Hari itu, Mahendra mengajak Anvitha dan orang tuanya untuk berkunjung ke desa tempat tinggal keluarganya. Suasana di dalam mobil penuh dengan antusiasme, meski ada sedikit ketegangan.
Anvitha merasa bersemangat sekaligus cemas, ingin melihat bagaimana keluarganya dan keluarga Mahendra akan berinteraksi.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, mereka akhirnya tiba di desa yang dikelilingi oleh pemandangan alam yang indah.
Rindangnya pepohonan dan udara segar membuat Anvitha merasa tenang. Begitu mereka tiba di rumah Mahendra, suasana terasa hangat dan penuh sambutan.
"Ibu! Ayah! Mereka sudah datang!" teriak Mahendra saat mereka memasuki halaman rumah. Ibu Mahendra keluar dengan senyuman lebar, diikuti oleh Rania dan Dimas.
"Ibu!" Anvitha menyapa dengan hangat, memeluk ibu Mahendra. "Terima kasih telah menerima kami."
"Oh, sayangku! Tentu saja! Kami sangat senang kalian datang ke sini," jawab ibu Mahendra, penuh dengan kehangatan.
Ayah dan ibu Anvitha juga merasakan sambutan yang luar biasa. Mereka diperkenalkan satu sama lain, dan meskipun ada sedikit keraguan, semuanya berjalan dengan baik.
Selama makan siang, suasana menjadi semakin ceria. Mahendra dan Dimas mulai bercengkrama satu sama lain, sementara Rania dan Anvitha berbagi cerita tentang hobi dan minat mereka.
Meski ada beberapa pertikaian kecil tentang makanan, seperti siapa yang lebih berhak mengambil hidangan pertama atau merebut makanan favorit, itu semua membuat suasana semakin hangat dan penuh tawa.
"Hey, jangan rebutan, nanti bisa bikin berantem!" Dimas bergurau sambil mengedipkan mata pada Rania dan Anvitha, yang langsung tertawa.
Anvitha merasakan kedekatan yang nyata di antara mereka, dan hatinya hangat melihat betapa harmonisnya keluarga Mahendra.
Ini adalah sesuatu yang sangat ia rindukan setelah semua yang terjadi di keluarganya sendiri. Ia menatap Mahendra, dan di dalam matanya terdapat senyum kebahagiaan dan pengertian.
"Mahendra," Anvitha berbisik, "aku sangat bersyukur bisa berada di sini. Ini adalah hal yang aku impikan, aku merasa seperti bagian dari keluarga ini."
Mahendra tersenyum lembut, "Kau selalu menjadi bagian dari keluarga ini, Anvitha. Dan orang tuaku sangat menyayangimu."
Setelah makan, mereka semua berkumpul di ruang tamu, di mana cerita-cerita keluarga saling dibagikan.
Ibu Mahendra bercerita tentang masa kecilnya dan bagaimana dia bertemu dengan mendiang suaminya sampai menceritakan betapa nakalnya Mahendra saat kecil.
Anvitha dan orang tuanya menyaksikan dengan penuh perhatian, dan tak jarang mereka ikut tertawa. Ada momen di mana Mahendra dan Dimas bersaing dalam permainan catur, dan tawa mereka mengisi seluruh ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anvindra (Ft.Mark NCT) (COMPLETED✅)
RomanceKota yang penuh hiruk pikuk dan ambisi, menjadi saksi pertemuan dua jiwa yang terluka. Mahendra Hardhika, seorang karyawan swasta yang merantau ke ibu kota, tak pernah menyangka bahwa kunjungannya ke rumah sakit jiwa untuk menemui temannya, Dr. Ria...