Part 9 : Farewell

98 14 0
                                        

Hari ini adalah hari dimana Jung Young Min akan take off menuju Indonesia. Tepat hari ini juga, Kelas 3 di Mokjae High School mengadakan ujian kelulusan sehingga Jin Kyung dan Ki Tae tidak bisa melepas kepergiannya di bandara. Young Min duduk di kursi ruang tunggu sambil memegangi handphone nya. Ia tidak membiarkan keluarganya datang ke bandara karena ia sulit untuk melihat ibunya menangisi kepergian ini. Jadi, dia hanya menunggu satu orang sebelum benar-benar meninggalkan Korea Selatan. Kim Ye Na.

"Hey, Kim Ye Na! Ini sudah jam 9 dan kau belum tiba disini?" Isi pesan teks dari Young Min dibuat supaya terkesan tidak terjadi apa-apa.

Baru dia mematikan layar handphone nya, pesan teks balasan dari Ye Na masuk.

"Liat ke arah jarum jam 3"

Young Min menengok ke arah yang dimaksud Ye Na. Benar saja, Ye Na berdiri anggun disana mengenakan rok pendek hitam dan kemeja hitam. "Woa, Kim Ye Na! Kau mau melepas kepergianku untuk selamanya?" Kata Young Min sambil tertawa dan menghampiri Ye Na.

Kim Ye Na hanya tersenyum dan duduk di dereta bangku panjang ruang tunggu itu bersama Young Min. "Aku sangat iri denganmu. Murid yang lain harus berjuang untuk lulus ujian agar dapat universitas bagus. Sedangkan kau? Tidak perlu mengikuti ujian pun sudah bisa belajar di luar negeri. Kau memang yang terbaik." Kata Ye Na ceria. Ya, ceria.

"Tentu saja, aku ini murid terpintar di Mokjae, berwajah tampan, dan delapan puluh persen cewek di sana menyukaiku." Young Min menyilangkan kedua tangannya sambil menghela nafas. Pukulan kencang mendarat di kepalanya saat itu juga. "Oh, kau sombong ya! Baiklah aku sudah memutuskan untuk mencari saja cowok yang lebih pintar dan tampan darimu." Ye Na berdiri dan niat untuk meninggalkannya. Spontan Young Min langsung menarik lengan Ye Na.

"Ah, kau ini mudah sekali bawa perasaan ya. Aku hanya bercanda bodoh."

"Aku juga bercanda, dasar yang lebih bodoh. Aku heran universitas itu mau menerima mahasiswa sepertimu. Huh, lepaskan! Aku mau ke toilet. Kau mau ikut?"

Young Min melepas tangan Ye Na sambil menunjukkan eye-smile nya.

                                                                                                     ---

Di depan cermin toilet yang besar itu, Kim Ye Na melihat bayangan dirinya sendiri yang menurutnya terlihat menyedihkan. Make up yang ia pakai hari ini berbeda dari biasanya, tetapi Jung Young Min tidak menyadarinya. Menyedihkan.

"Baiklah, Kim Ye Na! Tidak ada kata penyesalan. Kau memutuskan untuk menunggunya balik. 4-5 tahun itu tidak begitu lama, bukan? Lagipula, kita masih bisa kontak lewat social media." Sudah seperti orang tidak waras, Ye Na bicara sendiri ke bayangan yang ada di depannya.

Anehnya hati Kim Ye Na seperti masih ada yang mengganjal. Ia sudah memutuskan untuk menunggu Jung Young Min. Begitulah yang ada di otaknya. Sayangnya, otak dan hati nya tidak satu pikiran. Hati nya mungkin tidak rela untuk menjalani hubungan jarak jauh. Sekuat-kuatnya manusia, pasti susah untuk sanggup untuk tidak bertemu orang yang disayanginya apalagi untuk jangka waktu lama.

Ye Na merapikan rambutnya dengan jari-jari tangannya dan mengecek apakah pakaiannya berantakan atau tidak. Hari ini Ye Na ingin tampil sempurna di depan Young Min. Yang ia sesali adalah warna pakainnya yang serba hitam. Entahlah, apakah ini hanya mood Ye Na untuk berpakaian serba hitam atau mungkin saja pertanda buruk. No one knows.

2 jam lagi Young Min masuk ke dalam pesawat. Jadi, ia ingin manfaatkan waktu berharga ini bersama pacarnya itu. Baru saja ia ingin keluar dari pintu toilet, ia melihat sosok yang ia kenal di kaca. 

Another Side of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang