Bab 27

256 22 6
                                    

Ruka tiba di rumah sakit, orang-orang menatapnya bingung.

Tidak peduli, ruka melihat ruang ICU yang sudah terbuka, dan ternyata ahyeon sudah di pindahkan. Ruka kembali berlari ke lantai 3 tempat ahyeon di rawat.

Cklek..

Ruka tidak tahan, di depan matanya Asa membuka alat pernafasan ahyeon dan menutup wajah ahyeon dengan bantal.

"ASA HENTIKAN!"

Ruka memasang kembali alat pernafasan ahyeon, ruka melihat ke arah sudut ruangan ada Ardelia yang tertusuk pisau, ada rose yang kepalanya mengeluarkan darah.

"AKHHHH LE-LEPASKAN." Asa berusaha melepaskan tangan ruka yang mencekik lehernya.

"DASAR MANUSIA BIADAB." Ruka murka, ruka juga membenturkan kepala Asa ke dinding.

"Ja-jangan." Suara Asa terpenggal.

BUGH!!

Ruka melayangkan kakinya ke perut Asa
"Di dunia ini hanya kamu manusia terkeji yang saya lihat."

BUGH!!

Ruka kembali menendang perut Asa "Dimana hati nuranimu wanita sialan."

"ANGKAT TANGAN." Ucap polisi masuk. Ruka melepaskan tangannya dari Asa. Orang suruhannya sudah datang bersama polisi.

Ruka menuju sudut ruangan, mengangkat kedua orang yang ia cintai.
Lama ruka menunggu di depan UGD. Air matanya tidak henti-hentinya menetes.

🦋🦋🦋

"Pak polisi sudah menangani Asa, dan sudah diproses. Mulai lusa bapak datang ke sidang bersama pengacara." Farhan- suruhan ruka datang memberikan map coklat yang berisi informasi kasus.

"Ya kamu pergilah urus yang lain." Singkat ruka.

"Baik Pak, terima kasih."

Ruka mengangguk. Lampu UGD telah mati, ruka berdiri menunggu di depan pintu. Dokter bersama tim medis yang memakai pakaian serba hijau telah keluar.

"Bagaimana dok, Mama sama anak saya baik-baik saja. kan?"

Ruka mengguncang tubuh dokter tersebut. Tim medis sedikit menjauhkan dokter dari ruka.

"Begini..." Baru dokter memulai pembicaraan ruka langsung menyeka.

"Cepat dok, saya di sini bayar."

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin..."

Ruka kembali menyeka.

"Tidak jangan katakan, katakan yang sejujurnya dokter. Anda sudah sarjana kedokteran kenapa masih menipu saya."

"Saya mengatakan sejujurnya, saya dan tim medis sudah berupaya semaksimal mungkin, tapi tuhan berkehendak lain." Dokter memegang bahu ruka.

"Hhhh dokter bercanda enggak lucu yah." Ruka tertawa hambar.

"Soal Mama kamu, pisau tersebut menembus jantung. Dan untuk anak Bapak, kepalanya terbentur begitu keras dan kami perkirakan sudah satu jam yang lalu benturan tersebut di biarkan, membuat gumpalan darah di otak, umurnya yang sangat kecil tidak mampu menopang lagi. Jadi mungkin ini sudah takdir, tolong di ikhlaskan." dokter memberikan pencerahan kepada ruka.

Tubuh ruka merosot, tidak henti-hentinya ruka mencaci maki dirinya yang terlambat, kenapa bukan dia saja yang menanggung beban Ardelia dan rose!

Ruka masuk ke ruangan, melihat Ardelia dan rose. Badan ruka lunglai di jenazah Ardelia.

"Ma, kenapa Mama begitu cepat ninggalin ruka hikss"

Ruka lemah, sedingin-dinginnya ruka bertahan dengan orang lain, hari ini di hadapan Mamanya, di jam dan waktu ini. Ruka begitu rapuh, sosok mama yang ia sayangi dengan caranya sendiri sudah pergi meninggalkannya.

Ruka menggeser tempatnya menjadi di samping rose, ruka mencium rose.

"Sayang, anak Daddy yang kuat. Jaga Grandma ya, Daddy yakin rose disayang sama tuhan, makanya rose enggak mau liat Mama kandung kamu yang tidak pantas di bilang manusia."

"Tapi Daddy harap, rose selalu ingat saya Mommy ahyeon, yang jaga rose seharian. Yang berikan rose kasih sayang lebih dari Daddy."

"Daddy sama Mommy bakal kangen banget lo sama rose, rose bantu Daddy berdoa dari atas ya, semoga Mommy juga cepat sadar." Ruka berhenti mengucapkan kata-kata itu. Semua kenangan bersama Ardelia dan rose terputar di benaknya.

🦋🦋🦋

Riko-papa ruka langsung pulang dari Chicago setelah menerima kabar dari ruka.

Mereka sama-sama kehilangan sosok yang dicintai, di pemakaman hanya dua orang yang tersisa. Ruka dan papa riko.

"Papa enggak menyangka, Mama bakal cepat tinggal kan kita semua." Riko memegang batu nisan Ardelia.

"Ruka juga enggak menyangka, Mama dan Anak ruka ninggalin ruka secepat ini."

"Ayo kita pulang ru." ajak riko. Ruka melihat dengan wajah penuh dengan tanda tanya.

"Ayo kita urus perkara ini, Asa mantan Istrimu bukan yang membuat Mama dan Anakmu serta Istrimu seperti ini sekarang?" Riko mulai emosi.

"Nyawa harus di bayar dengan nyawa." Riko meremas tanah yang masih subur itu.

"Semua sudah di tangani oleh pihak berwajib Pa."

"Papa enggak mau tau, hukuman mati lah yang pantas untuk manusia biadab seperti Asa."

"Papa juga kecewa sama kamu ru, di saat keadaan seperti ini kamu lemah. Bahkan kamu tidak memberi tahu papa sedikit pun." Riko mulai bangkit, ruka mengikuti riko.

🦋🦋🦋

Setelah berita kematian anaknya dan mamanya, ruka kembali ke rumah sakit mendapat kembali berita yang menambah relung luka di hati ruka.

"Bayi yang ada di kandungan Ibu ahyeon keguguran akibat benturan keras, kami tidak bisa menyelamatkannya."

Ruka memperhatikan ahyeon, ruka tersenyum mengingat waktu itu ahyeon meminta mangga muda dan kedondong, tidak suka bau badan ruka. Ternyata semuanya berkaitan dengan kehamilan.

"Kenapa saya bodoh sekali menjadi manusia, kenapa saya mempercayai kalau kamu punya asam lambung, kenapa kamu tidak jujur sama saya." Tangan ruka di atas perut ahyeon.

Tapi sekarang percuma, nasi telah menjadi bubur dan tidak akan kembali.
Ruka yang membuat ini terjadi, ruka pula yang menanggung akibatnya.

"Sayang bangun, kamu satu-satunya yang saya punya sekarang, kalau kamu enggak bangun. Rose pasti menangis di atas sana." Ruka tidak tahan, air matanya kembali jatuh.

Kenapa tuhan mengambil dua insan yang ruka cintai di waktu bersamaan?
Begitu banyak tanda tanya di benak ruka, hanya dia dan tuhan yang tau.

🦋🦋🦋

Sore sangat cepat berlalu, terganti menjadi malam relung indah. Ruka duduk di balkon ruangan ahyeon. Menatap langit.

"Hai Mama, anak Daddy kalian sekarang liat Daddy di sini kan."

Ruka terus melihat langit sambil membayangkan ada Ardelia dan rose yang melihatnya. Ruka mengambil gitar di sampingnya, tadi sore orang
suruhannya yang mengantarkannya. Gitar terpetik begitu pelan, nadanya begitu mencekam bagi ruka.

Saat ku sendiri Kulihat foto dan video
Bersamamu yang telah lama ku simpan. Hancur hati ini melihat semua gambar diri Yang tak bisa ku ulang kembali.

Ruka berhenti mengetik gitarnya, mengambil nafas dalam- dalam lalu kembali memainkannya.

Ku ingin saat ini engkau ada disini Tertawa bersamaku, seperti dulu lagi Walau hanya sebentar tuhan, tolong kabulkanlah Bukannya diri ini tak terima kenyataan
Hati ini hanya rindu.

Ruka kembali menitihkan air mata yang terbendung.

Segala cara telah kucoba agar aku bisa tanpa dirimu Ho-ho , Namun semua, berbeda. Sulit menghapus kenangan bersamamu ,Ku ingin saat Ini engkau ada disini, Tertawa bersamaku seperti dulu lagi, Walau hanya sebentar tuhan tolong kabulkanlah,Bukan diri ini tak terima kenyataan. Hati ini hanya rindu Ho-oh ,Hanya rindu ,Ho-oh Hati ini hanya rindu, himm Ku rindu senyummu ibu....

Destiny (BXG) (Ruyeon) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang