[10] Awal Mula

404 41 24
                                    

Suhu udara hari ini berada di angka tertinggi tiga derajat celcius, yang mana berangsur turun menyentuh angka minus dua derajat ketika waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Meskipun begitu, langit tampak cerah dan tidak ada tanda-tanda bahwa akan turun salju.

Normalnya, laporan cuaca akan memberikan informasinya jika ada kemungkinan turun salju di hari tertentu.

Tetapi, tanggal 3 Febuari 2023 ini tidak diberitakan demikian. Suhu udara masih dingin. Benar. Tapi untungnya, keadaan jauh lebih bersahabat.

Hari ini, adalah hari kembalinya Wooseok dan beberapa timnya dari perjalanan luar kota yang sejak beberapa bulan terakhir rutin dilakukannya. Tujuan utamanya adalah mensurvey lokasi untuk acara siaran TV yang akan dimulai pengambilan gambar pertamanya di pertengahan Maret nanti. Sementara, siaran pertamanya, akan ditayangkan di permulaan musim semi 2023.

Wooseok jauh lebih sibuk daripada biasanya. Jauh lebih sibuk daripada ketika ia masih berkecimpung pada acara siaran radionya. Setidaknya, dulu ia tidak perlu berpergian jauh, berkeliling dari satu daerah ke daerah lain.

Konsep acara yang ia hadirkan dulu, tidak perlu mempertimbangkan aspek keindahan alam. Tidak perlu pula mempertimbangkan proses penyuntingan yang begitu rumit jika berhubungan dengan tampilan visual sebuah acara.

Walaupun tidak bisa dikatakan pula bahwa siaran radionya mudah digarap, pekerjaannya kali ini jauh lebih kompleks. Namun, jauh lebih menantang.

Seluruh energi dan pikirannya terserap habis. Namun, ini menyenangkan. Lagipula Wooseok tidak pernah berpergian sesering ini di seumur hidupnya. Jadi, berkeliling negeri sembari bekerja merupakan satu hal yang menguntungkan.

Meskipun demikian, meski terasa pekerjaan Wooseok adalah dambaan begitu banyak orang, rasa letih itu tetap saja ada. Di sepanjang perjalanan pulang dengan KTX menuju stasiun Seoul, Wooseok yang telah menguras seluruh tenaganya di hari terakhir perjalanan kerjanya mengelilingi provinsi Jeolla Selatan, terlihat tertidur pulas.

Rasa hangat di dalam kereta, tidak lantas membuat Wooseok melepaskan jaket tebalnya. Ia terduduk di tempatnya, tersandar, masih dalam balutan baju dingin lengkap. Jika ditilik ulang, laki-laki ini sudah pasti tidak ingat bagaimana awalnya ia tertidur. Ia terlelap begitu saja tepat setelah menempati kursi KTXnya.

Suara-suara obrolan yang samar di antara rekan-rekan kerjanya pun tidak terindahkan. Ia terlelap begitu dalam, dan di dalam tidurnya tersebut, Wooseok kembali melihat si perempuan—Hyeyoon, sebagai penghuni tetapnya.

Tentu Wooseok tidak mengingatnya sama sekali ketika ia terbangun. Toh, itu adalah sesuatu yang awam terjadi. Di sepanjang hidup ini, ada berapa orang yang selalu dapat kembali mengingat seluruh mimpi yang dilihatnya setelah mereka terbangun?

Tapi tetap saja, pada intinya, Wooseok melihatnya.

Hyeyoon datang dalam berbagai situasi. Pernah satu kali Wooseok memimpikan si perempuan tengah duduk bersamanya, sembari terkoneksi dalam satu perbincangan panjang. Hal sesederhana itu yang mampu membuat Wooseok menyunggingkan senyum yang begitu lebar.

Lantas, ketika Wooseok terbangun dan seluruh ingatannya akan mimpi itu begitu saja terhapus, si laki-laki tidak menyadari bahwa tampaknya berkat satu mimpi itu, satu harinya terasa begitu lebih ringan untuk dilalui.

Jika saja Wooseok ingat sudah berkali-kali dirinya memimpikan perempuan itu setelah kali terakhir keduanya bertemu bulan November lalu, apa yang akan Wooseok pikirkan?

Apakah ia akan mulai berusaha lebih keras untuk mencari di mana perempuan itu berada? Bagaimana pula caranya. Ia hanya meninggalkan kartu namanya, berharap ada kesempatan ketika perempuan itu memutuskan untuk menghubunginya kembali.

In The Mind's EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang