Bab 8

344 33 2
                                    

Ruka sudah siap dengan tuxedo berwarna navy, sudah gemetaran depan penghulu, ditambah belum lancar menghafalkan ijab kabul, apalagi nama ahyeon yang berbelit- belit di telinganya, bagaimana kalau di ucapkan? keseleo kali tuh lidah.

"Ayo bisa kita mulai." Penghulu memulai pembicaraan. Jujur ini hanya di hadiri para cicak yang menempel di dinding, selebihnya hanya para pelayan di rumah, hitung saja sendiri pelayan saja sudah 14 belum yang lain. Rose juga sangat exicted melihat ahyeon dengan balutan kebaya.

Penghulu sudah mengulurkan tangannya ke arah ruka, begitu pun dengan ruka yang menerima uluran tangan tersebut.

"Saya terima nikah dan kawinnya, ahyeon Putra Syahlanzah binti Firman Syahlanzah dengan maskawinnya yang tersebut di atas tunai."

Kesalahan, pengulangan untuk kedua kali.

Ruka melihat mamanya yang mengancam lewat mata, melihat itu ruka meringis sendiri, seperti empedunya di potong-potong terus di blender, bayang kan saja!

"Saya terima kawin dan nikahnya, zaynabb al kampreti binti Firman samuneche dengan maskawin hutang di bayar tunai."

Oke percayalah, ahyeon melototkan matanya dengan sangat tajam, kalau bisa keluar itu mata bakal keluar.

Kalian mau tau ekspresi yang lain? kalian bayang kan saja liat mukanya squidward.

Kesalahan lagi, pengulangan untuk ketiga kali.

Kali ini ruka benar-benar jengah, dirinya tambah ngelantur jauh.

Ruka kembali menjabat tangan pak RT eh salah maksudnya pak penghulu.

Sebelum ruka memulai pengucapannya, ruka benar- benar menarik nafas panjang sepanjang perjalanan cinta kamu sama dia, yang masih berharap jelas-jelas enggak di anggap ahaha kacian.

"Saya terima nikah dan kawinnya, ahyeon Putri Syahlanzah binti Firman Syahlanzah dengan maskawinnya yang tersebut di atas tunaiiiii." Ucapan ruka hanya sekali tarikan, mampu membuat ahyeon tercengang.

Sedangkan Mama Ardelia sudah senang duluan, tanpa sadar memeluk Udin-tukang kebun.

"Bagaimana para saksi, sahh?" Tanya penghulu. "SAHHHHHHH." Sorak-sorak penghuni rumah, di ikuti oleh
jin di dalam rumah, cicak juga.

"Alhamdulillah." Ucap kembali pak penghulu, setelah itu membaca-baca doa.

"Ayo di persilahkan pengantin perempuan mencium tangan suaminya."

Seketika mata ahyeon menyipit pada pak Penghulu, aihh kalian tahu kan rasanya jadi ahyeon? Tapi matanya menangkap mama Ardelia dan rose yang tersenyum kepadanya, dengan setengah hati, setengahnya lagi nanti di kamar wkwkwk.

Dengan setengah hati ahyeon menghadap ruka yang sudah memasang tampang cengok. Belum di suruh sudah kasih tangan duluan.

Ahyeon mengambil tangan ruka, lama ahyeon tatap. Akhirnya ahyeon mencium tangan kekar itu.

Ahyeon sangat risih, dari tadi mau ngapain saja di foto. Memang pada dasarnya orang kaya harus sewa tukang photografer begitu ya? Mata ahyeon silau kena blitch kamera.

"Alhamdulillah bergantian dengan mempelai pria, mencium kening sang istri." Hey apa-apaan ini. Percayalah ahyeon sudah mati kutu, euw walaupun sebelumnya sudah pernah berciuman dengan ruka, tapi ini beda! ini sebagai istri, gila enggak.

Pandangan ruka biasa saja, seperti tidak ada yang terjadi, ruka memajukan badannya dan mencium kening ahyeon cukup lama.

Kalau kalian bilang ahyeon munafik oke enggak papa, nyatanya dia menikmati itu, rasanya berbeda seperti ada yang menjalar di tubuh ahyeon, membawa ketenangan misalnya.

Destiny (BXG) (Ruyeon) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang