kini terlihat seorang lelaki yang sedang sibuk dengan memilih baju, ia membongkar lemarinya hingga isi dari lemari itu berantakan, ada yang jatuh ke lantai maupun kasurnya. berulang kali afan mencoba dan itu semua hanya sia-sia."mahhh!" panggil afan dari kamarnya
"kenapa, my son?" teriak mamanya dari luar kamar
"bantuin afan, mah!"
"bantuin apa sih, sayang? emangnya kegiatan apa sih sampe kamu gak bisa?" tanya wanita ini
"ya makanya kesini"
"yaudah, sabar. mamah kesana nih"
wanita paruh baya ini melangkahkan kakinya ke arah kamar putra semata wayangnya. ia juga sedikit penasaran, tidak biasanya afan bersikap seperti ini.
"kenapa sih, my son?" melangkahkan kakinya kedalam kamar afan.
"astaghfirullah! kenapa kamar kamu kayak kamar pecah gini?!" kaget sang mama.
"afan mau pergi, tapi masih bingung mau pake baju apa. tolongin afan" gerutu putra dari wanita paruh baya itu.
"memangnya kamu mau pergi kemana sih? ada pertemuan penting?" bingung mamanya "biasanya juga kalo kamu pergi tinggal pake baju kaos sama jaket udah selesai, gak sampe segininya" lanjut sang mama.
"tolong jangan banyak tanya dulu, mah. sekarang bantu afan untuk cari baju yang cocok dan stylish sama bentuk tubuh afan."
"bentar dulu dong sayang. kira-kira kamu mau ke pesta? main? atau pertemuan penting?"
"afan mau ke,"
"duh mampus! massa gue bilang mau ketemu devi, kan gengsi." batin afan."mau ke? kok berhenti ngomong nya?"
"mau ketemu temen."
"temen? pake baju kaos sama jaket kaya biasanya lah"
"bukan temen mah!"
"kok kamu plin-plan sih, sayang? tadi katanya temen" ucap mama afan dengan nada setengah tinggi.
"is, dia memang temen tapi bukan temen." jelas afan berharap mamanya mengerti
"musuh? kamu punya musuh, fan?! kamu ada masalah apa sih sayang?" takut mamanya
"bukan musuh, mah! temen! dia itu temen tapi dia beda gitu"
wanita itu terdiam dikala anaknya mengucapkan kalimat-kalimat yang sedikit membuatnya berfikir. oh tidak, mama afan terlalu susah untuk menebak maksud anaknya.
"temen tapi beda?" beberapa kali mengetuk dagu dengan jarinya sendiri.
"iya, temen"
"ah! kamu mau ngedate' kan, my son?" menaik-turunkan kedua alisnya dan tersenyum lebar.
"nggak, afan cuma mau-"
"cuman mau ketemuan sama devi?" goda sang mama
"iya ketemuan, tapi gak aneh-aneh kok"
"memangnya kamu mau aneh-aneh?! jangan, fan! halalin dulu!" celotehnya
"ck! mah, afan cuma ketemuan aja gak lebih"
"yaudah, ntar mamah cariin bajunya kamu siap-siap. ingat! harus good looking okay?"
"yeah."
tiga puluh menit berlalu kini terlihat afan yang sedang menyisir rambutnya yang kini terlihat rapih dan kelimis.
"sayang, mamah boleh masuk nak?" sembari mengetuk pintu kamar anaknya
"iya, mah. mana bajunya?"
"nih, ini baju cucok markucok untuk kamu. mamah jamin kamu pasti ganteng banget pake baju ini"