Bab 3

419 48 10
                                    

AHYEON POV

Aku terbangun dari tidurku, saat aku bangun yang pertama kali kulihat adalah sekeliling kamar ini, warnanya monokrom-gelap, tapi harumnya sangat maskulin. Lain cerita saat Ahyeon di kos-kosan yang pertama kali ia lihat adalah BH yang menggantung di belakang pintu.

'Tapi eh tapi, ini kamar siapa sih?' Pikir ahyeon.

Dengan gaya sok-sokan pegang kepala biar kek di tipi-tipi , ahyeon berusaha mengingat.

"Ya kambing, tadi kan aku di mobil sama rose, rose di mana?" Tentu ahyeon panik.

Dengan jurus lari sincan, ahyeon bangkit dari kasur mahal itu, ya walaupun ada rasa enggak Ridho buat tinggalin kasur mewah cuy! kapan lagi coba. Aihh lupakan.

Dengan secepat siput, ahyeon keluar dari kamar tersebut, saat di luar ahyeon sangat bingung karena berada di rumah yang besar banget. Ini rumah atau istananya Elsa- Frozen?

"Ini gw mimpi atau bagaimana sih." Gumam ahyeon.

"Nyonya sudah bangun." Kata seseorang di belakang ahyeon.

Ahyeon terperanjat kaget, hampir saja mau absen nama- nama penghuni kuburan eh salah maksudnya penghuni kebun binatang.

Ahyeon memutar tubuhnya, aih lu kira mau dansa, maksudnya tuh membalikkan tubuhnya.

Ahyeon melihat seorang perempuan yang menatap lembut ke arahnya.

"Saya Fani nyonya- pelayan di sini." Ucapnya.

"Saya disuruh tuan Ruka, urus kebutuhan nyonya. Nyonya mau apa?" tanyanya lembut.

Aku tidak mengedipkan mataku, rasanya lagi di cerita dongeng woyy.
Pakai ada pelayan segala. Saat ahyeon sadar barulah ia menjawab

"ehh iya, saya Ahyeon. Enggak usah panggil nyonya, ahyeon saja."

"Tidak bisa begitu Nyonya, ini perintah Tuan Ruka."

"hfttt, kalah besar." Batin ahyeon.

"Ya sudah kalau begitu, terserah kamu aja. Hmm saya mau ketemu sama ruka, di mana ya." Tanyaku pada Fani.

"Tuan sedang bersama Nyonya besar di bawah, biar saya antar." Ucap Fani.

Percayalah, Sandal Swallow ku takut menggores lantai rumah ini. Nanti disuruh ganti kan berabe, sudah hidup modal nafas, kalau tiba-tiba di suruh ganti lantai rumah ini, bahh auto mati.

Aku terus mengikuti langkah Fani hingga ke bawah, aku lihat mereka sedang berbincang.

"Tuan, Nyonya sudah bangun." Ucap Fani. Aku lihat ruka melihat ke arahku, setelah itu Fani pergi.

"Duduk." Katanya, irit bicara banget.

Dengan cepat aku duduk di lantai dengan patuh udah kek doggy aja.

Ruka menatapku horor, sedangkan wanita di depan ruka tersenyum ke arahku.

"Duduk disini sayang." Ujar wanita itu menepuk sofa di sebelahnya.

Aku kembali berdiri dan duduk di samping wanita itu.

"Jadi siapa namamu cantik." Ujar wanita itu ramah.

"Ahyeon Tante." Alamaqjang panggil tante pula. Kan apa ahyeon bilang, mulut ahyeon punya nyawa sendiri.

"Panggil Mama saja seperti ruka, Saya Ardelia-Mamanya ruka." Ucap Ardelia.

"I-iya tan, eh Ma." ingat yeon, Mama bukan Tante.

"Mama dengar, kamu sangat senang dengan rose."

Dengan cepat aku mengangguk, ahh aku merindukan anak itu.

Destiny (BXG) (Ruyeon) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang