Bab 17

307 29 4
                                    

Pukul menunjukkan pukul 09:00 ahyeon menyelesaikan kegiatannya di luar rumah, ahyeon mencuci tangannya dengan selang yang ada di sana, lalu mengelap keringatnya yang bercucuran. Memotong rumput tak seenak makan rumput laut

"Huh, cukup lelah." Ucap ahyeon pada dirinya sendiri, ia melihat matahari cukup terik walaupun pukul masih menunjukkan pukul 09:00.

Dirasa cukup, ahyeon masuk ke dalam rumah dan sesuai dengan tujuan utamanya adalah dapur. Tidak tau kenapa ia sangat bersemangat ke dapur, padahal dapur adalah tempat yang dibenci wanita cantik di luar sana, karena ahyeon tidak merasa cantik toh dia pantas saja di dapur.

Ahyeon melihat bekas piring makan di tempat cuci piring. "Ini ruka yang makan?" Batin ahyeon bertanya-tanya. Ahyeon mengembangkan senyumnya.

"Sayang."

Ahyeon menoleh ternyata ada mama Ardelia.

"Iya Ma?"

"Masakan kamu enak lo, mama kasih 2 jempol kalau bisa 4 sama jempol kaki." Mama Ardelia mengacungkan kedua jempolnya dan mengedipkan satu matanya.

"Terima kasih Ma" Ahyeon membalas senyum Mama Ardelia.

Ternyata yang makan Mama, bukan ruka. Seketika hati ahyeon sakit, ada yang patah tapi bukan barang, ada yang retak tapi bukan kaca, ada yang lemas tapi bukan siput. Entahlah apa lagi yang bisa menggambarkan diri ahyeon saat ini.

"Loh, kamu kenapa sayang. Kok seperti ada masalah?"

"Enggak papa Ma, oh iya mah. Rose sama siapa?" Ahyeon berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Oh rose sama rina di atas, kamu kalau capek istirahat aja jangan dipaksa" Mama Ardelia menepuk pundak ahyeon, dan mengelus rambut ahyeon seakan-akan ahyeon adalah anaknya.

"Iya Ma, terima kasih."

"Jangan kebanyakan makasih, kamu anak Mama semuanya sudah seharusnya begitu." Ardelia memberikan senyum terbaiknya.

Ahyeon mengangguk lalu pamit untuk istirahat, memang iya badan nya pegal kelamaan jongkok cabuti rumput yang sudah panjang, di tambah tangan nya sedikit lecet tatkala ada rumput yang berduri yang menggoresi kulit tangan nya. Sebelum balik, ahyeon melihat kotak bekal yang tadi ia siapkan masih berada di tempat yang sama, sekilas ahyeon tersenyum dan pergi.

🦋🦋🦋

Ahyeon melihat fotonya dengan rora di sebuah foto, dia dan rora masih sangat kecil. Ahyeon ingin mengingat sesuatu tapi selalu tidak bisa, tapi ia merasa ada janggal.

"Ro, lo itu teman dekat gue dari orok atau?" Ahyeon menggantungkan ucapannya.

"Hah enggak mungkin, kalaupun iya itu sangat mustahil dengan sifatnya kemarin." Alibi ahyeon emosi.

TOKKK!

TOKKK!

"Masuk saja."

Ahyeon menyaringkan suaranya, lalu terbukalah pintu yang menampilkan ruka dengan kemeja yang 2 kancing atas tidak terkancing, lengan baju yang di gulung ke atas.

"Astaga gue lupa ada di kamar ruka." Cicit ahyeon pada dirinya, ahyeon tampak panik.

Ruka berjalan ke depan ahyeon, ternyata menggantungkan jas. Baik ruka dan ahyeon tidak saling menatap. Jika ruka melihat ahyeon dengan segera mungkin ruka memutuskan kontak mata itu.

"Kalau nanti kamu sudah besar dan punya suami, jangan lupa urus semua kebutuhan suamimu, mengerti keadaannya." Pesan itu mengalir di ingatan ahyeon ucapan mamanya dulu

Seketika ahyeon berdiri dan menghampiri ruka yang berusaha membuka kemejanya.

