pria itu mengirim pengawalnya untuk mengantar Gendhis.

Arjuna akhir-akhir ini banyak berpikir, sejak ia menggambar waktu itu. Gambar tersebut ia simpan di dalam map foldernya, menganggap itu hanya bayangan semu sekalipun ia menggambar dengan tangannya sendiri.

"Jun!" Seru Bagus teman Arjuna

"Hei."

Arjuna sebenarnya anak yang introvert, ia hanya terbuka dengan Bagus.

"Baca berita gak?" Tanya Bagus

"Berita apa?" Tanya Arjuna sambil meletakkan tasnya di kursi miliknya.

Semua gadis disana tidak ada yang tidak terpesona oleh Arjuna. Arjuna adalah tipe pria yang berwajah imut, bahkan jarinya pun lentik. Tapi sekalipun ia imut, Arjuna tak bisa diremehkan. Ia sudah mencapai sabuk biru di ekskul taekwondo. Ya semacam imut-imut ganas lah. 😌😌😌.

"Akhir-akhir ini banyak kebakaran, tapi aneh banget." Kata Bagus

"Aneh kenapa?"

"Kebakarannya tu apinya kayak ngebentuk sesuatu." Kata Bagus

"Lah kok bisa kamu nyimpulin gitu?"

"Aku liat, kemarin tetangga aku rumahnya kebakaran tapi cuma satu tempat aja, gak ngejalar gitu loh."

Arjuna berpikir. Memang akhir-akhir ini di sekitarnya banyak kebakaran yang tidak tahu darimana asalnya. Yang bahkan ada beberapa orang saksi mata ketika diwawancarai oleh wartawan, mereka bilang api itu seolah loncat ingin menyergap warga.

Mungkin cuma perasaan Bagus aja. Kata Arjuna dalam hati.

👻👻👻

Bumi berkacak pinggang di ruang kerjanya. Ia membaca buku itu, meresapinya. Sepanjang ia hidup dengan Mbah Kliwon, ia tak pernah melihat makhluk halus seperti iblis. Bagaimana bentuknya pun ia belum pernah melihat.

"Jayeng!" Panggil Bumi

Tak berapa lama, Jayengrana masuk ke dalam ruangan Bumi dan memberi hormat.

"Ada yang bisa saya bantu, ndoro?" Tanya Jayengrana

"Ceritakan apa yang terjadi dengan Kanjeng Ibu dulu."

"Saya tidak tahu pasti, karena saat itu saya belum lahir, saya hanya mendengar cerita dari mulut ke mulut para abdi dan pengawal saja, ndoro."

"Ceritakan saja. Saya mau tahu."

"Itu dimulai ketika Raden Ayu Damara hamil anak pertama. Yaitu anda, ndoro. Mungkin karena Raden Ayu Damara memiliki kekuatan yang sangat besar, yang bahkan ia sendiri tak bisa mengontrolnya. Sejak beliau hamil, sebuah wabah menyerang daerah ini, yang membuat warga sebagian besar meninggal. Ada seorang dukun terkenal yang mengatakan bahwa anda adalah titisan iblis, maka itu banyak warga yang menginginkan kematian Raden Ayu Damara."

"Apa kamu pernah melihat iblis, Jayengrana?"

"Sepengetahuan saya, anda pernah diminta oleh sesosok iblis, bermata kuning, untuk menggantikannya di dunia bawah."

Bumi membelalakkan matanya, terkejut atas kenyataan itu.

"Rumornya, Raden Ayu Damara dulu hampir menjadi pengantin iblis, namun Raden Mas Kertajaya melawan iblis tersebut, melindunginya sampai sekarang. Maka dari itu rumah ini ditamengi dengan sebegini kuatnya."

The CousinsWhere stories live. Discover now