sudah berapa lama kami di mata matai?
apa dia mencurigai ku berkencan dengannya?
apa dia mengincar ku dan ingin membunuh ku?
untuk apa dia datang?
apa selama ini mathea dibawah pengawasan seseorang?
batin rayana terus memikirkan seseorang yang semalam mengintip mereka dan tiba tiba pergi, hal itu membuatnya cemas, karena akan membuat reputasi mathea yang seorang detektif di kepolisian tercoreng.
mathea memandangi rayana yang fokus mengendarai mobil namun melamun dengan tatapan kosong.
"kamu kenapa sayang?" tangan mathea menyentuh pundak rayana dengan lembut.
"apa? dia baru saja memanggilku sayang?"
"eh? gapapa kok, cuma hari ini sedikit sibuk aja di RS " rayana berusaha menutupi wajahnya yang memerah karena panggilan baru itu, ia belum terbiasa tentunya.
mathea terkejut melihat wajah rayana yang sedikit memerah. "kamu sakit?"
mathea cemas, ia menyentuh dahi rayana, namun suhunya normal. "ah tidak, aku hanya ingin bab sekarang"
"owalah berati tadi itu bukan alasan? tapi emang kamu beneran pengen bab, kirain lagi ngeles" kata mathea dengan sedikit tertawa.
rayana hanya tersenyum kecil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju apartemen mathea.
tak lama mereka sampai di basement, rayana turun duluan dan membuka kan pintu untuk mathea, mathea pun turun dari mobilnya sembari tersenyum.
rayana membalas senyumannya dan mengusap pipinya dengan lembut, namun ujung mata rayana menangkap beberapa bayangan yang berada di sekitarnya.
ya mereka sedang di intai.
rayana pun segera menarik mathea masuk ke area lift, dan segera memencet tombolnya.
"sial ada apa sebenarnya? kenapa kami di awasi?" batin rayana sangat tidak karuan, terlebih lagi lift nya tak kunjung terbuka.
mathea bingung melihat wajah panik rayana. "kenapa tiba tiba lari?" tanya Mathea,
rayana tersenyum kecil berusaha menutupi kepanikannya. "udah di ujung" ucap rayana sambil memegangi perutnya.
"kan di basement ada toilet, kenapa ga di situ dulu aja?" tanya Mathea, rayana menggeleng, lift pun terbuka, ia segera masuk menarik mathea bersamanya.
"gak mau, pengen di atas aja nanggung"
lift pun mulai menanjak naik. rayana merasa lega akan itu karena penguntit itu tidak ikut naik.
setelah sampai mereka segera memasuki apartemennya. rayana pun segera mengunci pintu dan menutup rapat jendela.
Mathea yang memperhatikan gerak gerik rayana curiga,
"dia mau ngapain? kenapa semua di kunci? apa dia akan membantai ku malam ini?" batin mathea dengan pikiran anehnya,
rayana memandang ke arah mathea, "malam ini aku akan memasak untukmu, kita tak bisa makan diluar, sudah larut, tapi aku ingin bab dulu" ucap rayana dengan datar, ia pun melepas jaketnya lalu melemparkannya ke sofa dan berlari ke WC.
mathea menggeleng melihat kelakuan rayana, ia pun mengambil jaket rayana dan ingin menggantungnya di tempatnya.
namun ia merasakan hal yang mengganjal di dalam kantong jaketnya. mathea pun merogohnya ia melihat sebilah pisau medis. yang sedikit ada bercak darah,
KAMU SEDANG MEMBACA
My psycho GF (GXG) 21+
Mystery / Thriller"Kamu membunuh enam orang secara berturut-turut tanpa alasan yang jelas? Apa maumu?" suaranya bergetar, tetapi ia berusaha keras untuk tetap terdengar tegas. Sosok itu hanya terkekeh, senyumannya terlihat sinis saat ia mencabut pisau dari perut korb...