Mahesa sudah sangat lelah menahan makhluk yang ada di hadapannya ini. Jujur saja ia belum punya pengalaman dalam menghadapi iblis.
Awal kejadian adalah Bryan merasa ada yang memperhatikannya, dan tubuhnya juga tak bisa dikendalikan. Ia tahu harus meminta tolong pada siapa, namun seolah dirinya tak diijinkan untuk menghubungi Mahesa, tepat saat itu Mahesa menelepon, tapi lagi-lagi ia bukanlah dirinya. Suara dari dalam tenggorokan berkata tolong namun yang keluar adalah suara yang lain.
Lalu orang tua Bryan mendengar suara ribut dari kamar putranya tersebut, ketika mereka masuk, Bryan bukanlah dirinya. Wajahnya berubah, dengan seringai mengerikan. Ibunya segera melesat dan menelepon Pastor gerejanya.
Semakin iblis itu diusir, semakin ia meledek.
"Hahahahah kamu, jatuh cinta dengan kaum kami. Sungguh memalukan sekali." Iblis itu tertawa sambil menunjuk Bara. Bara terkejut. Raut wajahnya berubah pucat. Bagaimana makhluk itu bisa tahu?
"Bagaimana aku bisa tahu?? Hahahah , kami tau semua rahasia dunia ini bahkan rahasia di atas sana." Suara Bryan berubah, seperti suara nenek-nenek, dan wajahnya pun berubah tua.
"Dalam nama Yesus, enyahlah kau setan!!?" Kata Pastor tersebut sambil mengacungkan salib ke hadapan Bryan
Bryan tertawa meledek.
"Patung itu tidak akan mempan! Kami ini golongan terkuat!"
"Tidak ada kekuatan lain melebihi kekuatan Tuhan kami!" Pastor itu memerciki Bryan dengan air suci, namun tidak terkena.
"Semua yang ada di ruangan ini munafik! Kecuali kamu. Damon suka sekali padamu. Ikutlah denganku, maka anak itu akan selamat." Kata iblis itu pada Mahesa.
"Jangan macam-macam kamu iblis! Saya tidak akan ikut denganmu. Kaummu harus kami basmi." Kata Mahesa dengan berani.
"Hahahahah. Kamu tau? Kami sudah menyusup ke beberapa bagian dunia ini. Rasanya menyenangkan mengacaukan dunia manusia."
"Bryan! Nak! Kembalilah nak!" Seru mama Bryan sambil menangis tersedu.
"Diam kamu wanita brengsek! Masa lalumu tak ubahnya seorang pelacur! Kamu memiliki anak ini sebelum kalian menikah khan?" Seru iblis itu pada mama Bryan.
Orang tua Bryan terkejut, mereka berpelukan, karena tertampar dengan kata-kata sang iblis.
"Bayangkan kalau anak ini tahu, dia pasti malu seumur hidupnya punya orang tua yang tidak bisa menjaga napsunya."
"Hes tahan! Om Bumi udah sampe!" Kata Bara
"Jun, bukain pintu depan!" Kata Bara
Arjuna melesat menuju pintu depan, dan ia melihat Bumi dan Gendhis disana.
"Om, cepet, kacau banget di atas!" Kata Arjuna panik
Mereka berlari menuju kamar Bryan yang ada di lantai dua. Bumi terkejut, karena ia baru saja melihat sosok yang selama ini hanya ia lihat di film horor.
"Siapa kamu?" Tanya Bumi dengan tatapan menusuk
Bryan menyeringai dengan mengerikan.
"Wah wah wah, jagoan baru? Sok suci? Padahal tadi kalian berdua hampir bersetubuh sebelum kemari. Hahahahah."
Bumi dan Gendhis terkejut bukan main. Sepupunya semua memandang Bumi dengan tatapan marah. Tak disadari Bryan sudah ada di hadapan wajah Bumi.
"Kenapa tidak dilanjutkan? Bukankah semakin lama semakin enak? Ohhh... Mas Bumi...ohhh."
YOU ARE READING
The Cousins
HorrorEmpat sepupu, Bara, Mahesa, Arjuna dan Genta. Mereka adalah anak-anak dari Sekar, Ajeng dan Ning. Sewaktu liburan, mereka berkenalan dengan Bumi, yang sekarang menjadi om mereka karena menikah dengan Gendhis, kakak dari Arjuna dan Genta. Bumi menga...