Young Min tiba di depan pintu rumahnya dalam kondisi yang cukup mengenaskan. Mulut dan nafasnya sudah mengeluarkan asap. Dinginnya memang luar biasa. Karena sudah tidak tahan lagi, ia menarik gagang pintu untuk membukanya.
Cklek, Cklek, Cklek.
"Mengapa ini terkunci? Padahal tadi saat keluar tidak dikunci. Ah, pasti ibu yang menguncinya karena dia tidak tau aku keluar rumah tadi."
Young Min mengoceh sembari melirik sana-sini mencari insiatif untuk masuk ke dalam rumahnya. Tiba-tiba Young Min teringat jendela dapur yang memang jarang sekali dikunci. Lalu ia berjalan menuju belakang rumahnya dan untungnya jendela itu tidak terkunci. Setelah berterima kasih dalam hati kepada Tuhan, Young Min pun masuk dengan sangat diam-diam supaya tidak membangunkan yang lain. Saat menuju tangga ke lantai 2, ia bertemu sosok ibunya di pinggir anak tangga.
"Kemana saja kau Jung Young Min! Sadarkah kau ini sudah jam berapa?" Teriak ibunya saat melihat anak kebanggannya itu.
"Maaf eomma, tapi tadi aku pergi ke rumah teman karena ada urusan. Maaf juga aku tidak ingin memberi tau mu karena aku tidak ingin mengganggu." Young Min menundukkan kepalanya, tidak berani menatap wajah ibunya.
"Young Min-a, sengaja aku mengunci pintu depan tadi supaya kau jera. Dan sekarang, pikirkan apa kesalahanmu lalu masuk ke dalam kamarmu. Kau tidak ingin terlambat bangun untuk pesta besok, bukan?"
"Baik eomma, aku sayang padamu." Young Min menghampiri dan mencium pipi ibunya. "Dasar anak nakal. Aku lebih sayang padamu. Selamat hari natal Jung Young Min. Tuhan memberkatimu nak." Ibunya membelai kepala Young Min dengan penuh kasih sayang. "Selamat natal juga eomma." Lalu dinaikinya anak tangga itu oleh Young Min dan langsung masuk ke dalam kamarnya.
---
Kim Ye Na duduk di sofa untuk menonton televisi. Bukan menonton, lebih tepatnya ia hanya duduk di depan layar itu sedangkan pikirannya menuju ke hal lain. Ye Na merenungkan isi hatinya sendiri.
Sebenarnya aku suka dengan Jung Young Min atau tidak....
Ye Na menyukai Young Min sejak ia kelas 1 di Mokjae High School. Ia sendiri pun tidak mengerti mengapa orang tua nya mendaftarkan ia di sekolah yang paling bergengsi itu. Seragam nya yang elegan dan siswa-siswi nya yang cukup bisa dibilang kalangan atas itu tidak membuat Ye na tertarik.
Musim semi tahun lalu, saat ia pertama kali masuk ke dalam klub Bahasa Inggris. "Selamat siang. Perkenalkan, nama saya Kim Ye Na dari kelas 1-2. Mohon bantuannya." Kata Ye na di depan ruang klub dengan suara bersemangat dan disambut tepuk tangan dari kakak senior klubnya. Ye Na kembali duduk di kursinya. "Baiklah sekarang mari kita perkenalkan senior-seniornya. Nama saya Byun Ki Tae, ketua klub ini. Lalu disana ada Jang In Ha, Seo Young Jin, Kim Ha Ra, Oh Ki Yeon, dan dipojok sana ada Jung Young Min." telunjuk ketua itu menunjuk ke arah cowok yang dari wajahnya saja sudah dapat ditebak sifatnya. Mata Ye Na menuju ke arah cowok itu. Diperhatikannya orang itu dari atas rambut hingga ujung sepatu. Pasti senior ini susah untuk berbaur, pikir Ye Na. Saat itu juga, mata Jung Young Min menatap Ye Na. Sontak Ye Na langsung memalingkan wajah ke arah depan lagi. Disitulah pertama kalinya Ye Na mengenal Jung Young Min.
Seiring berjalannya waktu, ia selalu mendengar nama Jung Young Min dimana-mana. Di kantin, lorong kelas, toilet, dan dimanapun tetap saja cewek-cewek membicarakannya. "Bukankah dia sangat keren?" "Aku ingin bisa dekat dengannya." "Apakah dia sudah punya pacar?" "Jung Young Min sangat sempurna." Itu kalimat yang biasa telinga Ye Na tangkap setiap harinya. Apalagi saat Young Min kebetulan lewat di depannya, cewek-cewek pun langsung diam-diam mengobrol dengan temannya sambil melirik, atau bahkan ada yang mengikuti Young Min.
