Rela?

8 5 0
                                    

"Mahendra, aku sangat menyesal. Anvitha tidak berhasil keluar dari kebakaran itu."

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Kata-kata itu seperti palu yang menghantam kepala Mahendra. Semua harapan dan impiannya hancur seketika. Air mata mengalir deras di pipinya, hatinya terasa hancur.

"Tidak... ini tidak mungkin... Dia tidak bisa pergi," bisiknya, berusaha mencerna kenyataan pahit itu. Kenangan-kenangan indah bersamanya terulang dalam pikirannya.

Senyum Anvitha yang manis, tawanya yang ceria, dan setiap momen yang mereka lalui kini terasa seperti angan-angan yang hilang.

•••

POV Mahendra.

Mahendra berdiri di luar aula yang seharusnya menjadi tempat bahagia bagi banyak pasangan, tetapi sekarang menjadi saksi bisu dari ketidakberdayaan dan kehampaan.

Jantungnya berdebar kencang, kepalanya berputar dengan kecemasan yang tak tertahankan. Dia tidak pernah merasa seputus asa ini sebelumnya.

Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada mengetahui orang yang dia cintai terjebak dalam bahaya, dan dia merasa tidak berdaya untuk menyelamatkannya.

Ketika dia menerima pesan dari Anvitha, harapan itu mengobarkan kembali semangatnya. Hanya mendengar namanya saja membuatnya merasakan hangatnya cinta yang mengalir dalam dirinya.

Namun, pesan itu juga membawanya kembali ke kegelapan yang menyelimutinya. Ancaman yang diterima Anvitha dari orang-orang yang mengurungnya membuat hatinya menciut.

"Mereka tidak hanya mengambilnya dari , tetapi juga menggunakan rasa cintaku sebagai senjata," pikirnya, merasakan kepedihan yang dalam.

Selama pencarian tanpa henti, setiap detik terasa seperti berjam-jam. Mahendra dan ayah Anvitha menghabiskan berhari-hari dengan harapan yang semakin menipis, berusaha menemukan petunjuk di setiap sudut kota.

Momen-momen ketika dia teringat tawa Anvitha, senyumnya yang ceria, dan cara dia menggenggam tangannya, membuatnya merasa seolah-olah jiwanya terikat pada Anvitha. Dalam pandangannya, dia adalah cahaya dalam hidupnya, dan tanpa kehadirannya, segalanya terasa kelam dan hampa.

Ketika Mahendra menerima pesan terakhir dari Anvitha, rasa campur aduk memenuhi hatinya. Dia merasa bersyukur karena Anvitha masih hidup, tetapi pada saat yang sama, ketakutan menggelora di dalam dadanya.

Ketika dia membaca kata-kata itu, "Lihat saja bulan," hatinya bergetar. Itu adalah sesuatu yang selalu mereka bicarakan, tentang bagaimana bulan selalu mengingatkan mereka akan satu sama lain.

Setiap kali dia melihat bulan, dia merasakan kehadiran Anvitha di sampingnya, dan saat ini, itu terasa semakin menyakitkan.

Setelah menerima lokasi dari Anvitha, Mahendra merasakan dorongan untuk berlari, meskipun kakinya terasa berat. Dia tahu dia harus segera menuju aula, tetapi saat dia mendekati pintu, perasaannya mulai kacau.

Anvindra (Ft.Mark NCT) (COMPLETED✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang