kini mereka semua telah berada didalam air untuk berenang, tak lupa juga mencoba wahana seluncuran dikolam itu.
"woy cobain ayo itu yang paling tinggi" ajak aldo menunjuk sebuah perosotan
"gas lah gas" ucap keduanya
mereka bertiga segera menuju anak tangga dan naik ke seluncuran paling atas, sampainya diatas mereka langsung melihat ke bawah sungguh curam seluncuran itu."siapa yang mau duluan?" tanya tian
"lu aja yan" ucap aldo
"iya yan lu aja duluan gua agak merinding cuy" takut zean
"Cemen lu pada" ejek tian melangkahkan kakinya masuk ke dalam area seluncuran
posisi tian sekarang berdiri dengan memegang dadanya menunggu instruksi mas penjaga disana saat hitungan ketiga pintu bawah kaki tian tiba tiba terbuka dan membuat badan tian jatuh dan meluncur dilorong seluncuran."AAAAAAAAAAA" teriak tian disepanjang perjalanan dan pada akhirnya sampailah dibawah.
"anj seru banget cuk, mana nih zean sama aldo" ucap tian beranjak pergi dari sana untuk menunggu kedatangan temannya
namun saat dia sedang menunggu cukup lama dia mulai kesal apakah zean dan aldo tidak berani menaiki seluncuran itu, tian menggelengkan kepalanya dan terkekeh kecil.tiba tiba matannya melihat seorang pria dan wanita yang dimatanya terlihat sangat tidak asing, tian yang penasaran akhirnya mencoba untuk mendekati mereka.
"loh itu kan? ngapain mereka kesini, ikutin dulu ah" ucap tian
namun saat dia ingin memasuki sebuah gedung, tian dilarang oleh satpam disana karena celana milik tian basah.
"aduh mas genting banget ini tolong izinin ya" mohon tian
"waduh gimana ya mas masalahnya nanti lantai gedungnya basah mas" tolak petugas
"ah elah gapapa lagian saya bayar udah ya mas misi" paksa tian dan ternyata petugas itu tidak melarangnya membuat tian bisa segera menyusul kedua orang itu.
tian berusaha menyusul orang itu, namun dia kehilangan jejak tian terus mencoba menemukan keduanya dengan susah payah alhasil ternyata tian menemukan mereka berdua yang ingin memasuki lift, tian menunggu sebentar dan melihat lantai berapa yang mereka tuju.
angka 5 terlihat diatas lift itu seketika tian langsung mengarah ke tangga darurat, tidak mungkin dia naik lift dengan kondisi celananya yang masih basah.
dia berlari menuju lantai 5 dengan kecepatan yang cepat takut dia kehilangan jejak kedua orang itu lagi."anj*r cape banget" ucap tian namun dia terus berusaha dan akhirnya sampai
tian langsung mengintip ke arah lift disana ternyata mereka berdua sedang berjalan ntah mau kemana."mau ngapain si anj, gua kan overthingking ya" kesal tian terus mengikuti mereka dan terlihat keduanya memasuki sebuah pintu, tian yang panik langsung menghampiri mereka.
sialnya tian tidak sempat untuk mencegah mereka, tian langsung melihat nomor yang tertera dan berlari mencari petugas keamanan untuk membukakan pintu kamar itu.
***
WARNING❗❗❗
terdapat adegan kurang pantas dan dilarang untuk ditiru di kehidupan nyata, mohon bijak dalam membaca terimakasih.
"cepetan ran" ucap chika
"sabar dong chik ga sabaran banget" ucap aran tersenyum mendekati chika
tiba tiba aran memeluk chika dan membawanya ke kasur membantingnya untuk tiduran diatas kasur, chika panik dan memberontak dengan aksi aran."Aran ngapain si kamu?" panik chika mundur saat aran naik ke kasur
"tadi katanya minta cepetan" ucap aran melepas jaket yang dia kenakan
"ga usah macem macem kamu ya ran" panik chika
"udahlah chik kamu tuh bakalan jadi istri aku, karena aku ga tahan sama kamu mending aku pake aja dulu kamu" ucap aran tersenyum menyisakan baju lengan pendek yang dia kenakan
"ARAN GA USAH MACEM MACEM ATAU AKU ADUIN KE AYAH" bentak chika terus memberontak
"Percuma sayang, lagian kita akan nikah" ucap aran melepaskan bajunya
sekarang aran merangkak ke tubuh chika mencoba menahan tubuh chika yang terus memberontak, aran menahan tangan chika agar tidak bisa kemana mana."TOLONGG" teriak chika, namun aran hanya terkekeh dan mencium leher jenjang milik chika.
"Aran pliss stop aku mohon hiks" lanjut chika terisak
"sabar ya sayang" ucap aran terus mengecup leher jenjang milik chika kemudian turun didada milik chika.
chika menggelengkan kepalanya menolak saat aran meremas buah dadanya namun tenaga yang tidak seimbang membuat aran menang dan chika hanya bisa pasrah disana.
"Aku mohon berhenti ran hiks hiks" Isak tangis chika akan ulah aran
"enak banget sayang, aku lanjutin ya" ucap aran mengabaikan ucapan chika
"ran plis stop aahh" ucap chika terus menangis
saat aran ingin melanjutkan aksinya tiba tiba terdengar suara dobrakan pintu dan muncullah seseorang disana.
"BERHENTI BAN*SAT" teriak seseorang masuk dan menghampiri aran yang sedang diatas chika dan...
BUGH!!!
BUGH!!!
BUGH!!!
"tian hiks tolongin aku hiks" Isak chika mengambil selimut untuk menutupi leher dan badannya, ternyata yang mendobrak pintu adalah tian.
"BAJIN*AN LU RAN, LU APAIN CHIKA HAH??" emosi tian sedang menghajar aran dibawahnya
Aran kini sudah tak berdaya tiba tiba seseorang masuk dan menghentikan aksi tian.
"yan udah yan woy, anak orang bisa mati" tahan aldo bersama zean.
saat tian sedang mondar mandir dibawah mencari petugas namun hal itu nihil akhirnya terpaksa tian mendobrak dengan sendirinya pintu itu, aldo dan zean yang melihat tian akhirnya mencoba mengikuti tian.
"ga bisa do, dia udah berani nyentuh chika do" emosi tian ingin terus memukul aran walaupun dia sudah tidak sadarkan diri
"sabar yan sabar, sekarang mending lu urusin chika dulu kasian dia aran biar jadi urusan gua sama aldo" ucap zean
Chikakuuu...
#Jangan lupa vote dan komen
terimakasih banyak semuanya
KAMU SEDANG MEMBACA
IKATAN TAKDIR S2 [CH2] END
General FictionCerita perjalanan christian dan chika masih berlanjut, mari kita flashback terlebih dahulu yang dimana christian sekarang tau bahwa chika sudah dijodohkan oleh ayahnya, apakah christian membiarkan kisah percintaannya begitu saja? Atau ada hal yang a...