Setelah Ye Na mengetik password pintu apartemennya, ia langsung membuka pintu lalu merebahkan diri di sofa ruang tamu tanpa melepaskan sepatu terlebih dahulu. Mungkin karena dia kelelahan atau kesakitan bekas terpeleset tadi, atau sedang menikmati kenangan memalukan tapi membuatnya bahagia. Entahlah, yang jelas Kim Ye Na sudah tertidur pulas sehingga tidak ingat kalau ia meninggalkan handphone di lantai toko kue tadi. "Oh, aku benci hidup ini." Begitulah pikir Ye Na.
---
Keesokan harinya di rumah Young Min..
Kringggg Kringggg Kringgg Because I'm naughty naughty hey I'm Mr. Simple~
Lagu Super Junior mengagetkan Jung Young Min yang sedang tertidur pulas. Dilihatnya handphone hitam milik Ye Na yang tertinggal kemarin. Ternyata hanya alarm yang diatur untuk berdering saat pukul 5 pagi. "Sudah pagi ternyata.. hoamm aku masih mengantuk" ucapannya sangat tidak jelas karena tercampur dengan rasa kantuknya. Dimatikannya alarm dari handphone Ye Na. Sebelum menaruh lagi gadget itu di meja, ia melihat layar yang terpampang selfie Ye Na dan temannya mungkin. Saat ia tengah memperhatikan wajah bahagia yang ada di layar itu, ada sebuah panggilan masuk bertuliskan nama Go Eun Mi. Angkat atau tidak... mungkin saja ini penting.. Aku harus bagaimana. Lalu digeserlah tombol hijau di layar itu. Belum sempat Young Min mengucapkan kata Halo, suara dari telepon itu langsung mengagetkannya.
"Hey, Kim Ye Na! Mati saja kau! Mengapa pesanku kemarin tidak dibales hah? Kau pikir enak merasa dicuekin seperti itu? Ye Na, jika kau masih hidup segera balas pesan itu sekarang juga!"
Dijauhkan sedikit handphone itu dari telinga Young Min.
"Halo? Maaf, ini handphone Ye Na tetapi kemarin tertinggal di toko kue. Ini Jung Young Min, murid Mokjae High School kelas 3. Kalau boleh tau, anda siapanya Ye Na?"
".........."
"Halo? Apakah anda masih disitu?"
"Oh... ternyata anda senior saya. Terima kasih untuk menyimpan handphone nya Ye Na. Kalau begitu, saya menghubungi telepon rumah nya saja. Maaf telah mengganggu anda."
Tiitt.
Setelah hubungannya terputus, perasaan ganjal pun menghantui hati Young Min. Segera ia mencari nomor telepon rumah Ye Na di daftar kontak handphone itu. "Aku harus mengembalikannya."
---
Kim Ye Na lari terburu-buru dari kamarnya menuju telepon yang berbunyi di ruang tamu. "Halo, dengan kediaman Kim Hyung Sik disini."
"Halo, apakah saya dapat berbicara dengan Kim Ye Na?" suara lelaki itu membuat Ye Na melotot karena kaget. Lelaki? Mencariku? Mustahil.. Suara ini.. Tenangkan dirimu Kim Ye Na.
"Ya, dengan saya sendiri"
"Aku Jung Young Min dan aku ingin memberi tau kalau handphone milikmu ada di aku karena kau menjatuhkannya di toko kue saat kau terjatuh kemarin."
Entah berapa detik, suasana langsung hening. Keduanya tidak ada yang berbicara sama sekali. Ye Na kaget bukan main. Pertama, Jung Young Min meneleponnya? Kedua, Sejak kapan aku kehilangan handphone dan mengapa aku tidak menyadarinya? Dan ketiga, mengapa orang itu masih mengingat kejadian kemarin. Ye Na memikirkan itu sambil mengerucutkan bibirnya.
"Halo.. halo? Baiklah, aku minta alamatmu saja sini biar kuantarkan handphone ini ke rumahmu." Suara Young Min terdengar lemah di telinga Ye Na. "Ah, jangan. Aku saja yang ke rumah kakak biar adil. Kan itu semua salahku." Ye Na memaksakan suaranya tetap stabil tidak terdengar dibuat-buat. "Ya sudah, cari jalan tengah nya saja. Ku tunggu kau di taman dekat sekolah. Bagaimana?"
Tanpa pikir panjang, Ye Na langsung menjawab "Ide bagus kak. Sampai bertemu besok jam 5 sore.""Besok kan hari natal, aku ada acara dengan keluarga besar."
"Oh iya aku lupa hehe."
"Yasudah nanti aku menghubungimu lagi untuk rencana selanjutnya."
"Iya kak, terima kasih untuk mengambil dan menyimpan handphone ku kemarin." Ye Na mematikan handphone nya sambil tersenyum lebar.
