rayana?

738 51 5
                                    

Pagi itu, Mathea mengundang Anne ke apartemennya untuk membahas kejadian yang cukup mencurigakan.

"Nomor plat ini tidak terdaftar..." ucap Anne sambil bolak-balik mengakses website yang berisi informasi kendaraan, cemas jika situs tersebut mengalami gangguan.

"Hmm, berarti menggunakan plat nomor palsu, ya?" tanya Mathea, menyimpulkan dari informasi yang ada. Anne keluar dari situs dan mengangguk.

"Emang plat nomor siapa sih?" tanya Anne dengan rasa ingin tahu.

Mathea hanya terdiam, tidak memberikan jawaban. Mereka sedang dalam masa libur karena kasus yang mangkrak dan belum terpecahkan. Dalam keheningan, televisi yang semula menayangkan kartun tiba-tiba menyiarkan berita sekilas.

"Pemirsa, pada pukul 4 pagi dini hari, terjadi ledakan yang sangat keras, diduga ledakan tersebut berasal dari dalam jurang. Polisi segera datang ke lokasi dan menemukan sebuah mobil Tesla yang terbakar, beserta korban di dalamnya dengan kondisi yang sangat mengenaskan, terbakar 100 persen dan kehilangan alat vitalnya..."

Mathea tertegun, begitu juga dengan Anne yang tampak tidak percaya.

"Itu kan mobil Edwin, ya? Platnya sama! Loh, itu pacar kamu!" seru Anne, menyadari fakta yang mengejutkan. Mathea tetap terdiam, tak mengerti bahwa psikopat itu telah meledakkan mobilnya dan memotong alat vital Edwin.

"Kenapa kamu diem aja sih? Itu pacar kamu!"

"Dia mantan aku," jawab Mathea dengan nada datar. Meskipun hatinya terasa sakit mendengar berita kematian Edwin dengan cara yang mengenaskan, perlakuan mantannya itu telah membuat rasa cintanya padanya menghilang.

Mathea tidak ingin berurusan lebih jauh dengan kepolisian, terutama karena ini menyangkut nama baiknya. Dengan tegas, ia memilih untuk mematikan televisi.

"Loh, kamu putus kapan? Dia kan baru pulang dari Jepang minggu lalu!" tanya Anne, terlihat terkejut dengan pernyataan Mathea.

Mathea menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Ia membutuhkan waktu untuk merangkai cerita yang tepat.

"Aku mutusin dia sore kemarin, pas dia kepergok jalan sama cewek lain di Jepang sana. Mau gimana lagi? Mungkin dia pulang malam, jadi bisa saja jadi korban begal," ucap Mathea dengan nada santai, berusaha menyembunyikan kebohongan dan kesedihannya.

Sebenarnya, Mathea merasa kasihan. Namun, mengingat perlakuan Edwin yang ingin memperkosanya kemarin, rasa bencinya semakin dalam.

Tapi rasa penasarannya membara. Mathea dan Anne pun segera bergegas menuju rumah sakit kepolisian untuk mencari tahu kronologi kejadian yang sebenarnya. Mereka ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai insiden yang melibatkan mantan kekasih Mathea dan psikopat yang kini mengubah hidupnya.

---

"Ck, lagi-lagi ulah siapa ini?" gumam Ariana dengan geram sambil membantu membawa jasad Edwin yang sudah hangus terbakar, hampir menjadi abu, ke dalam ruang otopsi dengan menggunakan kantong jenazah.

Setelah menempatkan jasad tersebut dengan hati-hati, Ariana pun keluar dari ruang otopsi dan mendapati Rayana sedang duduk santai di mejanya. Melihat itu, ia merasa kesal dan langsung menghampirinya.

"Kamu tidak ada kegiatan lain selain duduk santai dan bermain ponsel?" tanya Ariana, suaranya mencerminkan kebosanan dan kemarahan.

Rayana tampak terfokus pada ponselnya. Ia sedang membaca berita terbaru mengenai pembunuhan tersebut.

"Hmm, pembunuhan lagi, ya?" gumam Rayana dengan nada datar. Ariana menghela napas panjang, membuangnya perlahan sebagai tanda frustrasi.

"Hufttt... capek, tiap bulan ada saja kasus unik seperti ini," gumam Ariana sambil duduk di kursi depan Rayana dan menyandarkan kepalanya ke tembok.

My psycho GF (GXG) 21+ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang