Pria Lain

339 58 5
                                    

Mahesa terdiam di kamarnya, ia memikirkan kata-kata iblis yang sempat mengganggunya waktu itu.

"Kau sangat disukai oleh Damon."

Siapa Damon? Kenapa dirinya disukai oleh seseorang yang bernama Damon?

Semua itu berputar di kepala Mahesa, bahkan ia terkejut dengan Bryan yang bisa berubah seperti itu karena iblis.

Kemarin setelah iblis itu keluar dari tubuh Bryan, Bumi membersihkan tubuh temannya itu. Hasilnya Bryan muntah, dan muntahannya berwarna hitam pekat lalu berbau busuk.

Bumi juga membersihkan para sepupu, tidak boleh ada yang terlewat. Karena jika itu terjadi, Bumi takut ada anggota keluarga yang terkena imbasnya.

Semakin dipikirkan, Mahesa semakin tak paham. Ia akhirnya menutup mata dan pergi tidur.

Seorang pria bermata kuning duduk di kursi belajar Mahesa, memperhatikan pemuda itu yang tertidur lelap.

"Kamu adalah orang yang tepat." Kata pria itu

Mahesa terbangun, namun bukan di kamarnya. Ia terbangun dan sedang duduk di atas singgasana. Kursi kebesarannya berwarna hitam dan ia menggunakan jas, juga ada sebuah cincin emas di kelingkingnya. Cincin itu bergambar sesuatu, mungkin sebuah lambang atau entahlah.

Mahesa memandang ke kejauhan, sekelilingnya berwarna merah, tandus, dan terdengar beberapa jeritan memilukan.

"Tuan." Kata seorang lelaki berperawakan tampan, berambut putih.

Siapa dia? Tanya Mahesa dalam hati.

"Oziel, bagaimana tugasmu?" Tanya Mahesa dengan suara yang berbeda dengan miliknya selama ini.

Oziel? Siapa Oziel? Aku kenal?

"Sudah tuan Mahesa, hamba sudah melaksanakan titah tuan yang meminta hamba untuk mempengaruhi manusia untuk mengakhiri hidup mereka jika mereka sedang depresi dan ketakutan."

Mahesa tersenyum miring.

"Bagus Oziel. Dan berapa yang sudah berhasil kau ambil?"

"Sampai saat ini sudah ada lima puluh orang."

Mahesa tertawa senang.

Apa? Tunggu tunggu, apa maksudnya? Siapa aku? Tuan Mahesa? Dimana aku? Tidak! Aku harus pergi dari sini.

"Haaahh!!!" Mahesa terbangun dengan tubuh basah kuyup.

Mimpi apa ia barusan? Dimana tempat itu?

Mahesa mengusap wajahnya kasar, ia beranjak dari tempat tidur dan keluar mengambil minum.

Sementara pria bermata kuning itu muncul kembali ke kamar Mahesa dan tersenyum senang.

👻👻👻

Hari pernikahan Gendhis dan Bumi akan segera tiba. Mahesa dan para sepupu sangat sibuk. Mereka juga harus fitting baju, lalu mengikuti gladi bersih upacara adat yang akan diadakan oleh kakak sepupu mereka itu.

Bumi dan Gendhis saling berpegangan tangan, mereka melakukan gladi bersih bersama di sebuah aula hotel. Rangkaian acara itu sangat melelahkan, karena Bumi mengharapkan pernikahan yang sakral. Lagipula pria itu berdarah biru, mana mungkin hanya acara pernikahan biasa.

"Istirahat sebentar boleh gak mas?" Tanya Gendhis dengan tatapan memohon

Bumi tersenyum dan mengangguk.

The CousinsWhere stories live. Discover now