Pendatang Baru

484 59 6
                                    

Arjuna sampai di base camp bersama dengan Mas Handi.

"Mas, di kulkas ada air, ambil aja."

Mas Handi yang masih syok, hanya diam dan duduk di kursi bar. Arjuna sibuk menelepon saudara-saudaranya meminta mereka segera datang ke base camp, tapi ketika ia mencoba menghubungi Mahesa, selalu saja tidak bisa.

"Duh kenapa Mas Mahesa gak bisa dihubungin?" Tanya Arjuna khawatir.

Mas Handi mengambil minum dari kulkas, dan meneguk air mineral itu dengan cepat.

"Apa itu tadi Juna?" Tanya Mas Handi

Arjuna memandang Mas Handi.

"Saya mengira itu adalah iblis."

"Iblis???"

"Ya, mereka mulai menyerang ke dunia manusia. Saya tidak tahu dimana asal muasal mereka kenapa bisa datang ke dunia, tapi saya yakin ada portal terbuka di sekitar sini."

Mas Handi mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Arjuna.

"Nanti sepupu-sepupu saya akan datang, saya mau ke kamar mandi dulu."

Mas Handi mengangguk. Ia kembali duduk.

Tok..tok..tok..

Sebuah ketukan mengagetkannya.

"Oh mungkin itu sepupu Arjuna."

Mas Handi beranjak, ia membuka pintu.

"Ya?"

Mas Handi terkejut karena di hadapannya ada seorang wanita dengan mata yang menghitam, lalu tersenyum menyeringai. Mas Handi akan kabur, namun terlambat, wanita itu memegang kedua pundaknya dan merubah dirinya menjadi asap hitam lalu merasuk ke tubuh Mas Handi.

Arjuna sedang mandi, ia melihat lengannya bersinar dan berdenyut, karena tombak itu ada disana. Ia harus bertemu dengan suami kakaknya itu, ingin menanyakan cerita detail tentang Bajadraka.

Tiba-tiba lampu berkedip-kedip, frekwensi suara terganggu ditandai dengan melengkingnya walkie talkie yang diletakkan di meja. Arjuna melihat ke arah lampu, ia segera menuntaskan mandinya, karena ia takut lampu itu meledak kemudian mengalirkan listrik.

Arjuna segera mengeringkan tubuh dan menggunakan pakaiannya. Ia keluar dari kamar, dan tak berapa lama listrik pun padam.

"Mas Handi?" Arjuna menuruni tangga sambil mengarahkan flash dari handphonenya.

"Mas?"

"Keeeekkhhhhh!!!"

Suara aneh itu mengganggu pendengaran Arjuna. Ia mengarahkan sinar lampu itu ke segala arah.

"Astagfirullah!!! Mas Bara! Genta!!" Arjuna tercengang ketika melihat Mas Handi mencekik kedua sepupunya sampai tubuhnya terangkat dari lantai.

Mata mereka berdua membelalak, menggapai-gapai, dan Mas Handi menyeringai dengan mata yang menghitam sepenuhnya.

"Mas Handi! Lepasin!!" Seru Arjuna sambil berlari.

Bukannya dilepaskan, mereka berdua di lempar dan menabrak tembok. Genta dan Bara terbatuk-batuk, leher mereka sakit, mata mereka memerah karena aliran darah yang mulai naik akibat cekikan tadi.

"Hahahahah, ohh sayang sekali, saudaramu tidak berhasil kubunuh." Suara Mas Handi berubah menjadi dua. Suara perempuan dan laki-laki.

"Siapa kamu?"

Mas Handi atau entah itu siapa namanya, ia duduk di kursi bar sambil menyandarkan sikunya ke meja.

"Namaku Eve, salah satu anak buah Damon."

The CousinsWhere stories live. Discover now