Hari ini adalah hari dimana sidang atas kasus Asa berjalan.
Dan untungnya semua berjalan dengan lancar sesuatu keinginan Ruka dan Riko tentu di sponsori oleh Ardelia yang membawa kacamata hitam dan popcorn😎🍿 untuk melihat drama gratis katanya.
"Awas kamu ruka." Ucap Asa di sela-sela polisi menggiringnya masuk ke dalam mobil.
"Ayo pulang, semua sudah selesai." Riko melempar kunci mobil ke arah ruka.
"Padahal Mama masih mau liat drama si nenek peyot, ternyata cuma sekedar nangis Bombay. Ingin Mama ulek deh jadinya."
Ardelia memperagakan dengan tangannya, jangan lupa gigi-giginya yang geram.
"Ya sudah nanti saja lagi ceritanya, kasihan rose ditinggal sama rina. Ahyeon juga belum sadar."
"Papa yang mengajak ngomong terus, jadi Mama balas. Karena Mama baik hati dan tidak sombong serta rajin menabung."
Riko yang malas dengan istrinya langsung menarik tangan ruka untuk pergi menjauh.
Baru sekitar lima Pacarku memang dekat, lima langkah dari rumah.
dua pasang sepatu melayang ke kepala ruka dan riko. Enggak nanggung sepatunya kayak ulin.BUGHHH!!
BUGHHH!!
"Anjir amnesia saya." Ruka memegang kepalanya yang sakitnya enggak ketolongan.
Ardelia berjalan mendekat dan menjitak satu-satu dua pria di depannya. Lalu mengibaskan tangannya
"jangan cari masalah sama Ms Ardelia oke."
Sekarang malah Ardelia yang meninggalkan kedua orang itu, ditambah jalannya seperti fashion show.
"Mama kamu ya ru?" Tanya riko.
"Bukan Pa, kemarin ketemu di tanah abang. Makanya ruka pungut." Ruka cekikikan.
"MAMA DENGAR YAH!"
Ardelia sudah bersedia mengambil sesuatu, ruka dan riko yang melihat langsung kabur ke sembarang arah.
PLETAKK!!
Kerikil mengenai riko.
PLETAKK!!
Sekarang mengenai Ruka.
"Sial-sial. Mama pakai jurus apa sih, selalu kena sasaran mulu tobat saya." Batin ruka meratapi nasibnya.
"Bini gue enggak nanggung kalau masalah aniaya." Sekarang batin Riko yang berbicara.
🦋🦋🦋
Sampai di rumah sakit, hanya ruka sendiri. Mama dan Papanya ruka antar ke rumah.
Ruka tersenyum mendapati rose yang duduk di samping setia walaupun ahyeon belum sadar
Konon katanya, jika orang tidak sadar dan kita mengajak berbicara, sebenarnya orang itu sedang mendengar. Dan yah ruka memperagakannya.
"Hai sayang, ini saya. Kamu enggak kangen yah sama saya, padahal saya kangen banget sama kamu, makanya sadar dong. Kalau kamu sadar, apa aja yang kamu minta saya turuti deh, termasuk bawa semua member NCT, EXO dan BTS konser di halaman rumah." Ruka sedikit tertawa mendengar pembicaraannya sendiri.
"Rose anak Daddy, coba ajak bicara Mommy." Ruka membisikkan rose.
"Mommy. Mommy." Ya hanya itu yang rose ucapkan, tapi tidak sama sekali membuat ahyeon sadar.
"Hmm ya sudahlah, mungkin ahyeon masih capek." Ruka bergumam sedikit kecewa.
🦋🦋🦋
Seminggu berlalu. Ahyeon masih belum sadar, ruka sudah seperti biasa melaksanakan aktivitasnya dan rutin datang ke ruangan ahyeon membawa bunga mawar yang segar, sudah tidak terhitung jumlahnya yang ada di meja samping ahyeon.
"Sayang kamu cepat sadar yah, kamu enggak kangen sama rose atau saya begitu? Kamu betah banget memejamkan mata, katanya kamu
takut gelap?""Walaupun kamu takut gelap, tapi kamu harus cari jalan keluarnya yah, saya yakin kamu sedang cari jalan keluar kan, supaya kamu bisa buka mata lagi. Saya disini, menggenggam tangan kamu, ayo cari terangnya hidup ini. Bangun yeon." Tidak henti-hentinya ruka mengajak berbicara ahyeon.
🦋🦋🦋
Begitu seminggu berlalu, sebulan pun sudah berlalu. Hingga hari ini sudah menepatkan bahwa setahun ahyeon tidak membuka matanya.
"Ruka, mungkin ini sudah jalan terakhir. Dokter juga sudah pasrah, tidak ada tanda-tanda kehidupan untuk ahyeon. Bagaimana kita ikhlaskan saja ahyeon pergi, hari ini dokter akan
melepas semua alat yang menempel pada tubuh ahyeon."Riko sedikit tidak enak hati berbicara seperti ini kepada ruka, tapi inilah nyatanya.
Jujur lebih menyakitkan!
Ruka menatap papanya yang sangat sulit di artikan.
"Hahaha ternyata orang di sekitar ruka juga enggak punya hati yah." Ruka tertawa hambar.
"Bukan begitu say.." Ardelia baru ingin angkat bicara tapi
Ruka menyeka kembali
"Kalau Mama sama Papa enggak mau bantu ruka, silahkan jangan pernah kesini lagi. Ruka masih sanggup untuk
biayain rumah sakit ini untuk ahyeon." Seru ruka."Tidak, kami juga sangat ingin ahyeon sehat kembali, tapi jika sudah dokter yang angkat bicara kita semua tidak bisa apa- apa."
"SIAPA DOKTERNYA. RUKA AKAN BICARA SAMA DOKTER ITU."
Ruka meninggikan suaranya."Ruka jaga suaramu, kamu ini tidak tau sopan santun yah"
PLAKK.!! Riko menampar ruka.
"Sudah Pa sudah." Ardelia menghentikan perdebatan ini.
"Sudah Ma, dia ini anak tidak tau di untung. Seharusnya waktu mama berbuat mesum sama papa, harus pakai kondom. Begini nih anak yang jadi karena ulah kita berdua." asal riko
Ruka menahan tawanya, ini stand up comedy atau lagi debat sih.
Sedangkan Ardelia melotot di hadapan riko. Yang di pelototi hanya memperlihatkan deretan giginya yang kuneng. Eh putih deh maksudnya.
"Begini saja ru, saat dokter nanti datang. Kamu bicarakan apa yang kamu ingin sampaikan, Mama sudah tidak bisa ikut campur kalau kamu sudah begini. Dan atas yang Papa kamu ucapkan barusan, percayalah Mama tidak menyesal berbuat mesum."ucap bangga Ardelia
"Oh syukurlah kalau Mama tidak menyesal mengadon ruka." Putus ruka langsung berlabuh pergi keluar.
DUKK!!. Ruka menutup pintu dengan sangat kencang.
"EH UPIL EH UPIL JATUH." Kaget Ardelia memegang hidungnya, biasanya kan dada, Ardelia memang selalu beda!
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (BXG) (Ruyeon) END
RomanceDulu waktu Ibu masih ada, kata Ibu kalau menolak suami itu dosa." Alir ahyeon. "Berarti kalau menolak saya dosa kan?" Perlahan ahyeon mengangguk 'benar juga' "Ya sudah menurut sama saya, biarkan begini." Tegas Ruka. Ruyeon (BXG)