Sadness

133 15 2
                                    

Follow duluuu sebelum baca si Epan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow duluuu sebelum baca si Epan. Udah, hm?

Udah?
Udah belum?

Ya udah. Gaskeun!

***

"Orang gila mana, mana orang gila," oceh Nichole. Zack menggeleng-geleng kepala. Sepertinya Nichole yang sudah gila. Keadaan di dalam kamar Steven tampak hening. Mereka sibuk melamun, belum ada jawaban apa-apa. Jean belum memberi kabar tentang Evan.

"Hah," Nichole menghela napas. Kedua tangan lelaki itu ditaruh di belakang kepala, Nichole menyandarkan dirinya ke sofa.

"Gila, ke mana Jean belum balik?" gerutunya.

"Biar gue hubungi," cetus Yutha. Dia mengetik dengan cepat seraya menempelkan ponsel ke telinga.

"Halo," ucap Yutha. Ternyata Jean menjawab telepon lebih cepat dari dugaannya.

"Di mana lo?" ucap Yutha. "Tanyain Evan di mana," suruh Zack. Yutha mengangguk.

"Lo udah nemuin Evan, Je?" Yutha menyampaikan ucapan Zack kepada Jean.

"Hm, tunggu gue di sana. Bilang yang lain jangan pergi dulu. Evan udah sama Lea ke rumah sakit," ujar Jean.

Rumah sakit menuju tempat Putri dirawat. Bukan satu tempat dengan Steven. "Oke. Hati-hati lo," tanpa berlama-lama Yutha mematikan sambungan. Dia pun memberikan informasi ini dan itu kepada para sahabatnya. Jean akan segera datang dan Evan sudah bersama Alea menuju rumah sakit yang lain.

"Huh!" Zack menghela napas lega. Ingatannya kembali kepada saat Evan cerita bahwa kedua orang tuanya akan bercerai. Dia selalu terngiang-ngiang.

Semua bernapas lega. Steven tersenyum bahagia. "Untunglah...."

"Lo tenang ajah Stev. Semua udah aman," ujar Sagara. Dia melihat Steven sempat begitu tidak tenang. Terlebih hati Steven begitu rapuh. Takut jika terjadi sesuatu akan sahabatnya. Baik Jean maupun Evan adalah hal yang sama-sama berharga.

"Lo besok bisa pulang dan sekolah lagi kan?" ucap Nichole. Steven mengangguk. "Tenang ajah, besok udah mulai bisa sekolah lagi," jawab Steven.

"Lo bareng gue ke sekolah," ujar Sagara. "Oke," jawabnya sambil tersenyum.

"Jangan sakit lagi, Stev. Yang lain khawatir," ujar Zack. "Iya, maaf, maaf kalau merepotkan kalian," tulus Steven.

"Ey, santai ajah, yang penting lo udah sehat." Yutha juga terus berada di dekat Steven. Dia adalah teman yang sering kali ke kantin bersama.

I'll be Better with You (Lee Heeseung) || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang