The Hunters

423 82 30
                                    

Bara menyetir dengan perasaan gamang, ia mendengar dengan jelas bagaimana perasaan Lyla padanya sebelum ia terbakar.

Ketika sampai di rumah, ia segera memarkirkan mobilnya dan masuk ke dalam.

"Cieee yang baru nge date? Gimana? Lancar?" Tanya Damar yang sedang makan buah bersama istri cantiknya di depan tv.

Bara tersenyum kecut, lalu merebahkan dirinya di kursi. Ia menyomot satu anggur dari piring yang dibawa Sekar dan mendapat geplakan keras dari mamanya itu.

"Cuci tangan dulu! Dari luar bersih-bersih dulu, bawa setan kamu tu.' kata Sekar

"Iya, bener juga sih ma." Kata Bara lalu beranjak dan segera naik ke kamar.

Bara literally bertemu setan tadi, iblis malah. Dan nurutnya Bara membuat Damar juga Sekar berpandang-pandangan aneh. Biasanya papa dan anak itu akan berdebat, sedari kecil memang sudah seperti itu, tapi malam ini beda.

"Dia kenapa sayang?" Tanya Damar sambil menerima suapan semangka dari istrinya.

"Ndak tau. Apa ditolak sama teman kencannya tadi?"

"Bara? Ditolak? Seganteng itu?" Tanya Damar

"Ya memangnya cinta diterima karena wajahnya ganteng? Khn gak mas."

"Iya sih, aku yang ganteng gini aja dulu ditolak tiga tahun sama istri cantikku ini." Kata Damar sambil memandang Sekar mesra

Sekar terkekeh.

"Sekarang, udah punya dua anak. Gimana? Gak nyesel khan nikah sama aku? Yang bisa bikin merem melek setiap malam?"

Sekar membelalak.

"Mas ih!!"

Damar tergelak karena melihat Sekar salting.

Bara selesai mandi, dan ia menuju ke dapur, mengambil minum lalu menenggaknya sampai habis. Ia terdiam disana sambil memandang gelas yang ia pegang.

Sekar menepuk lengan Damar, dan menunjuk Bara dengan dagunya.

"Bara." Panggil Damar

Bara terkesiap.

"Ya pa."

"Sini ngobrol." Kata Damar

Bara menghela napas, ia meletakkan gelasnya di wastafel lalu berjalan ke ruang tv dan duduk bersama orangtuanya.

"Pa, besok minta duit ya." Kata Rinjani tiba-tiba keluar dari kamar dan mendekati orangtuanya

"Elahhhh ini anak gadis satu, mau kemana coba?"

Rinjani nyengir.

"Mau nonton pa sama temen-temen."

"Dih, pake duit ndiri lah."

"Iya, tapi uang jajannya kurang." Kata Rinjani cemberut

"Papa kasih cepe besok."

"Dih pa tambahin kek. Ya, papa ganteng."

Sekar tak bisa tak tersenyum melihat putrinya merayu suaminya segitu rupa.

"Dari dulu emang papa ganteng."

Rinjani mengerucutkan bibirnya.

"Iiihh papa."

"Dua ratus, take it or leave it."

"Okeeiiiii." Kata Rinjani segera beranjak

"Hei hei hei, makasihnya mana?"

"Makasih papa Damar gantenggg." Katanya dengan manis lalu masuk ke kamar.

The CousinsWhere stories live. Discover now