24
Hari sudah mulai sore dan mentari sudah hampir menghilang, namun orangtua Asa belum datang juga. Sebenarnya jika mereka tidak bisa datang sekarang juga tak apa, tapi setidaknya mereka mengabari Asa atau yang lain terlebih dahulu
"Gimana?" Tanya Rora yang sedang menggendong Ralia
"Mereka belum ngasih kabar sampai sekarang" Asa melirik arloji miliknya
"Ini sudah hampir malam" Ucap Chiquita yang sedang sibuk mengganti channel "Acara tv gak ada yang seru" Gerutunya
"Mungkin Ayah dan Ibu terjebak macet" Ucap Ningning yang sedang asik memakan keripik ubi
"Sayanggg~" Ningning menoleh ke arah Rami
"Mau?" Pria berambut pirang itu mengangguk dengan cepat
"Sini" Rami dengan secepat kilat berlari ke arah Ningning dan duduk di samping sang gadis
"Buka mulutnya" Ningning mengambil keripik ubi. Rami tak segan untuk membuka mulutnya selebar yang ia bisa, lalu Rami melahap keripik itu
"Aku benci ini" Gumam Chiquita
"Iri ya?"
"Ck. Aku tidak akan iri pada manusia pirang yang jelek seperti mu" Chiquita melipat kedua tangannya di depan dada
Ting tong!
Bel berbunyi. Asa dengan cepat berdiri lalu melangkah ke arah pintu
"Siap-"
"Ibu?" Asa tak segan memeluk ibunya
"Astaga. Jangan terlalu erat memeluk ibumu" Tegur sang ayah
"Aku sangat merindukan kalian"
"Kami juga sangat merindukanmu"
"Ayo. Bantu ayahmu membawa barang-barang ini" Pinta sang ayah
"Baiklah ayah" Asa tanpa berpikir dua kali langsung membantu sang ayah membawa barang bawaan mereka
"Ibu masuk saja duluan"
"Baiklah-baiklah. Ibu tidak sabar ingin melihat cucu ibu" Asa terkekeh geli
"Ralia. Itu namanya" Sang ibu mengangguk
"Nama yang bagus. Pasti Rora yang memilihnya"
"Ibu ini. Aku yang memilih nama itu tau"
"Sudah-sudah. Bukannya membantu ku, kalian malah berdebat"
"Hehe maaf ayah" Sang ayah dengan cepat meraih koper lalu membawanya masuk lalu di susul Asa yang berada di belakang
"Sayang. Siap-"
"Ibu!" Rora yang melihat mertuanya memasuki rumah pun lekas berdiri dan menghampiri sang ibu mertua
"Bagaimana kabarmu sayang? apakah kau kesulitan selama ini? Asa memperlakukanmu dengan baik kan?"
Serangan dari sang ibu mertua membuat Rora bingung harus menjawab yang mana dulu. Hais. Baru saja datang tapi sudah menanyakan hal sebanyak itu. Pikir Rora
"Puji Tuhan kabarku baik bu. Aku tidak merasa kesulitan selama ini karena ada Asa di sisi ku. Asa tidak pernah memperlakukan ku dengan buruk, dia adalah suami paling baik sedunia. Dia sangat pengertian serta sayang pada keluarga. Aku sangat nyaman berada di dekatnya, dan aku sangat mencintai nya"
"Woooo yaa jelasss. Asa gitu loo" Ucapnya setelah meletakkan koper di kamar lantai bawah
"Siapa pria tampan itu?" Sang ibu menunjuk Rami dan Ningning yang sedang saling suap-suapan
KAMU SEDANG MEMBACA
Is love true for me? (GxB) RUPHA
Fanfiction"Hanya dia yang aku inginkan, hanya dia" -Ningning "Begitu susah untuk melupakan dia? hingga aku seperti tak di anggap disini" -Pharita "Maaf, aku hanya bisa memberi mu luka...." -Ruka "Aku akan merebut semua yang seharusnya menjadi milikku" -??? R...