Kritis

473 28 2
                                    

ariana baru saja keluar dari ruangan dokter forensik setelah menyerahkan hasil analisanya, ia dikejutkan dengan mathea duduk lemas di sebrang ruangan.

ariana pun menghampiri mathea dengan wajah bingungnya.

"loh, math? kenapa?" tanya ariana dengan serius.

mathea yang duduk lemas bersandar pada anne di sebelahnya hanya melirik ariana dan kembali menatap lurus dengan tatapan kosong,  ariana kebingungan dengan sikap mathea.

"rayana ditembak" ucap anne, ariana sontak menatap mata anne dengan serius.

"ah serius?" tanya ariana dengan sungguh sungguh ia sulit mempercayai seseorang, apalagi bukan temannya.

"Benefit apa yang kudapatkan jika membohongimu? Dr. Ariana" ketus anne sambil mengelus lengan mathea untuk menenangkannya.

"terus? Kamu sedih karena ditolak?"tanya ariana dengan bercanda, ia benar benar tidak tahu apa maksud dari anne.

anne mendengus kesal menghadapi ariana.

"ck, tertembak, dia tertembak peluru, bukan ditembak cinta!" anne kesal saat ariana terlalu menganggapnya bercanda.

ariana terdiam, terkejut dengan ucapan anne.

namun ia berusaha tetap tenang.

"terus dia dimana? Sudah ditangani?" tanya ariana.

namun anne hanya melirik ke pintu di sebelahnya.

ariana pun mengikuti arah mata anne memandang. "ruang operasi" gumam ariana.

ariana seperti menyepelekan ucapan anne,spontan ia langsung pergi begitu saja ke bagian loby rumah sakit.

anne berusaha menenangkan mathea, anne juga mencemaskan keadaan stella yang saat ini berada di rumah sakit pusat, karena cedera yang dialami stella cukup parah, dan rumah sakit kepolisian saat malam hanya terdapat satu dokter bedah, tidak mungkin menunggu karena keduanya sama sama darurat.

__________

Dr. tony beserta teamnya bekerja dengan penuh konsentrasi, perlahan dokter tony membuka area pinggul yang tertembak, mencari peluru yang bersarang di tulang belakang. tantangan terbesarnya adalah menghentikan pendarahan tanpa merusak saraf disekitarnya. setiap detik sangat berharga dan menentukan keselamatan rayana disini.

"untung lukanya tidak menembus terlalu dalam, namun kerusakan ini jika tidak ditangani dengan tepat bisa fatal" batin Dr. tony

tak berapa lama Dr. tony membuang nafas lega,

"hufttt"

Dr. tony berhasil menjepit jaringan arteri yang pecah dan perlahan mengangkat peluru secara perlahan dari dalam dan meletakannya di mangkuk medis yang sudah di sediakan, seluruh tim medis sedikit bernafas lega, namun mereka cukup serius karena pendarahan berhasil di hentikan namun rayana masih kritis.

"masih banyak yang harus kita lakukan" ucap Dr. tony sambil melanjutkan tindakan untuk menstabilkan keadaan rayana. mereka mulai memasang penopang sementara di tulang belakang yang terdampak dan memulai transfusi darah.

selang beberapa jam yang cukup menegangkan, operasi selesai, rayana langsung di pindahkan ke ruang ICU untuk pengawasan yang ketat. keadaannya masih belum stabil namun Dr. tony percaya rayana itu kuat, itu hanya luka tembak yang tidak langsung mendapat penanganan yang tepat.

Setelah operasi yang panjang dan menegangkan, Dr. Tony berjalan perlahan menuju ruang tunggu keluarga, di mana dua wanita muda duduk dengan gelisah. ya dia mathea, ia terus memutar-mutar cincin di jarinya, sementara anne di sampingnya berusaha menenangkan dirinya sendiri dengan mengambil napas panjang.

My psycho GF (GXG) 21+ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang