Bala Bantuan

370 61 3
                                    

Mahesa tersenyum dan ia duduk di kursi yang sama dengan Damon duduki tadi.

"Kenapa?" Tanya Mahesa dengan angkuh

"Mas? Mas ini Mas Hesa?" Tanya Arjuna

Bara dan Genta mencoba bangun. Mereka berjalan tertatih mendekati Arjuna, dan tercengang dengan apa yang ada di hadapannya ini.

"Hes? Kenapa Hes?" Tanya Bara kecewa sambil memegangi dadanya yang linu luar biasa.

"Saya ingin mendapat tempat yang lebih baik daripada kalian." Kata Mahesa

"Maksudnya apa?" Tanya Genta

"Kehidupan saya tidak sebaik kalian. Orang tua saya tidak sekaya kalian. Saya ingin mendapatkan hidup lebih baik."

"Astaga Hesa. Apa yang ada di pikiran kamu? Hatimu segitunya sama kita?" Tanya Bara

"Diam!!" Mahesa mengayunkan tangannya, akibatnya Bara kembali terlempar.

"Mahesa! Cukup!!" Seru Bumi geram.

"Anda sudah tua bangka, jangan ikut campur!"

Bumi tidak siap, ia merasa dadany sesak, jantungnya sakit seperti diremas.

"Om!! Om Bumi!!" Seru Genta dan Arjuna

"Bumi!" Raden Mas Kertajaya panik, dengan marah ia mengucapkan doa dan menyerang Mahesa.

Cengkraman di jantung Bumi terhenti. Ia terbatuk-batuk, dan menghirup udara dengan rakus.

"Apa maumu sebenarnya, Mahesa?!" Seru Bumi dengan marah

Mahesa yang di hadapan mereka bukanlah Mahesa. Ia berbeda dari yang mereka kenal.

"Dia sudah menjadi bagian dari kami, sejak darahnya bersatu denganku." Kata Damon

"Darah?" Tanya Arjuna

Mahesa merasa ada yang aneh dengan dirinya. Ia memegangi kepalanya, dan sebuah suara muncul disana.

Lawanlah Mahesa. Kembalilah pada keluargamu. Ini salah Mahesa.

Damon tak terima ketika Mahesa mulai sadar akan pengaruhnya, ia meremas pundaknya dan menyalurkan energi keiblisan pada Mahesa, sehingga pemuda itu terpengaruh kembali.

Hal itu diamati oleh Bumi juga para pemburu. Mahesa akan sadar jika Damon  dibasmi lebih dulu.

"Dengarkan, kita harus membasmi Damon, dia akar dari semuanya. Kita gunakan semua senjata kita." Kata Gusti

"Aku ikut." Kata Arjuna

"Jangan, kamu masih kecil." Kata Kala

"Tapi aku punya ini om." Kata Arjuna menunjukkan sebuah tombak kecil di lengannya.

Raden Mas Kertajaya dan Bumi tercengang melihat benda yang ada di tangan Arjuna.

(Jadi dulu Bumi mati suri karena tombak kecil itu ada di punggungnya. Tombak itu memberontak dan berubah jadi naga putih dan Bumi juga leluhurnya ngelawan naga itu, sampai tombaknya hancur berkeping-keping. Setelah sekian lama baru ketemu lagi. Mereka kaget karena tombak itu kembali. Cerita ini ada di buku Bumi, tapi udah aku unpublish)

"Kamu, dapat itu darimana, Jun?" Tanya Bumi

"Sekarang gak penting kayaknya om kit ngomongin itu. Mending kita cari cara gimana nyelamatin Mahesa."

Mereka memandang ke arah Mahesa dan Damon.

"Apa masih lama diskusinya?" Tanya Damon

"Oh ya, saya mau menunjukkan sesuatu." Kata Damon lagi

The CousinsWhere stories live. Discover now