flash back...
Di ruang sidang yang dipenuhi penonton dan jurnalis, suasana sangat tegang. Dr. Leonard duduk di kursi pesakitan dengan wajah tegas, tetapi dalam hatinya, ia merasakan gelombang kecemasan. Dia adalah seorang dokter yang telah mengabdikan hidupnya untuk menyelamatkan orang lain, dan sekarang dia dituduh melakukan kejahatan yang mengerikan.
Jaksa penuntut umum, Mr. Johnson, berdiri di depan juri. "Yang Mulia, pada malam pembunuhan tersebut, saksi berkata tidak melihat Dr. Leonard di lokasi kejadian. tetapi tidak ada bukti fisik yang langsung, kesaksian ini tidak cukup untuk menunjukkan bahwa dia tidak bersalah."
Saksi yang dipanggil, viktor, seseorang pengangguran alias pekerja serabutan yang mengaku berada di TKP saat kejadian, melangkah maju. "Yang Mulia, saya tidak melihat Dr. Leonard saat kejadian itu, dari postur tubuhnya saja berbeda," katanya, berusaha menenangkan pikirannya yang gelisah.
Mr. Johnson menatap viktor dengan tajam. "Saksi, Anda menyatakan bahwa Anda tidak melihat Dr. Leonard, tetapi bisakah Anda membuktikan kalau itu bukan Dr. Leonard? dan memastikan bahwa dia ada di rumah pada waktu itu?"
"Saya tidak bisa memastikan sepenuhnya," jawab Sarah, terlihat tertekan. "Tapi dia tidak ada di tempat kejadian."
Dr. Leonard menggenggam kursi dengan erat. Ia tahu bahwa kesaksian ini, meskipun mendukungnya, tidak cukup kuat untuk membebaskannya.
"Yang Mulia," Laura, pengacara Dr. Leonard, bangkit dan berbicara. "Kami ingin menunjukkan bahwa tidak ada bukti kuat yang dapat mengaitkan klien saya dengan kejahatan ini. Kami telah meminta rekaman CCTV dari rumah sakit, tetapi tidak ada data yang berhasil ditemukan. Itu menunjukkan bahwa klaim ini tidak valid."
Jaksa penuntut umum terus berusaha mengeksploitasi keraguan. "Namun, saksi tersebut tidak dapat memberikan alibi yang jelas. Selain itu, bukti rekaman CCTV tidak ada. Kami memiliki situasi di mana Dr. Leonard berada di lokasi dengan meninggalkan sobekan bajunya yang mungkin adalah perlawanan dari korban dan tidak ada bukti yang menunjukkan dia tidak bersalah."
Laura merespons dengan tegas. "Tapi tidak bisa hanya berdasarkan asumsi! Kita perlu bukti konkret. Semua orang berhak untuk mendapatkan keadilan."
"asumsi? bukti sobekan baju milik Dr. Leonard ditemukan di TKP, dan baju itu berbahan khusus, hanya ada beberapa dokter yang memilikinya, saat ini hanya Dr. Leonard yang tidak bisa menjelaskan dan membuktikan, kapan dan sedang apa dia saat pembunuhan terjadi"
persidangan kembali riuh hal itu membuat mathea merasa cemas akan hal ini.
"jika Dr. Leonard suatu saat terbukti tidak bersalah, namun ia mati karena di eksekusi... ini akan..."
Akhirnya, setelah beberapa hari persidangan berlangsung dan cukup sengit, juri mengumumkan keputusan mereka. Suasana di ruang sidang menjadi mencekam ketika juri menyatakan Dr. Leonard bersalah. Dr. Leonard tertegun, merasa dunia di sekelilingnya runtuh.
" kami akan segera mengatur sidang penjatuhan hukuman," kata hakim, mengabaikan kerumunan yang bisik-bisik.
_______
"sebelum kami mengambil keputusan, mari dengarkan ucapan terakhir dari terdakwa" ucap hakim sambil menatap Dr. Leonard dengan serius
tatapan Dr. Leonard kosong, ia hanya memandang hakim dengan tatapan sedih dan kecewa.
"Saya tidak bersalah. dan saya bersumpah atas nama tuhan bahwa saya benar benar tidak melakukannya" katanya dengan suara gemetar saat hakim bertanya apakah dia memiliki pernyataan akhir.
Hakim menatapnya dengan penuh perhatian. ia pun mengetok palu
TOK.. TOK...TOK..
"Berdasarkan kesaksian, fakta, beserta bukti yang diajukan, bukti bukti yang diserahkan dari kepolisian, yaitu selembar sobekan kain yang ditemukan di dekat tersangka, dan saksi yang tidak bisa memberikan bukti bahwa bukan Dr. Leonard pelakunya, serta kasus ini berhubungan dengan pembunuhan berantai sebelumnya yang akhir akhir ini sering terjadi di kota ini, saya memutuskan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
My psycho GF (GXG) 21+
Mystery / Thriller"Kamu membunuh enam orang secara berturut-turut tanpa alasan yang jelas? Apa maumu?" suaranya bergetar, tetapi ia berusaha keras untuk tetap terdengar tegas. Sosok itu hanya terkekeh, senyumannya terlihat sinis saat ia mencabut pisau dari perut korb...