"Kadang-kadang, kita harus berani menghadapi kebenaran untuk bisa melanjutkan hidup,"
-Dr. Rian-
Anvitha merasa seolah ada secercah harapan yang mulai menyinari hidupnya. Perlahan, dia mulai percaya pada Mahendra dan perasaannya.
Namun, seiring berjalannya waktu, Mahendra semakin sibuk dengan pekerjaannya. Banyak sekali proyek yang harus dia selesaikan, dan setiap kali Anvitha mengajaknya untuk sekadar jalan-jalan atau makan malam, Mahendra selalu meminta maaf dan mengatakan bahwa dia tidak bisa.
Suatu malam, Anvitha merasa kesepian dan memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar lingkungan apartemennya.
Kegelapan malam menyelimuti jalan setapak, dan suara angin berdesir lembut di antara pepohonan. Saat melewati sebuah klub malam yang ramai, Anvitha melihat kerumunan orang yang antre untuk masuk. Dia merasa seolah melihat sosok yang sangat dikenal di antara kerumunan itu.
Dia merapatkan diri dan memperhatikan lebih dekat, hatinya bergetar ketika melihat pria itu. "Tidak mungkin," gumamnya pada diri sendiri. "Itu pasti bukan dia."
Setelah beberapa langkah, rasa penasaran dan keraguan terus mengganggu pikirannya. Dia tidak bisa mengabaikan kemungkinan bahwa itu memang Mahendra.
Tanpa berpikir panjang, Anvitha berbalik dan memutuskan untuk masuk ke dalam klub malam itu. Dia tidak memiliki gaun mini atau pakaian seksi yang biasanya dikenakan wanita di tempat seperti itu; dia hanya mengenakan celana jeans dan kaos sederhana.
Namun, tekadnya untuk mencari tahu lebih besar dari rasa malunya.
Begitu memasuki klub, Anvitha langsung disambut oleh bau alkohol yang menyengat dan musik keras yang membuat telinganya bergetar.
Dia melangkah lebih dalam, berusaha mencari Mahendra di antara kerumunan. Suasana yang bising dan gelap membuatnya merasa tidak nyaman, tetapi hatinya tetap berusaha mencari pria yang telah mengisi hidupnya.
Setelah beberapa saat mencari, pandangannya tertuju pada Mahendra. Dia terkejut melihatnya duduk di bar, memegang gelas minuman beralkohol.
Jantungnya berdegup kencang ketika dia melihat seorang wanita berpakaian kantor yang ketat mendekatinya. Anvitha merasa ketidakpastian menyelimutinya.
Dia melihat wanita itu mengerling dan berbincang akrab dengan Mahendra, sebelum mereka berdua pergi menuju sebuah kamar di belakang bar.
Anvitha merasa seolah seluruh dunianya runtuh. Air mata mulai menggenang di matanya, dan perasaannya beralih dari rasa cinta yang mulai tumbuh menjadi rasa kecewa yang dalam.
Dia keluar dari klub malam itu dengan langkah cepat, menahan isak tangis di dalam hatinya. "Dia tidak seperti yang kukira," pikirnya. "Aku ditipu selama ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anvindra (Ft.Mark NCT) (COMPLETED✅)
Lãng mạnKota yang penuh hiruk pikuk dan ambisi, menjadi saksi pertemuan dua jiwa yang terluka. Mahendra Hardhika, seorang karyawan swasta yang merantau ke ibu kota, tak pernah menyangka bahwa kunjungannya ke rumah sakit jiwa untuk menemui temannya, Dr. Ria...