9

2.4K 387 42
                                    

Happy reading

***

"Huashi, pelan-pelan. Ini sangat sakit." Pangeran Xi sengaja mengeluh dengan memasang mimik sedih.

"Pangeran, di sana banyak pangeran lainnya dan juga para pejabat, kenapa penyusup itu justru memilih anda yg sakit-sakitan sebagai sandera? Sekarang anda terluka, ini pasti sangat sakit." Gadis itu tidak bisa untuk tidak mengeluh. Tuannya ini memiliki tubuh yg sangat rapuh, sekali terkena hembusan angin sudah mampu membuatnya sakit, dan sekarang seorang penyusup justru menodong kan senjata tajam padanya. Meski lukanya tidak besar, tapi itu tetap menyakitkan dan pasti lukanya akan lama sembuh.

Huashi tidak dapat menyembunyikan kesedihannya, mata gadis itu kini berkaca-kaca karena tidak tahan melihat penderitaan yg harus di lalui tuannya.

"Hey, jangan menangis. Ini tidak sesakit yg kau bayangkan." Tadinya, pangeran Xi sengaja bertingkah seperti itu demi membuat sosok Jenderal itu simpati dan merasa bersalah padanya, namun bukan saja ia tidak mendapatkan yg di inginkannya, ia kini justru membuat pelayan itu bersedih karenanya. Pangeran Xi pun kini terpaksa harus menghiburnya, ia tidak tahan melihat wajah mungil itu bersedih untuknya.

"Pangeran, bohong. Ini pasti sakit. Kenapa kejadian seperti ini harus menimpa pangeran? Hiks.. hiks..." Gadis itu kini menangis sesenggukan karena ulahnya.

"Sudah sudah jangan menangis. Aku juga tidak tahu bisa seperti ini. Mungkin, di bandingkan dengan yg lainnya aku terlalu tampan, jadi penyusup itu memilihku menjadi sanderanya."

"Ya, pangeran memang yg paling cantik."

"Heh? Tampan. Bukan cantik!" Xiao Zhan meluruskan.

"Sama saja, pangeran tampan sekaligus cantik. Semua orang juga mengakuinya."

Xiao Zhan menggernyit mendengar kata-katanya. Ia tidak setuju. Xiao Zhan melirik ke arah pria yg kini duduk sambil membaca buku dengan tenang. Pria itu tampaknya tidak terganggu sedikitpun dengan kebisingan yg mereka buat. Sepertinya ia juga tidak mendengar kalimat yg di telah katakan Huashi. Kalo begitu, syukurlah, karena kalo sampai pria itu mendengarnya maka hancurlah martabatnya sebagai seorang suami.

Pangera Xi pun menyuruh pelayan itu pergi setelah menyelesaikan tugasnya. Ia lantas menatap sosok pria yg keberadaannya seperti makhluk halus.

"Istri, apa kau tidak ingin mengatakan sesuatu kepada suamimu ini?"

"Tidak."

"Hahh.. suami ini sudah rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkanmu. Kenapa itu masih belum bisa membuatnya tersentuh?"

"Aku tidak ingin melibatkanmu. Kau sendiri yg mendekat dan menarik tanganku dan mengalungkannya ke lehermu. Aku juga tidak melukaimu. Kau sendiri yg memberikan belati itu dan menekan lehermu ke ujung belati."

Pangeran Xi berdecak, "kalo tidak begitu, memangnya kau dan bawahanmu itu akan bisa lolos. Kau pasti akan menjadikan dirimu sendiri sebagai umpan demi menyelamatkan dia. Dasar bodoh!" Xiao Zhan tidak tahan untuk tidak mengatainya seperti itu.

Wang Yibo langsung memberinya tatapan menusuk setelah mendengar kalimat pemuda itu.

"Apa?! Kau tidak terima? Memang itu kenyataanya. Jenderal bodoh mana yg akan menjadikan dirinya sebagai umpan hanya demi menyelamatkan nyawa satu orang bawahannya. Dan kau tahu, setelah menangkapmu mereka pasti tidak akan puas hanya dengan itu. Mereka akan mencari sisa-sisa pasukanmu agar kejadian itu tidak terulang lagi. Jenderal? Apa kau layak dengan panggilan itu, kalo perasaanmu selemah itu?"

Wang Yibo tertegun dengan pertanyaan yg di lemparkannya padanya. Perkataan pemuda itu memang benar, dan ia memang tidak memikirkannya sampai ke situ.

"Kali ini aku mungkin bisa untuk menolongmu, tapi aku tidak menjamin di lain waktu aku akan bisa menolongmu." Setelah menegaskan kalimat tersebut, pangeran Xi pun pergi.

Pangeran Dan Istri Jenderalnya.(end In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang