31.PERISTIRAHATAN TERAKHIR NYA.

21 22 25
                                    

Raisa yang terus berlari saat hujan turun semakin deras, raisa terus berlari hingga berhenti di pinggir jalan dengan pikiran yang bercampur aduk membuat nya terus-menerus menangis karena tersirat kan akan kehidupannya yang buruk.

"Rey aku tidak pernah menyesal bertemu kamu, maaf jika kesan nya aku hadir malah menambahkan luka kamu sehingga menjadi luka yang paling mendalam, aku sayang kamu rey jika ada di kehidupan selanjutnya, aku mau kamu jadi pasangan hidup aku juga ya, i love you my boyfriend dan selamat tinggal, jangan terlalu lama bersedih nya rey terima kasih sudah memberikan sedikit kebahagiaan itu kepada ku"

"Tuhan aku tidak pernah mau untuk di lahirkan, tetapi mereka yang membuat ku lahir ke bumi dengan banyak nya luka-luka dan kekecewaan hidup hingga akhir, aku lelah tuhan, mereka menginginkan ku hilang dari bumi" lirih raisa kemudian berjalan ke jalan raya tanpa melihat-lihat ke kanan dan ke kiri.

Tinn...tinn...

Brak..

Tubuh raisa terpental jauh air hujan yang terus menerus membasahi tubuh nya, dan darah yang mengalir begitu saja, pandangan nya mulai buram menatap langit yang sedang menurunkan hujan ke bumi, seakan-akan langit tahu bahwa dia sedang bersedih.

"Tuhan jika ini akhir dari semua nya, aku ikhlas untuk pulang kembali kepadamu" lirih raisa kemudian tidak sadarkan diri.

Raisa yang tertabrak banyak yang menghampiri nya, dan menelpon kan ambulans untuk segera membawa raisa ke rumah sakit, hujan yang turun terus dengan deras, ambulans yang sudah datang untuk membawa raisa ke rumah sakit yang sudah tidak sadarkan diri, mereka melanjukan mobil dengan kecepatan tinggi karena keadaan yang darurat.

~~~~~~~

Setelah mengantarkan raisa pulang rey tidak pulang dia langsung ke markas untuk menemui teman-temannya dengan perasaan yang bercampur aduk membuat nya sedikit kehilangan akal.

"Rey" panggil arga saat rey baru saja datang tetapi rey mengabaikan nya menuju ring tinju untuk menghilangkan pikiran nya.

Bugh..
Bugh..
Bugh..

"Bangsat!" Umpat rey

Bugh..
Bugh..
Bugh..

"Gak adil" lirih rey

Bugh..
Bugh..
Bugh..

"Jangan ambil dia tuhan"

Bugh..
Bugh..
Bugh..

"Gua belom merasakan kebahagiaan panjang, jangan ambil dia dulu"

"Arghhh, dia gak boleh pergi dia harus tetep berada di bumi"

Bugh..
Bugh..
Bugh..

Perlahan emosi rey sudah menurun, membuat rey mengadahkan kepalanya melihat ke atas membuat air mata nya turun dia memejamkan mata nya membiarkan air mata nya turun dengan begitu deras.

"Arghhhh" teriak rey membuat teman-temannya ikutan menangis karena rey yang terluka begitu parah nya seperti terhantam dengan kayu membuat nya lemah, dia lemah soal kehilangan, dia lelah dengan kehilangan, perempuan dengan senyuman manis serta tulus itu tidak boleh meninggalkan nya sendirian.

"Dia gak boleh pergi tuhan, dia harus sembuh" lirih rey

Tring..tringg..tringg..

(Gue gak tau gimana suara telpon nya)

Suara handphone rey berbunyi membuat rey menghapus air mata nya karena nomor tidak di kenal rey pun tetap mengangkat nya.

"Halo" jawab rey

REYHAN: Pertemuan Singkat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang