Part 13 : Who Are You

91 10 0
                                    

Jung Young Min tergeletak tak berdaya di tengah jalan... kerumunan orang... bunyi sirine ambulans...

Semua itu terlintas kembali di benak Kim Ye Na yang akhirnya bangun dengan terkejut dari tidur panjangnya. Ia melihat sekelilingya. Ruangan bau obat-obatan dan berdinding putih. Ia menemukan ibunya di sofa di pojok ruangan.

"Kau sudah sadar! Puji Tuhan." Ibunya sontak menyampiri ranjangnya.

"Eomma! Jung Young Min dimana? Bagaimana keadaannya? Tidak ada masalah, bukan?"

"Tenanglah nak. Kau tidak sadar selama 3 hari. Jung Young Min belum siuman tetapi ia baik-baik saja."

"Tolonglah, aku ingin melihatnya." Ye Na berusaha turun dari ranjangnya sambil berusaha mencabut selang infus di tangannya.

"Kim Ye Na! Kau ini gila atau apa? Akan kuantarkan kau dengan kursi roda. Jangan pernah mencabut itu! Mengerti?" Seketika ibunya keluar ruangan entah kemana.

15 menit kemudian, tibalah mereka di depan sebuah ruangan. Bukan ruang untuk pasien biasa, lebih tepatnya seperti ruangan isolasi. Jadi, mereka hanya bisa melihat tubuh yang nyaris tidak dikenali itu dari sebuah kaca besar. Dari ujung lorong, seorang remaja cewek dan seorang wanita paruh baya duduk di bangku panjang dengan menggeliat cemas. Cewek itu dikenali oleh Ye Na sebagai Rosa, ia mengenalinya karena pernah melihat foto di akun sosial miliknya. Di sebelahnya, seorang wanita tidak terlihat wajahnya karena ditutupi kedua tangannya.

"Eomma, aku bisa sendiri kok. Kau ke ruanganku saja. Maaf." Ye Na berbalik dan mendongakkan kepalanya. Mengerti apa yang dimaksud putrinya, ibu Ye Na melepas pegangan kursi roda itu dan berjalan pergi.

Sambil menyiapkan mental fisik dan batin, Ye Na mengayuh kedua kursi roda itu dan berhenti di depan kedua orang itu. "Perkenalkan, saya Kim Ye Na. Saya adalah... temannya Young Min." Dilihatnya Rosa terlebih dulu. Cewek itu menatap tajam kepadanya. Sedangkan, wanita paruh baya itu melepas kedua tangannya dari wajah.

"Ah, ya. Senang berkenalan denganmu nak. Saya ibunya Jung Young Min." Wanita itu mengulaskan senyum kecil untuk terkesan sopan.

Kim Ye Na berat hati berlama-lama di tempat ini entah karena canggung atau berpikiran kalau semua ini adalah salahnya. "Bagaimana keadaan Jung Young Min?" Ye Na bertanya dengan sangat hati-hati melihat kedua mata ibu Jung Young Min yang sembab akibat air mata.

"Sampai saat ini ia belum tersadar. Dokter belum memberi keterangan lebih lanjut. Doakan yang terbaik untuknya ya." Kali ini Rosa yang berbicara. Dari jawaban yang ketus itu, Ye Na sudah tau kalau Rosa membencinya.

"Bolehkah saya masuk ke ruangannya?" Ye Na sudah siap mental untuk mendengar jawaban apapun yang akan didengarnya.

"Tentu saja tidak bol..."

"Silahkan nak, kau pasti orang spesial untuk Jung Young MIn." Ibunya Young Min bagaikan malaikat suci utusan Tuhan untuk Ye Na. Ditunjukkannya ruang untuk berganti baju khusus untuk penjenguk. Lalu, mempersilahkan Ye Na masuk dan 'berbicara' dengan putranya.

Ye Na menangis kejar tanpa bersuara dengan mendekap mulut dengan tangannya saat melihat kondisi Young Min saat itu. Perban yang membalut kaki kanan, selang yang dipasangkan di hidung Young Min, dan alat-alat yang terpasang di sekujur tubuh Young Min bahkan Ye Na sendiri tidak mengerti apa itu. Ye Na memberhentikan kursi roda tepat di samping kepala pacarnya itu.

"Jung Young Min, ini aku. Kim Ye Na. Kau merindukanku, tidak? Tenang saja, aku baik-baik saja. Jadi jangan khawatir ya." Ye Na berbisik di telinga Young Min. Ia menunggu respon yang mustahil didapatkan dari orang yang sedang koma itu. Mata cowok itu tetap terpejam damai.

"Kau bodoh sekali ya menyeberangi zebra-cross sialan itu saat lampu merah untuk pejalan kaki menyala. Kau ini mengerti peraturan atau tidak sih? Dasar jelek. Tolonglah, kau harus bangun ya. Teman-temanmu menunggumu, kau tau?"

Masih belum ada respon...

"Mereka sudah mendapatkan hasil ujian mereka, kak Jin Kyung diterima di Seoul University jurusan hukum, kak Ki Tae diterima di Kyung Hee University jurusan broadcasting, dan kau... bagaimana dengan urusan kuliahmu di Indonesia? Kau ingin sukses kan? Hidup dengan banyak uang dan..... menikah denganku."

Ye Na tau kalau ucapannya sia-sia diucapkan, tetapi ia belum menyerah.

"Maaf, ini semua adalah salahku. Aku tidak berhak berada di ruangan ini. Sampai jumpa, Jung Young Min aku harap kau cepat membaik." Lalu ia membelokkan kursi rodanya itu, melepas baju khusus, lalu berpamitan dengan ibu Young Min dan menuju ke ruangannya sendiri.

Sesampainya di 'kamar', Ye Na baru saja ingin tidur lagi di ranjang sampai ada suara ketukan dari pintu. Ibunya tidak ada di kamar mungkin pulang untuk mengambil baju ganti untuknya sehingga membuatnya balik lagi ke pintu untuk membukanya. Dan terlihatlah Go Eun Mi dan temannya, Kim So Yeon di depan pintu.

"Siapa ini aku tidak mengenalinya, haha." Seperti biasa Go Eun Mi memecahkan suasana terlebih dulu. "Ini untukmu, Ye Na. Semoga kau suka ya!" So Yeon menyodorkan sekotak besar coklat kesukaan Ye Na. "Ah, terima kasih kalian berdua! Maaf telah repot-repot datang ke sini."

Mereka bertiga melakukan Girls' Talk. Ye Na menceritakan kejadian yang menimpanya dan keadaan Jung Young Min saat ini.

"Ah, sudahlah. Ini bukan kesalahanmu. Aku yakin Jung Young Min juga tidak menyalahkanmu. Ini murni kecelakaan, jadi jangan lagi pernah berpikiran seperti itu!" Kata Go Eun Mi melahap snack yang dibawanya.

"Iya tentu saja, oh iya bagaimana keadaan di sekolah?" Tanya Ye Na.

"Kacau sekali! Berita alumni terpopuler dari Mokjae High School mengalami kecelakaan membuat seisi sekolah bagaikan kebakaran jenggot." Kali ini Kim So Yeon yang berbicara. Anak ini memang jarang sekali berbicara tetapi setelah semakin dekat, Ye Na menyadari kalau So Yeon adalah anak yang menyenangkan.

"Hahaha, iya seperti itulah. Oh iya, kami pulang dulu ya. Semoga kau cepat sembuh, bodoh." Go Eun Mi memeluk pelan tubuh Kim Ye Na, sedangkan So Yeon menjabat pelan tangannya dan kosonglah ruangan itu. Ya, hanya dirinya.

Ye Na membuka kaca jendela kamarnya dan merasakan hembusan angin sejuk membelai wajahnya. Langit mendung seakan-akan sedang menggambarkan suasana hatinya.

Salahkah aku mencintainya...

Keesokan harinya, Ye Na menghampiri ruangan isolasi. Ia hanya mengendap-endap untuk melihat dari sudut kaca besar itu. Dilihatnya Young Min sama saja seperti kemarin, belum ada kemajuan.

Begitu terus hingga berhari-hari dan akhirnya seminggu kemudian ia mendapat kabar kalau Jung Young Min siuman.

Ye Na sudah tidak memakai kursi roda dan setengah berlari tertatih-tatih memegangi besi penyangga infusnya. Ruangan isolasi heboh dengan dokter dan suster yang berlalu lalang. Ye Na terpaku di posisinya melihat semua itu. Ia melongokkan kepalanya dan melihat ibunya setengah memeluk tubuh... Young Min!

Dipakainya baju khusus dan langsung masuk ke dalam ruangan itu. Ye Na menatap wajah sayu Young Min. Nyawanya belum terkumpul karena tubuh Young Min terhuyung-huyung. Rosa tidak ada di ruangan ini. Entahlah, masa bodoh orang itu ada di mana sekarang.

"Syukurlah kau sudah sadar, Jung Young Min." Ye Na berjalan pelan sambil terisak.

Young Min menatap wajah Ye Na seakan-akan melihat roh halus yang menghampirinya. Ia menyipitkan mata dengan serius. Bak pasien yang salah masuk ke ruangan orang lain, Kim Ye Na merasa canggung diperhatikan seperti itu. Ibunya tersenyum menyapa Ye Na yang juga membalas dengan senyuman tulus.

Young Min mengangkat tubuhnya untuk duduk bersandar di ranjang. Segera ibunya mengambil bantal untuk anaknya bersandar. Selang di hidung Young Min masih terpasang rapi.

"Nak, kau tidak apa-apa?" Tanya ibunya cemas. Kepala Young Min mengangguk tapi masih terarah pada Kim Ye Na. Tiba-tiba jari telunjuknya diangkat tepat ke arah Ye Na.

"Kau siapa?"

Another Side of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang