kesirikan para siswi

160 24 2
                                    

seorang lelaki tampan yang sudah siap dengan seragam sekolah nya kini tengah melangkahkan kakinya di anak tangga, ia agak cepat bersiap-siap pagi ini dikarenakan baru saja ia membuka mata, hidungnya mencium aroma makanan yang selama ini ia sangat suka.

"handsome! sini" panggil mamanya dari bawah

"kenapa, mah?" tanya afan yang kini mendekati mamanya. ditempat itu, ia juga bisa melihat bahwa devi sedang memasak sesuatu.

"kamu nakal ya!" tanpa aba-aba menjew3r putranya yang tinggi badannya melebihi wanita ini.

"aduh, mah! kenapa? kok afan dijew3r?" berusaha melepaskan tangan sang mama

"bisa-bisanya kamu bawa girl gemoy gak bangunin mamah?!"

"aduh! maaf mah! bukannya afan gak mau, cuman kan mamah udah tidur"

"iya, tante. afan mau kasih tau kok semalem, cuma Tante kan udah tidur" ucap devi membela afan

"oh gitu?" melepaskan tangannya dari telinga putranya "sakit nggak sayang?" seraya melihat telinga putranya yang memerah

"mamah pake nanya?"

devi tertawa kecil melihat kebersamaan antara afan dan mamanya, dibalik sifat afan yang selalu dingin dan cuek dengan orang-orang, ternyata lelaki ini bisa luluh juga dengan mamanya.

"masak apa lo?" tanya afan yang sedikit malu, ulah mamanya ini devi menertawai afan.

"perkedel. lo waktu itu minta dibuatin perkedel kan? nih, gue buatin." seraya memperlihatkan perkedel yang tersusun rapih di piring berwarna putih tersebut.

"good, gue mau makan." afan melangkahkan kakinya ke arah meja makan, mamanya yang melihat itu sesegera mungkin menarik pergelangan tangan lelaki berperawakan tinggi tersebut.

"apa si mah?"

"tunggu papah!"

"buat apa nunggu lagi? ayo makan!" teriak lelaki paruh baya tersebut yang datang secara tiba-tiba

"keluarga afan random banget, lucu. gue juga pengen punya keluarga humoris kaya gini" monolog devi sendiri didalam hatinya.

"eh? ada calon mantu saya. kamu kapan dateng, nak? mari kita sarapan bersama" ajak lelaki lelaki itu yang sudah duduk di meja makan.

"iya nih calon mantunya tante kok masih disitu? devi gak liat afan nya udah nungguin perkedel nya tuh." celetuk sang mama

"iya, om tante." kata devi yang langsung duduk dan meletakkan piring berisi perkedel tersebut di atas meja.

"mah, pah. mikirnya jangan terlalu jauh dulu. afan masih sekolah." tutur afan sambil melihat mama dan papanya secara bergantian

"memangnya kenapa? bentar lagi kamu udah mau lulus, bisa langsung nikah." ucap papanya sambil menyuapkan sesendok nasi di mulutnya

"maaf sebelumnya, om dan tante. devi sama afan gak ada hubungan lebih dari temen kok" jujur sang devi

"what? afan! kamu belum ajak devi pacaran?! tadi malem kamu udah ngedate sama devi tapi ga pacaran?" cetus sang mama

"mah, kita cuma makan aja kok"

"makan aja tapi kok semalem rela-relain berantakin kamar untuk nyari baju yang pas? kalo makan aja si udah gak usah lebih-lebih, tapi kok semalem rapih banget pakek jas?" tanya papahnya yang penasaran.

"afan berantakin kamar karena cari baju?" tanya devi yang tak percaya

"iya, sayang. afan ini pertamanya gengsi mau ngasih tau tante kalo dia pengen ketemuan sama kamu. ngomongnya mau ketemuan sama temen tapi bukan temen katanya" melirik afan dengan senyuman mengejek

perfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang