[9] Pilihan

332 43 10
                                    

Wooseok memandangi yukgaejangnya. Setempat nasi yang juga masih tampak mengepulkan asap tipis, bersisian dengan mangkok batu hitam si yukgaejang. Sementara, potongan kecil kimchi berada di wadah kecil berbeda, diletakkan di sisi kanan atas, bersebelahan dengan segelas air mineral dan botolnya yang berisi setengah tepat di sampingnya.

Si laki-laki belum menyentuh makanannya. Ia hanya duduk, dalam posisi yang terlalu tegap. Sementara, kedua kakinya terlipat rapi di bawah meja.

Sesaat, ia menoleh ke sisi kirinya. Di meja yang cukup panjang ini, ia berbagi tempat dengan dua orang wanita Korea yang juga tengah menyantap makanan yang sama. Samar-samar Wooseok mencuri dengar bahwa salah satu dari wanita itu akan segera kembali ke Pohang dengan kereta malam hari ini. Sementara, wanita yang satunya lagi mengatakan bahwa akan lebih dahulu menginap di rumah sanak keluarganya, sebelum bertolak ke kota yang sama keesokan harinya.

Wooseok, lalu kembali mengalihkan konsentrasinya kepada si yukgaejang. Ia lantas menghela napas.

Sesaat ia mengulas balik ingatan pendek perihal mengapa dirinya berada di sini. Hanya sekiranya kurang dari satu jam yang lalu, ia masih berada di ruang rawat sementara Eunseo. Ia lalu pamit pulang, dan dalam renungan singkatnya mengenai mengapa ia masih memikirkan si perempuan-tak-bernama, Wooseok tidak sengaja bertabrakan dengan sekelompok orang Jepang. Orang-orang Jepang itu datang untuk berbelasungkawa.

Yang tak pernah diketahui oleh Wooseok-terlepas dari alam bawah sadarnya, yang entah bagaimana menuntun dirinya untuk mengikuti orang-orang Jepang itu, bahwa acara pemakaman yang tengah disaksikannya adalah pemakaman dari ibu sang perempuan-tak-bernama.

Perempuan itu, kini dikenalinya dengan nama Kim Hyeyoon.

Wooseok kemudian mengalihkan pandangannya, tak lagi ke arah yukgaejang di depannya. Matanya mencari-cari di mana Hyeyoon kini berada. Ia sibuk beredar, seakan meniti satu per satu pelayat yang berada di ruangan besar ini. Apakah Hyeyoon sudah berada di sini? Mungkin Hyeyoon masih berada di depan altar ibunya?

Tak merasa sedikit pun lapar, Wooseok berupaya bangkit, bermaksud mencari keberadaan perempuan itu. Meskipun upayanya terhalangi, ketika indera penglihatannya memberikan perintah bahwa Wooseok sebaiknya tetap duduk, karena ia mendapati Hyeyoon berangsur berjalan memasuki ruangan.

Si perempuan, dengan gestur lemah kembali memberikan salam kecil kepada beberapa orang yang dilaluinya. Ia tidak tersenyum, tetapi raut wajahnya memperlihatkan kesopanan.

Hyeyoon lalu berhenti di tengah-tengah ruangan. Sekilas, beberapa orang berlalu melaluinya-mengajaknya berbicara. Mereka mungkin bermaksud mengatakan bahwa mereka harus berpamitan. Lalu, Hyeyoon memberikan gestur lebih ramah. Tampaknya ia sedang mengatakan rasa terima kasihnya sudah dapat datang berbelasungkawa.

Lalu, setelah Hyeyoon tak lagi terdistraksi, Wooseok menyadari bahwa si perempuan tengah menyisir ke satu bagian ruangan. Arah pandangan matanya terus bergerak, perlahan meniti. Ia melakukan hal yang persis dilakukan Wooseok beberapa saat yang lalu. Hanya saja, Hyeyoon tampak lebih cermat melakukannya.

Dan, arah pandang matanya kemudian terhenti ketika Hyeyoon menemukan Wooseok. Si laki-laki duduk di jajaran meja nomor 5 dari tempatnya berdiri. Di samping laki-laki itu-sedikit berjarak, duduk dua orang wanita yang dikenali Hyeyoon sebagai salah satu teman kerja ibunya dulu.

Hyeyoon lantas memulai langkah pertamanya. Ia tahu ke mana dirinya akan pergi. Ia tahu, sebagaimana ia pun tahu bahwa Wooseok menyadari kedatangannya. Keduanya saling pandang, tak ada satu pun dari mereka tampak berusaha memutus tatapan.

Wooseok pun masih di posisinya-duduk dengan tegap. Sementara, Hyeyoon datang dengan langkah pasti. Perlahan, tetapi tak terlihat ia akan berlalu ke arah yang berbeda.

In The Mind's EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang