"Aku bukan satu-satunya yang ingin menghancurkan kalian. Ada seseorang yang lebih berbahaya, yang ingin melihat kalian menderita."
Mahendra merasakan detak jantungnya semakin cepat ketika telepon tiba-tiba mati, seolah merenggut harapannya dalam sekejap.
Rasa panik dan kerinduan menyelimutinya, dan tanpa pikir panjang, dia berlari keluar dari gedung pameran. Hanya satu tempat yang terlintas dalam pikirannya—taman tempat mereka sering menghabiskan waktu bersama.
Sesampainya di taman, gelap malam mulai menyelimuti. Dia merasa seolah tidak berdaya, menatap pepohonan yang berdiri kokoh dan bayangan-bayangan yang menari-nari di bawah cahaya bulan. Mahendra berlari di antara jalur setapak, terus meneriakkan nama Anvitha dengan keras.
"Anvitha! Di mana kamu?!"
Suara serak dan penuh haru itu menggema di sekelilingnya, namun hanya angin malam yang menjawab. Dia tidak peduli jika orang-orang menatapnya aneh.
Semua yang dia inginkan hanyalah mendengar suara Anvitha, melihat wajahnya, merasakan kehadirannya di sampingnya lagi. Dia melangkah semakin jauh, memasuki area yang lebih gelap, harapannya berjuang melawan kesedihan yang menghimpit jiwanya.
Tiba-tiba, dari balik pohon besar, muncul sosok yang membuat dunia Mahendra berhenti sejenak.
Wanita berambut sebahu dengan dress anggun yang melambai lembut di angin malam. Cahaya bulan menyinari wajahnya, memperlihatkan senyum hangat yang telah lama hilang dari hidup Mahendra.
Mata Mahendra membesar, hampir tidak percaya. Dia merasakan jantungnya berdegup kencang, dan air mata tak tertahan mengalir di pipinya. "Anvitha!" serunya, langkahnya tergesa menuju wanita yang berdiri di hadapannya.
"Mahen," jawab Anvitha, suaranya lembut dan familiar, seolah mengeluarkan dia dari kegelapan yang menyesakkan.
"Anvitha!” teriaknya, berlari menghampiri. Dalam sekejap, dia memeluk Anvitha erat-erat, merasakan kehangatan tubuhnya.
Namun, saat dia merasakan sentuhan Anvitha, dia juga merasakan sesuatu yang tidak biasa—luka di tangan dan kaki Anvitha.
Mahendra segera melepaskan pelukan, menatap Anvitha dengan penuh kekhawatiran. "Apa yang terjadi padamu? Siapa yang melakukan ini?"
Anvitha menundukkan kepalanya, air mata mulai mengalir di pipinya. "Aku... aku diculik, Mahen. Setelah kebakaran, mereka menangkapku. Selama ini, aku disekap dan disiksa. Mereka tidak menginginkanku untuk bersamamu."
"Mengapa kau tidak memberitahuku? Mengapa kau menghilang?" tanya Mahendra, suaranya bergetar karena campuran rasa marah dan khawatir.
"Kamu tahu, semua ini dimulai ketika ibuku memaksaku untuk dijodohkan dengan pria yang dia pilih," jelas Anvitha, wajahnya penuh kesedihan. "Aku merasa terjebak dan dikhianati. Saat aku mencoba melawan, mereka mengancamku. Aku tidak ingin membahayakanmu, Mahen."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anvindra (Ft.Mark NCT) (COMPLETED✅)
RomanceKota yang penuh hiruk pikuk dan ambisi, menjadi saksi pertemuan dua jiwa yang terluka. Mahendra Hardhika, seorang karyawan swasta yang merantau ke ibu kota, tak pernah menyangka bahwa kunjungannya ke rumah sakit jiwa untuk menemui temannya, Dr. Ria...