"Apa istimewanya Jung Young Min itu, iya sih tampan tapi kan senyum saja jarang. Dingin banget udah kaya es krim." Ucap Ye Na kepada teman barunya, Go Eun Mi. "Kak Young Min satu sekolah denganku sebelumnya. Yang kudengar sih, dia itu orang nya baik lalu dia selalu mendapat peringkat bagus dalam pelajaran. Entahlah namanya juga desas-desus tak tau benar atau tidaknya." Eun Mi mengunyah es krim nya dengan girang. Ye Na tetap saja penasaran mengapa orang yang jarang tersenyum itu disukai banyak orang.
tampan, baik, pintar, berwibawa.... lah lalu apa hubungannya denganku? Sadarkan dirimu, Kim Ye Na. Tanpa sadar, Ye Na menepuk dahinya sehingga menyenggol es krim di tangan Eun Mi hingga terjatuh ke lantai kantin. "Hey, Ye Na! gantikan es krim ku sekarang juga. Rasakan sendiri sensasi antrian panjang nya. Sana gantikan cepat."
"Sungguh bodohnya aku, pikiran tidak jelas tadi membuatku sekarang berdiri di paling belakang antrian yang sangat panjang ini dan berdiri tepat di belakang... Jung Young Min?"
Ye Na menyadari bahwa ia benar-benar berdiri di belakang Young Min. Ia berharap Young Min tidak menengok ke arah belakang. Ye Na berjalan pelan mengikuti antrian sambil matanya tetap tertuju ke punggung orang di depannya. Entah mengapa ia sangat tidak tenang dalam posisi itu. 5 menit kemudian, tibalah Jung Young Min di depan penjual es krim. "Pak, aku beli 2 ya es krimnya." Setelah mendapatkan dua cone es krim rasa coklat yang lumayan besar , Young Min membalikkan badannya menghadap Ye Na. "Hey adik kelas, kau suka rasa coklat? Ini untukmu. Anggap saja tanda salam kenal dari senior klub." Young Min menyodorkan satu cone ke tangan Ye Na. Yang disodori malah diam saja, mulutnya setengah membuka saking shock nya. Ye Na melihat sekelilingnya, semua mata terarah padanya. Entah hasrat dari mana, Ye Na langsung mengambilnya dari tangan Young Min "Terima kasih kak, kau baik sekali." Jawab Ye Na sambil tersenyum dan tanpa basa-basi ataupun melihat muka Young Min, ia langsung kabur ke arah Eun Mi. "Ye Na, mana pesananku?" Tanya Eun Mi dengan wajah memelas. Hati Kim Ye Na sangat tidak tenang dan merasa seakan-akan banyak kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya.
Ah, perasaan apa ini.. Mengapa ini membuatku sangat gila? Jung Young Min bukanlah seperti yang kukira. Dia memiliki sisi berbeda yang mungkin.. hanya ditunjukkan padaku. Apakah aku bisa menaruh harapan padanya? Salahkah aku jika menyukainya? Yang jelas sekarang, es krim pemberiannya ini membuatku jatuh cinta padanya. Kau kalah, Kim Ye Na.
Lelehan es krim memenuhi tangan Ye Na. "Oy bodoh, mana es krim ku?" Eun Mi teriak di telinga Ye Na yang nyawanya entah terbang kemana. Setelah tiga detik, Ye Na terasadar dan berkata. "Maaf Go Eun Mi, kuganti lain kali saja ya. Aku ingin memakan es krim ini untukku sendiri apapun alasannya. Semoga harimu menyenangkan!" Ye Na berlari ke arah kelasnya meninggalkan temannya yang menampakkan ekspresi suram di wajahnya. Itu tidak dipedulikannya lagi, satu hal yang sudah pasti sekarang Kim Ye Na jatuh cinta kepada idola sekolah, Jung Young Min.
Begitulah awal kisah cinta Ye Na dan bagaimana pertama kali ia menyukai cowok itu. Hal sekecil apapun, tidak penting sekalipun bisa membuat orang jatuh cinta. Tuhan memang selalu punya banyak kejutan.
Itulah Kim Ye Na setahun yang lalu. Bahkan ia sempat menetapkan hatinya untuk move on dari Young Min. Tapi itulah manusia, yang namanya sudah merasa suka susah untuk dilepas. Ya, Ye Na berdoa semoga awal Maret nanti saat ia masuk sekolah, ia bisa berusaha lebih keras untuk memenangkan hati Jung Young Min bagaimanapun cara nya walapun ia tau sendiri saingannya tidak bisa dibilang sedikit.
Cinta, tidak mengenal kata menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side of You
RomanceApalah dia, hanyalah siswi kelas 2 di Mokjae High School yang sangat biasa saja. Begitu pikir Kim Ye Na tentang dirinya sendiri. Sungguh sangat tidak beruntung dirinya bisa menyukai senior yang level atas. Yang sangat populer karena ketampanan, kepi...