"Biar aku bantu." Ahyeon dengan senyumannya, tangannya juga sudah berhasil membuka satu kancing.

"ENGGAK USAH." Ruka menghempas tangan ahyeon. Ahyeon kaget, dirinya tersentak melihat kelakuan ruka kepadanya.

"Kenapa?" Ahyeon berusaha menanyakan alasannya, dia tidak boleh gegabah kali ini. Ahyeon sadar ia salah kemarin. saatnya memperbaiki tapi ini balasan ruka.

"Saya masih punya tangan, kamu kerjakan yang lain saja." Ucap ruka dengan nada yang membuat hati ahyeon sakit. Karena ditolak, ahyeon menyiapkan baju ruka sehabis mandi.

"Jangan sentuh baju saya."

baru saja ahyeon ingin mengeluarkan baju yang menurutnya pas untuk ruka, tapi tertahan karena suara ruka dari belakang.

"Ta-tapi aku Istri kamu, sudah seharusnya menyiapkan keperluan suami." kenapa ahyeon tiba-tiba jadi gemetar.

"Kamu bukan Istri saya, mengerti!" Ahyeon mengadahkan kepalanya, melihat ke arah ruka dengan mata berkaca-kaca.

"Apa?"

"KAMU BUKAN ISTRI SAYA!"

cukup sudah ahyeon merasakan rasa sakit ini,

"KAMU BRENGSEK, BRENGSEK!" Ahyeon memukul dada bidang ruka.

Ruka menahan tangan ahyeon

"JANGAN BERANI SENTUH SAYA."

"Aku enggak bakalan takut sama ancaman kamu." Ahyeon balik mengancam dengan memajukan satu telunjuknya di depan ruka.

"JANGAN BERANI KAMU."

Ruka mengayunkan tangannya hendak menampar ahyeon.

"MAU NAMPAR? IYA MAU NAMPAR? TAMPAR SAJA!" Seru ahyeon dengan menyerahkan pipinya sendiri.

"Istri macam apa kamu." Timpal ruka.

"Seharusnya aku yang nanya, suami macam apa kamu yang manis di depan." Suara ahyeon tak kalah keras.

"Lembutkan suaramu, Saya suamimu."

"Saya suamimu saya suaminya, sudah basi! saya sudah berusaha jadi istri baik bahkan sudah menyiapkan
kebutuhanmu, lalu dimana letak kesalahan saya?" Ahyeon mencoba mengeluarkan unek-uneknya.

Ruka terdiam lalu, pergi meninggalkan kamar.

"Hikss hiksss, Ma jemput ahyeon sekarang, ahyeon sudah enggak kuat Ma." Badan nya merosot pada dinding, tangannya menjadi lipatan untuk menahan kepalanya.

"Jemput ahyeon Ma, ahyeon udah enggak kuat. Ahyeon butuh Mama hiks"

:

:

Seorang wanita menatap foto pernikahan di ponselnya dengan nanar.

"Tidak tahu malu, tidak sebanding dengan kekayaan keluarga Harley, seharusnya saya yang di sana."

"Tunggu saja tanggal mainku!" Ucap wanita itu dengan matanya yang tajam, tangannya yang lentik memutar ponselnya..

:

:

Ruka masuk ke ruangannya dengan wajah tidak bersahabat, ruangan ini memiliki keamanan yang sangat susah, menggunakan kode rahasia. Hanya ruka dan para detektifnya yang tau. Di ruangan itu juga ada cctv yang terpasang di setiap sudut rumah. Ruka ingin mengecek keamanan di rumahnya, dilihatnya dari awal.

"Itu ahyeon yang masak?" gumam ruka yang duduk di kursi kebesarannya.

Ruka melihat CCTV depan rumah juga memperlihatkan ahyeon yang memotong rumput.

"Cih pencitraan." Hati dan ucapan ruka tidak sinkron, hati ruka mengatakan bahwa ahyeon adalah istri yang baik, dan ucapan ruka yang keluar sama sekali yang tidak di harapkan.

Destiny (BXG) (Ruyeon) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang