Seorang pria sedang menikmati secangkir kopi di kafe favoritnya ketika dia melihat seseorang yang dikenalnya masuk. Dia melambai dan memanggil orang itu untuk duduk bersamanya.
"Hai, Harsa! Apa kabar?" sapa pria itu
"Halo Rian, Baik, bagaimana dengan kau?" jawab Hendri.
Rian tersenyum. "Aku baik."
Mereka pun mengobrol tentang banyak hal disana, hingga...
Harsa tampak ragu sejenak, kemudian memutuskan untuk bercerita. "Sebenarnya, ada yang mau aku ceritakan. Ini tentang Mahendra."
Rian mengangkat alisnya. "Mahendra? Ada apa dengannya?"
Harsa menarik napas dalam-dalam sebelum menjelaskan. "Mahendra sedang dalam kondisi yang sangat buruk. Dia absen hampir seminggu dari kantor dan terlihat sangat menyedihkan."
"Dia mengurung diri di apartemen temannya, namanya siapa itu,"ucap Harsa sambil berfikir " Ck, ah iya, Anvitha namanya."
Rian pun mengangguk mendengar penjelasan Harsa.
"Aku pikir, kau kan psikolog, mungkin bisa membantunya."ucap Harsa
Rian merasa khawatir. Dia tidak menyangka Mahendra bisa sampai pada titik ini. "Apa yang sebenarnya terjadi?"
Harsa pun menceritakan bagaimana Mahendra yang ingin bertemu Anvitha, namun saat datang ke apartemen Anvitha, keadaan nya sudah berantakan dengan pakaian Anvitha yang sudah tidak ada. Rian mendengarkan dengan seksama, semakin prihatin.
"Aku mengerti. Aku akan mencoba bicara dengan Mahendra. Terima kasih sudah memberitahuku, Sa," kata Rian.
•••
Pada sore hari, Rian pergi ke apartemen Anvitha. Dia mengetuk pintu dan menunggu. Pintu terbuka perlahan, dan di baliknya berdiri Mahendra dengan wajah yang sangat kacau."Rian? Kenapa kau ke sini?" tanya Mahendra, bingung.
Rian tersenyum lembut. "Aku bertemu dengan Harsa di kafe tadi. Dia menceritakan kondisimu. Apa aku boleh masuk?"
Mahendra mengangguk pelan dan membiarkan Rian masuk. Apartemen itu berantakan, menunjukkan betapa Mahendra sudah tidak peduli lagi dengan sekelilingnya. Mereka duduk di ruang tamu, dan Rian memulai pembicaraan.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Mahendra? Kenapa bisa begini?" kata Rian, mencoba mendekati topik dengan hati-hati.
Mahendra menarik napas panjang dan mulai bercerita. "Anvitha tiba-tiba menghilang. Aku tidak tahu di mana dia. Aku sudah mencarinya ke mana-mana, tapi tidak ada jejak. Aku khawatir sesuatu yang buruk terjadi padanya."
Rian merasa kasihan melihat kesedihan di wajah Mahendra. Namun, dia tetap harus menjaga janjinya kepada Anvitha. "Mahendra, kadang kita perlu waktu untuk merenung dan menemukan jalan keluarnya. Tapi yang terpenting, kita tidak boleh menyerah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anvindra (Ft.Mark NCT) (COMPLETED✅)
RomansaKota yang penuh hiruk pikuk dan ambisi, menjadi saksi pertemuan dua jiwa yang terluka. Mahendra Hardhika, seorang karyawan swasta yang merantau ke ibu kota, tak pernah menyangka bahwa kunjungannya ke rumah sakit jiwa untuk menemui temannya, Dr. Ria...