3

2.3K 368 20
                                    

Happy reading

***

Musim dingin tahun ini berlangsung lebih lama dari tahun tahun sebelumnya. Pangeran Xi tampak meringkuk kedinginan di atas ranjang louhannya, meski tungku arang telah dinyalakan, dan selimut yg ia kenakan sudah berlapis-lapis tapi ia masih merasa sangat kedinginan. Batuknya pun semakin intens, dan itu jelas sangat mengganggu bagi dirinya dan juga penghuni lainnya di dalam ruangan ini.

Suara ketukan pintu dari luar mulai terdengar, Huashi yg berjaga di luar menyampaikan jika selir Jiang datang untuk menjenguk.

Mendengar itu, pangeran Xi pun melirik pada orang yg saat ini sedang duduk di kursi kayu miliknya. Pria itu tampak diam dan acuh, ia hanya fokus pada buku yg sedang di pegangnya.

Ini sudah lebih dari sebulan sejak pernikahan keduanya berlangsung. Dan selama itu pula pria itu tidak berbicara sepatah kata pun kepada dirinya. Mereka berbagi ruangan dan udara yg sama, namun tidak ada interaksi apapun yg terjadi di antara keduanya, ini bukan pangeran Xi yg sengaja mengabaikannya, melainkan pria itu sendiri.

Sungguh patut di juluki Jenderal agung, karena hanya dengan duduk diam pun ia terlihat sangat menarik dan memesona. Pria itu memiliki lingkaran halo protanis. Xiao Zhan sangat mengaguminya.

"Uhhuk.. uhhuk.. suruh dia menunggu di ruang tamu, aku akan ke sana untuk menemuinya." Khawatir akan mengganggu orang lain yg ada di ruangan ini, ia pun memutuskan untuk menemui selir Jiang di ruangan lain.

"Hamba memberi salam pada tuanku."

"Tidak perlu terlalu formal. Duduklah," pangeran Xi menyuru pria di depannya ini untuk duduk berhadapan dengannya. Karena terkenal sebagai seorang lengan potong, pangeran keenam juga memiliki satu selir di kediaman ini. awalnya ia memiliki beberapa selir yg sengaja di kirim oleh orang-orang putra mahkota, pangeran Xi yg asli tahu jika mereka sengaja di kirim kemari untuk sengaja memata-matai dirinya, sehingga dengan menggunakan alasan bukan kriterianya, dan juga bosan ia mengusir mereka semua dan hanya menyisakan Jiang Yi seorang.

Jiang Yi ini sebenarnya adalah kenalan lama dari pangeran keenam, mereka bertema hanya beberapa kali, namun pangeran Xi sudah merasa cocok dengan pria itu, cocok yg di maksud oleh pangeran Xi sebenarnya bukan cocok dalam konteks hubungan yg romantis, ini lebih ke cocok dalam konteks pertemanan antara lelaki. Lagipula pangeran Xi juga aslinya juga bukan seorang lengan potong. Ia sengaja mengaku demikian agar putra mahkota tidak lagi terlalu mewaspadainya.

Terlahir dari seorang selir kesayangan membuat putra mahkota selalu mencurigainya, mengira akan berkolusi dengan faksi lain untuk merebut posisinya. Putra mahkota selalu berpikir seperti itu padanya. Padahal, jangankan untuk berniat merebut posisinya, untuk bisa bertahan hidup saja ia sudah sangat kesulitan. Putra mahkota terlalu paranoid terhadapnya, dan itu memaksa pangeran keenam untuk mengakui dirinya sebagai seorang lengan potong, yg otomatis hal itu tentu memancing kemurkaan kaisar.

Pangeran Xi pun akhirnya di kirim ke kediaman yg lumayan jauh dari istana.

Jiang Yi adalah pria yg cakap, namun pria itu terlalu pemalas, dan karena itu, ia berani mengusulkan dirinya untuk masuk ke kediaman pangeran keenam sebagai seorang selir. Dari pada hidup sebagai seorang suami yg harus kerja keras di masa depan untuk istri dan anaknya, lebih baik ia menjadi selir, dengan begitu ia dapat bersantai tanpa takut akan kelaparan kekurangan pakaian di saat musim dingin.

Dan keduanya pun akhirnya sepakat memulai sandiwara ini, lagi pula, dengan kondisinya yg sakit-sakitan seperti ini, tidak mungkin baginya untuk menjalin hubungan dengan seorang gadis.

"Bagaimana kondisimu?" Mereka kini hanya tinggal berdua, dan Jiang Yi bisa bersikap leluasa padanya.