---
Jam dinding menunjukkan pukul 11 malam. Young Min merasa tidak enak dengan Ye Na jika tidak mengembalikan secepat mungkin handphone miliknya. Young Min mengambil handphone nya sendiri di atas kasur nya dan mencari di daftar kontak. Setelah menemukan nomor yang dicari, ia langsung menghubungi nya.
"Halo, Byun Ki Tae"
"Oh, Young Min! Ada apa menelepon jam segini?" Suara di seberang sana terdengar sangat mengantuk.
"Apakah aku mengganggumu?"
"Ya kau sangat menggangguku dasar bodoh! Aku sedang tertidur pulas di malam natal ini menunggu paman Santa Claus membawakan hadiah untukku."
"Heh kau tidak malu dengan usia ya? Dengar, ini penting. Aku ingin meminta alamat rumah adik kelas yang selalu bersamamu itu."
"Kim Ye Na? Untuk apa, kau menyukainya?" Pertanyaan ini membuat Young Min terdiam.
"Hmm tidak lah. Aku hanya ingin mengembalikan handphone miliknya yang tertinggal."
"Aku tidak terkejut mendengar itu. Ye Na memang ceroboh. Ya sudah, aku akan mengirimimu alamatnya lewat pesan teks. Bye."
Dua menit kemudian, sebuah pesan teks muncul di layar handphone Young Min. Alamat rumah Ye Na sudah didapatkannya. Semoga kau belom tertidur, Kim Ye Na...
Diambilnya jaket dan syal di belakang pintu kamar Young Min lalu keluar rumah secara diam-diam.
---
Bukan Kim Ye Na namanya jika tidur sebelum jam 2 pagi. Pukul 11 lewat 20 menit, gadis itu berdiri di balkon apartemennya melihat pemandangan malam natal di kota Seoul. Lampu-lampu benderang membuat kota itu sangat indah. Tuhan, semoga tahun depan dan selanjutnya aku bisa merayakan hari natal bersama eomma dan appa...
Ye Na tidak menyalahkan orang tua nya yang selalu tidak ada saat musim dingin, ya walaupun musim yang lain juga mereka selalu sibuk bekerja. Toh, hasil kerjanya juga untuk keperluan Ye Na juga. Yang dapat ia lakukan hanya mendoakan supaya ibu dan ayahnya baik-baik saja dan sehat selalu. Saat pikirannya penuh dengan kerinduan, suara bel pintu apartemen berbunyi. Ting Tong.. Ting Tong..
"Ya, tunggu sebentar" teriak Ye Na dari dalam balkon. Ah, mungkin tetangga ingin memberi kue natal, pikirnya. Dengan wajah datar, dibukalah pintu itu yang langsung membuat ekspresi nya dari super datar menjadi shock. "Kak Young Min? Tau dari mana... Maksudku, ada apa datang jam segini?" Sikap tenang tapi agak dibuat-buat yang dilakukan Ye Na menjadikannya salah tingkah. "Maaf datang jam segini, apa aku mengganggumu?" Tanya Young Min dengan rasa bersalah. "Tidak, aku belum tidur. Masuklah, di luar sangat dingin." Ye Na melihat sekilas wajah Young Min yang lumayan pucat dan hidungnya merah. "Tidak usah, aku hanya ingin mengembalikan handphone mu. Aku tidak enak jika menyimpannya terus." Young Min mengeluarkan handphone hitam milik Ye Na dari saku jaketnya. Ye Na langsung bungkam seribu bahasa. Diambilnya dengan gemetar barang itu dari tangan Young Min. Dirasakannya tangan seniornya itu yang sangat dingin. Jantung nya seakan-akan marathon di dalam tubuhnya. Oh Tuhan, tolong hentikan waktu ini sekarang juga...
"Terima kasih dan maaf telah merepotkanmu datang kesini." Pikiran Ye Na penuh dengan apa yang ingin dia katakan, tetapi hanya kalimat singkat itu yang hanya bibirnya ucapkan. "Baiklah, aku pulang dulu ya, selamat tinggal Kim Ye Na.. dan selamat natal" Ucap Young Min sambil mengulaskan senyum lebar di wajahnya. "I.. Iya, selamat natal juga" Ye Na sangat gemetaran. Bukan karena kedinginan, tetapi karena melihat senyum dari seorang Jung Young Min yang hanya untuknya. Setelah pintu apartemen tertutup, Ye Na jatuh tersungkur di lantai apartemennya yang dingin sambil kegirangan. Ya, memang terkesan berlebihan.. tapi inilah yang dinamakan jatuh cinta.

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side of You
RomanceApalah dia, hanyalah siswi kelas 2 di Mokjae High School yang sangat biasa saja. Begitu pikir Kim Ye Na tentang dirinya sendiri. Sungguh sangat tidak beruntung dirinya bisa menyukai senior yang level atas. Yang sangat populer karena ketampanan, kepi...