"Hanya dia yang aku inginkan, hanya dia" -Ningning
"Begitu susah untuk melupakan dia? hingga aku seperti tak di anggap disini" -Pharita
"Maaf, aku hanya bisa memberi mu luka...." -Ruka
"Aku akan merebut semua yang seharusnya menjadi milikku" -???
R...
"Hey, kenapa kau seperti menjauhi ku akhir² ini" Ucap gadis itu sembari mensejajarkan langkahnya dengan pria yang sekarang ini sedang berjalan sangat cepat
"Ishh tunggu" Wanita itu memegang tangan sang pria dan menatapnya dengan tatapan yang sangat imut
"Lihat aku untuk sebentar aja, ku mohon ru..." Wanita itu menatap nanar pada sang pria
"Gak, gw udah janji sama diri gw sendiri buat jauhin lu, lagi pula gw udah gak tertarik sama lu lagi semenjak lu pergi gitu aja" Ucap pria itu dengan ketus
"Ya gw ngelakuin itu juga ada sebab nya Ruka....gw gak mungkin kan ninggalin lu kalo gak ada sesuatu? gw cinta sama lu Ru...gw gak bisa ngelupain lu gitu aja, dan gw selalu mikirin lu, inget kejadian malam itu waktu kita nge date? lu udah buat anak ini ada di dalam diri gw" Giselle mengelus perut datarnya
"Gw percaya omongan lu? itu gak mungkin anak gw, kalo pun iya gw juga ga peduli Gi" Ruka bergegas pergi dari tempat itu
"Gw bakal pastiin hidup lu sama cewe sialan itu gak akan tenang, lu harus jadi milik gw seutuhnya, lu hanya boleh sama gw ru.." Giselle mengepalkan tangannya sembari melihat punggung Ruka yang semakin menjauh
***
"Sudah pulang?" Ucap gadis yang sedang asik menonton televisi sembari mengunyah camilan
"Hm" Pria itu datang dan langsung merebahkan dirinya di paha gadis itu
"Tidak biasanya kau begini, ada apa?" Gadis itu meletakkan camilan nya dan beralih mengelus lembut rambut pria itu
"Eluss inii" Pria itu menuntun tangan sang gadis untuk menyentuh pipinya
"Kau lucu jika begini, teruslah begini dan teruslah bersama ku" Ucap sang wanita dengan senyuman manis yang terukir di bibir indahnya
"Bagaiman caranya aku memberi tahu mu tentang masalah ini Ri....rasanya aku tak percaya dengan apa yang ku lakukan malam itu" Gumamnya. Ruka menatap Pharita dengan raut wajah lesu
"Kenapa melamun? kau sedang ada masalah di kantor? kau bisa cerita padaku" Pharita tersenyum lagi dan itu membuat Ruka ikut tersenyum.
Sungguh saat ini Ruka sepertinya sudah mulai tulus mencintai gadis itu. Bahkan hampir setiap malam Ruka selalu minta susu padanya sebelum tidur dan selalu mengecup kening serta bibinya saat akan berangkat ke kantor
"Hey, kau melamun terus, ada apa sii.." Pharita kesal
"Tidak apa² sayangg, aku hanya lelah dan ingin...emmm....ingin.....susu!" Seru Ruka sembari menunjuk gunung sang gadis
"Hais, kau ini ya, nanti saja dan sekarang kau harus mandi, kau sudah sangat bau" Pharita beralih melihat ke arah televisi dan memakan camilannya
"Haisss.....aku tidak bauuuu!!" Ruka bangun dan pergi ke kamarnya dengan kesal, bahkan ia pun menghentakkan kakinya dengan sangat keras
"Aish anak itu" Pharita terkekeh melihat perlakuan Ruka
***
"Sayanggg....." Ruka memeluk Pharita yang sedang memasak
"Hem...kenapa sayang?" Pharita melirik Ruka sekilas dan kembali mengaduk nasi gorengnya
"Harum banget si" Ruka mengendus masakan Pharita
"Iyaaa dong, ini masaknya pake cinta" Pharita tertawa pelan
"Hehe iya si, kalo kamu yang masak mah pasti enak" Ucap Ruka sembari memberikan jempolnya
Pharita sudah selesai memasak.
"Ru, lepaskan dulu, aku ingin mengambil piring" Ucap Pharita melirik tangan Ruka yang masih melingkar di pinggangnya
"Gak mau, aku ambilin aja ya piring nya" Ruka melepaskan pelukannya dan berlari cepat mengambil piring dan memberikannya pada Pharita, lalu ia kembali memeluk Pharita sembari menghirup ceruk leher sang istri
"Wangi banget anjir, mana tahan kalo gini" Gumam Ruka
Ruka dan Pharita saat ini sudah berada di meja makan dan mereka tengah sibuk dengan makanannya masing²
"Ru.." Pharita dengan ragu menatap Ruka
"Em...ya??" Ruka mendongak dan mata mereka saling bertemu
"Aku.......aku telat...." Pharita menunduk, ia takut bahwa Ruka akan marah atau justru akan senang