"Sepertinya yg kau lihat, tubuh ini semakin rapuh. Meminum banyak obat-obatan pun tidak akan berdampak banyak padaku. Sepertinya, dengan kondisiku yg seperti ini, aku tidak akan bertahan hingga musim dingin tahun depan." Apa yg dikatakan Xiao Zhan nyatanya adalah kebenaran. Dalam novel aslinya, musim dingin tahun depan akan terjadi peperangan sengit antara negara Xi dengan kerajaan utara. Di mana jenderal yg kini menjadi istrinya yg akan memimpin perang tersebut. Dan saat itu kerajaa utara telah di pimpin oleh raja baru, raja yg lebih kompeten dari orang yg menduduki posisi raja saat ini. Atas keberhasilan dan pengabdiannya pada negara, jenderal Wang di beri gelar jenderal agung dari utara, dan raja juga menganugerahi putri tercintanya pada pria itu untuk di jadikan istri, mereka pun akhirnya hidup bahagia, dan dia sudah mati di saat itu.

Pangeran Xi tersenyum saat membayangkannya, sungguh ironis.

"Jangan berbicara seperti itu. Aku dengar ada tabib sakti yg mampu mengobati segala penyakit. Biarkan aku membawanya kemari,"

Pangeran Xi tersenyum menimpali, "tidak perlu memikirkanku. Aku sudah pasrah dengan penyakitku ini."

"Hey, jangan putus asa begitu. Dia seorang tabib sakti, sudah banyak orang yg berhasil sembuh ditangannya."

"Jangan terlalu percaya, aku khawatir orang itu adalah seorang penipu."

Jiang Yi tampak berpikir, "tapi kita tidak akan tahu kalo kau belum mencobanya. Aku akan membawanya kemari besok. Kau harus mau, aku masih sangat membutuhkanmu. Kalo kau mati lalu aku akan bergantung pada siapa?"

Xiao Zhan terhibur dengan kata-katanya. "Baiklah, kau bisa membawanya kemari untukku." Dengan begitu, obrolan antara keduanya pun berakhir.

Dengan kepergian Jiang Yi ia pun kembali ke kamarnya.

Pria itu tetap pada posisi yg sama seperti sebelum ia pergi, namun Xiao Zhan menemukan sedikit keanehan padanya. Xiao Zhan mengucek matanya demi memastikan ia sedang tidak salah lihat. Buku yg dipegang pria itu sepertinya terbalik. Ya, itu benar-benar terbalik. Meski begitu, Xiao Zhan tidak berani untuk menegurnya, mereka tidak akrab, jika ia menegurnya itu hanya akan menyakiti hatinya, karena pria itu pasti akan mengabaikannya.

Malam pun datang dengan cepat, dan kini Huashi sudah datang untuk membawakan makan malam untuk keduanya.

Xiao Zhan sudah duduk di kursi meja makan, dab Hua Tong datang mendorong pria itu mendekat.

"Selir Jiang berhasil menemukan seorang tabib handal. Jika kau tidak keberatan, biarkan tabib itu untuk memeriksamu juga." Ucapan tiba-tiba pangeran Xi membuat gerakan menjepit makanan pria itu sedikit terhenti. Namun reaksi itu hanya sesaat, selanjutnya pria itu kembali bertingkah seperti biasanya.

Makan malam pun berakhir dengan cepat. Xiao Zhan tidak bisa makan terlalu banyak karena kondisinya, dan pemuda itu kini sudah berbaring dengan tenang di atas ranjang louhannya. Sementara itu, penghuni lain di ruangan itu menatapnya dengan tatapan rumit, meski penerangan hanya menyisakan lilin kecil, tapi sorot tajam pria itu mampu melihat jelas pada pemuda di seberangnya.

Sudah sebulan ia selalu berada di sisi pemuda itu. Rumor yg berhembus di luaran nyatanya palsu. Pangeran ini tidak seperti kabar yg beredar, selain berada di kamar untuk membaca buku, ia tidak pernah sedikit pun keluar untuk bersenang-senang. Sikap pemuda itu padanya juga baik dan hangat, tapi ia tidak bisa mempercayainya semudah itu. Pemuda ini adalah seorang pangeran dari negeri musuh, dan Wang Yibo harus selalu mewaspadainya.

Membawa tabib untuk mengobatiku? Aku tidak akan mempercayainya. Apalagi itu ide dari selirnya, selir itu pasti berniat jahat padaku.

Pria itu perlu waspada.


Tbc.
Sorry for typo.




Pangeran Dan Istri Jenderalnya.(end In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang