18

2.2K 395 38
                                    

Happy reading

***

Malam yg sunyi dengan cuaca bersalju di desa X, sebuah desa yg berbatasan langsung dengan dua negara yg sedang tidak akur. Sebuah kereta berhenti di depan sebuah bangunan toko berlantai dua.

Seorang pelayan baru saja selesai membersihkan tokonya dan bersiap menutup tempat tersebut, tapi gerakan menutupnya terhenti tatkala melihat sebuah kereta kuda yg cukup mewah berhenti di depannya. Pelayan tersebut tidak banyak berpikir saat melihatnya, selain mengira jika itu adalah kereta milik tamu yg akan datang berkunjung. Tapi sangat di sayangkan sekali, tempat ini sudah akan tutup, pria muda itu pun mendekati kereta untuk memberitahunya secara langsung, karena ia pikir, tamu tersebut pasti berasal dari tempat yg cukup jauh.

Seorang pria berbadan tegap dengan aura bijaksana turun lebih dulu dari kereta, setelah itu ia mengulurkan tangannya untuk membantu seseorang yg akan turun setelahnya. Malam tanpa bintang dan cahaya bulan begitu sangat gelap, namun seseorang yg kali ini keluar dari kereta tampak terlihat bersinar karena auranya.

Sang pelayan pun hanya bisa menatapnya dengan terpana dengan mengagumi keindahan yg ada di depannya.

Meski begitu, pria pelayan itu segera menarik kembali kesadarannya. Lidahnya yg keluh pun ia paksa untuk berbicara.

"Tuan-tuan sekalian, toko kami sudah tutup. Jika tuan ingin berkunjung, itu hanya bisa di lakukan esok." Nadanya sangat sopan dan ramah. Tak ayal, hal itu membuat sudut bibir pangeran Xi segera naik ke atas.

Pangeran Xi baru saja akan membuka mulutnya untuk bicara, tapi pria di sampingnya sudah lebih dulu berbicara untuknya.

"Beritahu tuanmu kedatangan kami." Wang Yibo langsung berbicara ke intinya. Pria itu kembali menyampirkan mantel tambahan pada bahu sang pangeran agar pemuda itu tidak sampai masuk angin.

Meski agak bingung dengan sikap orang asing tersebut, tapi pelayan itu segera menuruti perintahnya, ia segera berlari masuk untuk memanggil sang tuan. Sementara itu, dua pria di belakangnya juga ikut masuk tanpa perlu di persilahkan.

Hua Tong baru saja selesai menghitung pendapatan hari ini ketika ia melihat pelayannya muncul di depannya.

"Tuan, ada orang yg mencari anda. Sepertinya mereka datang dari jauh dan mereka juga terlihat seperti seorang bangsawan." Beritahu sang pelayan dengan sangat antusias.

Hua Tong dengan cepat bangun dari duduknya dan berlari keluar.

Seorang bangsawan?
Saat ini pikirannya langsung berpusat ke satu orang yg sangat membekas di dalam hatinya.

"Dimana orang itu?"

"Di luar."

"Apa kau tidak mempersilahkan mereka masuk?" Ia biasanya selalu bersikap ramah, tapi sekarang Hua Tong sedikit meninggikan nada suaranya karena tidak puas dengan perlakuan pelayannya pada sosok dermawannya itu.

"Maaf," pelayan itu hanya bisa menyesali perbuatanya. Hua Tong pun semakin mempercepat langkahnya.

Melihat dua orang laki-laki yg kini duduk berhadapan di dalam toko, Hua Tong pun merasa lega. Ia buru-buru mendekat dan berlutut pada keduanya untuk meminta maaf. Tak pelak, hal itu membuat pelayan yg mengikutinya berubah linglung dengan adegan di depannya.

Pangeran Dan Istri Jenderalnya.(end In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang