16

2.1K 401 26
                                    

Happy reading

***

"Jenderal, mereka semua mati." Wenning datang terburu-buru dengan membawa kabar tersebut, membuat Wang Yibo langsung menghadiahinya dengan pandangan tidak puas.

"Ketika mereka semua sadar saya langsung menginterogasinya, tapi saya tidak menyangka kalo mereka akan memilih mati dengan menggigit lidah mereka daripada harus menjawab pertanyaan saya. Saya sungguh tidak bisa berbuat apa-apa." Wenning sangat menyesal karena kembali mengecewakan sang jenderal.

"Kau tidak perlu menyalahkan dirimu. Mereka pasti sangat setia pada tuannya, makanya mereka sanggup melakukan itu. Lagipula, tanpa kau perlu mengorek informasi dari mereka pun aku sudah tahu siapa orang yg telah mengirimnya." Pangeran berbicara dengan sangat tenang, sepertinya, kejadian seperti ini bukanlah yg  pertama kali ia alami.

Berbeda dengan reaksi pangeran, reaksi orang di sebelahnya justru lebih rumit dan tidak nyaman. Genggaman sang jenderal sangat kuat dan hampir memecahkan cangkir di tangannya jika saja pangeran tidak buru-buru mengambil alih cangkir tersebut dari tangannya.

"Kondisi istana sedang kacau. Para pejabat tidak bisa mengunjungi kaisar, begitupun juga aku. Tapi masih saja ada yg khawatir kalo aku akan berusaha merebut posisinya. Saudara putra mahkota memang agak keterlaluan." Xiao Zhan tidak bisa untuk tidak menghela nafas dengan lesu saat memikirkannya. Meski dia hanya seorang transmigran yg tidak sengaja mendiami tubuh pangeran Xi yg lemah ini, tapi sebagai seorang pembaca dia cukup sakit hati dengan apa yg sudah di lakukan permaisuri dan putra mahkota kepada selir Chen dan pangeran Xi. Apalagi sekarang ia merasakan secara langsung kebencian ibu dan anak itu kepada dirinya.

Istana itu memang indah, tapi orang-orang yg ada di dalamnya sungguh menjijikkan dan membuatnya muak. Hanya karena ingin mempertahankan posisi dan jabatannya mereka rela mengesampingkan norma-norma yg ada, sungguh terlalu.

"Apa penyakitmu ini juga di sebabkan oleh mereka?" Wang Yibo tidak bisa untuk memikirkan semua ini. Matanya berkobar penuh emosi saat menatap ke arah sang pangeran, dan itu membuat pangeran Xi tidak bisa lagi untuk menyembunyikannya dari pria ini. Baginya, setelah Huashi dan Hua Tong, sang jenderal juga salah satu orang terdekatnya, meski pertemuan keduanya terjadi karena sesuatu yg kurang menyenangkan tapi kini keduanya sudah bisa di bilang sangat dekat antara satu sama lain.

"Aku tidak begitu ingat jelas dengan kejadiannya, tapi yg aku ingat saat itu aku sedang bermain salju dengan seorang pengasuh. Gantungan giokku yg di berikan oleh ibu selir terjatuh, dan pengasuh membantuku untuk mencarinya. Setelah itu, aku tidak tahu bagaimana aku bisa terjebak di dalam kolam. Saat itu musim dingin, setengah air kolam membeku, dan ketika aku mencoba berteriak untuk meminta tolong, semua air dingin itu masuk ke mulut dan hidungku. Saat itu aku merasa sangat takut. Aku kira aku akan mati, tapi aku tidak menyangka aku masih bisa hidup." Pangeran Xi bercerita dengan raut putus asa dan sedih.

Brakk!!

Gebrakan keras di atas meja hampir membuat jantung Xiao Zhan dan Wenning jatuh ke perut. Keduanya mengelus dada bersamaan, dan melihat ke arah si pelaku yg kini wajahnya begitu tidak sedap di pandang.

"Mereka sangat keterlaluan!!" Sang jenderal bahkan lebih terlihat marah dari sebelumnya.

"Kenapa kau tidak memberitahu ini pada yg lainnya?!" Sang jenderal memarahinya, tapi Xiao Zhan tahu pria itu bertingkah seperti itu karena ia peduli dengannya.

Pangeran Dan Istri Jenderalnya.(end In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang