•prolog

329 19 0
                                    

PRAKK!

"anak gak tau di untung!"

"jauh-jauh! saya gak mau lihat muka kamu"

"ayah.."

"jangan panggil saya ayah! lihat, gara-gara kamu putri saya luka begini!"

"tapi itu bukan salah devi, ayah.." ucap seorang gadis yang terhempas di lantai akibat tamparan sang ayah.

"udah, yah. kasian kak devi, bener kata kak devi ini bukan salah dia! ini semua salah lea yang keras kepala.." ucapan yang beriringan dengan isak tangisnya

SHERLY ARTIKA SRIDEVI, gadis yang kerap dipanggil devi dengan sejuta luka yang ia bawa di pundak kecilnya. seorang kakak dari lea.

LEA yang mempunyai hobby membuat masalah, namun parahnya ia tidak pernah mendapatkan hukuman dikarenakan ia pandai memutarbalikkan fakta dan mengkambinghitamkan kakaknya sendiri.

"enggak sayang, lea ga salah. anak ayah adalah gadis paling terbaik di dunia, berbeda dengan gadis si4lan ini.."

"ayah! sebenernya anak ayah itu ada berapa sih?! kenapa devi gak pernah di anggap?! kenapa selalu lea dan lea! devi juga mau disayang, yah.." gadis yang sebelumnya terkapar di lantai kini kembali berdiri bangkit dihadapan sosok yang selama ini ia panggil ayah tersebut. "kenapa ayah kaya gini sama devi? percaya sama devi, yah. bukan devi penyebabnya lea jatuh" lanjutnya.

"buat apa saya percaya sama kamu anak si4lan?!"

PRAKK!!

"awhh.."

butiran bening yang keluar dari mata kini semakin deras, berat baginya untuk bertahan dengan kondisi seperti ini.

"sekarang kamu pergi dari hadapan saya! kalau bisa kamu nggak usah pulang lagi!" tanpa merasa ibapun ia pergi dari tempat yang menguras energinya tersebut.

dengan langkah yang sempoyongan gadis yang malang ini keluar dari rumah megah tersebut. ah tidak ini bukanlah rumah, melainkan ner4ka bagi dirinya.

"haha! devi.. devi.. kasihan banget sih nasib lo, harusnya lo gak dapetin ini sih cuma karna lo gak mau kasih gue contekan ya ini akibatnya." senyuman miring terukir di bibir kecil lea.

___

"gue harus kemana ya? mana dingin lagi." keluh devi.

ia bingung akan tidur dimana malam ini, apa lagi dengan kondisi ia tidak membawa apa-apa hanya berbekal pakaian yang masih ia kenakan.

mungkin efek pikiran nya yang sedang berantakan hingga ia tak sadarkan diri melangkah ke tengah jalan.

tin!
tin!
tin!

"AAA!"
tidak sempat menghindar sang empu berteriak sejadi-jadinya hingga terjatuh ke aspal, walaupun sedikit lagi kendaraan beroda dua tersebut hampir menghempaskan tubuhnya.

srittt..!

"woy bosen idup lo?!" teriak salah seorang lelaki yang turun dari motornya menghampiri devi.

"ma-maaf, gue gatau gue ada disini" cicit devi yang merasa bersalah.

"devi?"

pria yang ada dihadapan devi ini sedikit terkejut melihat gadis yang terkenal lugu ini berada di jalanan sepi, parahnya lagi ini sudah larut malam.

"kenapa, fan?"

lelaki yang sedari tadi hanya menyimak di atas motornya sekarang menghampiri ke sumber suara.

"afan, rayen." netra gadis itu tertuju kepada dua pria tampan yang ada di depannya.

AHMAD AFAN KHADAFY, lelaki yang sangat terkenal dingin di sekolah SMA Garuda Bangsa, apa lagi dengan parasnya yang tampan membuat para siswi meleleh dibuatnya.

RAYENSYAH RASSYA HIDAYAH, lelaki yang tidak kalah tampan dari afan. sifatnya juga tak jauh berbeda dari sahabatnya.


______________-
next?....


perfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang