Bagaikan ribuan batu menimpanya, remuk sudah hati gadis yang sudah rela meninggalkan negara asalnya demi sang pujaan hati. Sembab sudah kedua matanya akibat menangis. Sekarang ia tidak peduli bagaimana rupa wajahnya. Ia sadar telah terkena karma. 'Hubungan' yang ia jalin dengan baik selama beberapa bulan ini hancur tidak berbekas sama sekali bahkan abu sekalipun.
Hubungan yang ia kehendaki sendiri tanpa memperdulikan perasaan orang lain. Rosa menyembunyikan wajahnya dalam bantal dan mengingat seluruh dosanya. "Salahkah aku telah jatuh cinta kepada Young Min?" batinnya dalam hati.
Beberapa hari yang lalu, Young Min mengajaknya 'kencan' ke landmark Korea Selatan, yaitu Namsan Tower. Dikenakannya pakaian anggun nan elegan dan riasan wajah hanya untuk event itu. Sayang, semua itu tidaklah dihiraukan oleh Young Min karena pacarnya itu memasang raut wajah yang buruk dari saat menjemputnya hingga tiba di sana. Di bawah langit jingga dan dikelilingi ribuan gembok yang disangkutkan di pagar pembatas, kedua insan itu berdiri saling menatap.
"Rosa, aku ingin hubungan kita berakhir." Young Min mengatakan pernyataan menyakitkan itu sambil memegang kedua pundak Rosa dan menatap dalam ke matanya.
"Loh, mengapa tiba-tiba bicara seperti itu? Bukankah kita baik-baik saja selama ini?"
"Sayang sekali, aku sudah mengingat sebagian dari memoriku yang hilang sebelum kecelakaan. Dan kusadari, aku sedang berpacaran dengan gadis lain waktu itu." Ucap Young Min dengan halus dan tersenyum manis ke Rosa.
"Kau.. sudah mengingatnya?" Rosa mulai gemetaran. Cengkraman tangan Young Min semakin kuat yang membuatnya meringis pelan.
"Ya, aku tidak menyesal menerima 'berpacaran' denganmu. Terima kasih untuk bantuan dan dukungannya selama masa pemulihanku. Dan maaf, aku mencintai Kim Ye Na untuk yang kedua kalinya dan untuk selamanya."
"Lalu, mengapa hari ini kau mengajakku ke sini? Maaf, aku telah memanfaatkan keadaan untuk mendapatkanmu saat itu. Tapi, aku benar-benar mencintaimu! Tidak bisakah kau memberiku kesempatan?"
"Ah, aku hampir lupa mengatakannya padamu. Aku ingat dengan jelas, di tempat inilah aku berjanji untuk membahagiakan Kim Ye Na seumur hidup."
Begitulah kisah mereka diakhiri dengan tragis. Rosa tergeletak tak berdaya di sofa apartemennya menatap kosong langit-langit ruangan itu. Ia menatap wallpaper handphonenya. Foto berdua bersama Young Min. Rosa tidak membenci Young Min tentu saja, ia membenci dirinya sendiri. Walaupun mereka berjanji untuk tetap menjaga baik hubungan mereka sebagai teman. Tetap saja, seseorang tidak akan pernah bisa disembuhkan oleh orang yang menyakitinya.
----
Kembali ke masa bimbingan yang sedang berlangsung di Kyung-Hee University, Ye Na sedang mengotak-atik komputer yang ada di perpustakaan untuk mencari data tentang informasi semua senior yang ada di jurusan broadcasting. Ya, ini juga bagian dari perintah dari salah senior universitas itu. Mau tidak mau, perintah senior itu mutlak dan hanya berlaku untuk jangka waktu satu bulan.
"Kak Ki Tae sialan, menolak untuk membantuku ya ternyata! Sabarlah Kim Ye Na, dalam beberapa hari semua ini akan berakhir. Ya Tuhan, berilah hambaMu ini kekuatan." Ye Na menggerutu dengan keras kepada dirinya sendiri. Sontak semua orang yang ada di perpustakaan menoleh ke arahnya. Bahkan, beberapa mahasiswa menyuruhnya untuk diam.
"Mengapa kau tidak meminta tolong padaku, bodoh? Aku ini kan pacarmu." Young Min tiba-tiba muncul dari belakang komputer. Karena shock, Ye Na sontak memukul kepala Young Min keras.
"Kau mengagetkanku saja! Lihatlah, bulu kudukku berdiri semua nih!" Teriakan Ye Na memecah lagi keheningan perpustakaan tadi.
SShhhhhhhhh....
Sautan desisan itu muncul dari orang-orang yang ada di ruangan tersebut dengan nada marah. Ye Na mendengus kesal dan langsung meninggalkan perpustakaan. Ia sendiri pun tidak tau mau berjalan ke arah mana karena yang ada di pikirannya hanya tugas merekap data senior. Sebuah tangan kekar menarik lengan Ye Na dan membawanya ke hamparan rerumputan di belakang gedung utama.
Young Min menggeletakkan badannya di atas rumput-rumput yang segar itu. Ye Na duduk di sebelahnya tidak berani menatap Young Min. Untuk sekian menit, hanya sunyi yang ada di situ.
"Maaf"
Tiba-tiba Young Min mengucap satu kata yang berhasil membuat Ye Na menoleh ke arahnya.
"Maaf atas segalanya. Maaf karena tidak mendengarkan kata-katamu, maaf atas kecelakaan yang membuatmu terluka itu, maaf karena telah.. meninggalkanmu."
Kepala Young Min ditolehkan ke arah Ye Na. Dicernanya pelan-pelan kalimat yang dilontarkan oleh Young Min barusan. Mood Ye Na semakin menjadi-jadi. Dalam lubuk hatinya, dia masih belum bisa memaafkan Young Min atas semua kesalahannya. Tapi, 'hubungan' terpaksa ini membuatnya merasa nyaman lagi seakan-akan Ye Na menemukan rumah di diri Young Min.
"Aku.. Aku sudah memaafkanmu dari dulu." Dusta. Ye Na berbohong pada Young Min untuk pertama kalinya.
"Sudahlah, masalah kecelakaan itu tidak terjadi apa-apa padaku. Kau yang lebih menderita, bukan? Sudah ya tidak usah dibahas lagi."
Young Min bangkit untuk duduk dan menghadapkan tubuhnya dengan tubuh Ye Na. "Aku ingin hubungan ini berlanjut, Kim Ye Na".
"Ini sedang berlangsung kan hubungan 'pacaran' itu? hahaha. Syukurlah beberapa hari lagi waktu satu bulan itu akan habis." Ye Na menatap langit biru nan cerah di langit Kota Seoul itu.
3 detik hening.
"Tidak, aku ingin memulai dari awal lagi. Menjalin hubungan denganmu. Bukan sebagai seniormu, tapi sebagai orang yang mencintaimu."
Mata jernih Young Min meluluhkan hati dingin Ye Na yang selama ini membeku karena kebencian. Tapi, Ye Na berusaha untuk tidak terjerat pedihnya perasaan kepada Young Min lagi. Ia ingin sebisa mungkin menghindar dari Young Min, walaupun itu tidak mungkin sekarang.
"Kau itu sudah berhubungan dengan Rosa, sekarang ingin memulai lagi denganku? Kau maunya apa... Jung... Young... Min!?" Tanya Ye Na geram.
Young Min menggelengkan kepalanya pelan.
"Kami sudah berpisah dan sudah tidak ada lagi rasa antara aku dan dia. Jadi, biar kuperjelas. Maukah kau menjadi pacarku... lagi?"
Ye Na muak dengan pernyataan cinta dari Young Min yang sudah entah keberapa kali didengarnya. Tapi, ia tidak ingin mengulang hal yang sama untuk kedua kalinya. Young Min sama seperti di SMA dulu, ia juga populer di sini. Entah judge apa lagi yang akan diterimanya nanti kalau ia menerima perasaan Young Min, lagi. Ye Na membulatkan tekadnya.
"Maaf, tapi aku tidak ingin seperti orang bodoh yang jatuh ke dalam lubang yang sama. Aku menyukaimu, aku akui itu. Tetapi, perbedaan di antara kita sangatlah besar. Kau bagaikan bintang yang terang benderang dan hanya bisa kulihat dari kejauhan. Dan melihat senyummu saja sudah cukup." Ye Na menarik nafas sebentar.
"Lalu?" Young Min penasaran dengan apa yang akan dikatakan Ye Na selanjutnya.
"Sekali lagi, maaf. Aku tidak bisa menerimamu, mungkin untuk sekarang. Aku sendiri tidak tahu apa yang aku rasakan sekarang. Jadi, tolonglah beri aku waktu." Bagaimana Ye Na bisa meneteskan air mata sementara pihak yang disakiti adalah Young Min? Matanya sudah memerah dan pipinya basah oleh tetesan bulir-bulir kesedihan.
"Begitukah? Baiklah, tidak apa-apa. Jawablah aku kapanpun kau siap, Kim Ye Na. Setidaknya, aku tetaplah pacarmu ya untuk beberapa hari lagi. Dan kuharap kita bisa melanjutkannya."
Young Min bangkit dari rerumputan itu dan pergi meninggalkan Ye Na sendirian.
"Aku bagaikan orang bodoh yang hanya bisa melihatmu dari jauh, menatap caramu tertawa dan bercanda bersama teman-temanmu, dan menyimpanmu dalam hati tanpa ada yang tahu. Kaulah bintang yang sangat sulit bahkan sangat tidak mungkin untuk kuraih."
Ye Na sudah tidak ingin berpacaran lagi untuk sementara waktu. Tapi, perasaan janggal timbul di hatinya saat itu juga. Perasaan yang membuatnya sakit, dan ingin rasanya berteriak sekencang-kencangnya untuk melampiaskan semuanya.
Bukankah tali yang sudah putus walaupun disambungkan kembali, tidak akan sekuat seperti sebelumnya? Ya, aku sudah merasakan apa itu arti ditinggalkan secara tiba-tiba.

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side of You
RomanceApalah dia, hanyalah siswi kelas 2 di Mokjae High School yang sangat biasa saja. Begitu pikir Kim Ye Na tentang dirinya sendiri. Sungguh sangat tidak beruntung dirinya bisa menyukai senior yang level atas. Yang sangat populer karena ketampanan, kepi...