Long chapter ahead.
Hujan mulai turun; membasahi tubuh yang mulai kaku itu. Dari jauh, sosok jangkung kelihatan memacu kudanya dengan kecepatan yang penuh.
"Tuan Muda..."Derapan kudanya berhenti. Sosok itu, Johnny Joaquinn melangkah turun daripada kudanya. Hatinya berhenti berdetak, melihat kondisi tubuh sang Tuan Muda yang dihormatinya terkulai dengan perutnya yang terbuka.
"Apa aku terlambat?"Johnny berbisik lirih. Dia mengeluarkan mantel-nya, mengikat lembut perut itu— melindungi jabang bayi yang sepertinya kini kehilangan nyawanya.
Seusai memastikan posisi Taeyong berada di dalam dekapannya, pria dominan itu memacu kudanya, ingin membawa Taeyong kepada tabib.
Johnny Joaquinn, orang penting kepercayaan sang Pangeran itu tadinya hampir berangkat ke Desa Marigold, namun matanya sempat melihat gerombolan Putri Mahkota yang menuju ke hutan. Hatinya merasa tidak tenang, jadi dia mengikuti mereka diam-diam.
Pria dominan itu sempat kehilangan jejak, namun dia kembali menemukannya— tetapi dengan kondisi Taeyong yang sudah sangat sekarat.
Johnny khawatir jika Taeyong tidak bisa diselamatkan. Dengan kondisi perut yang terbuka, kesan luka yang tidak manusiawi pada tubuh itu membuat Johnny jadi berpikir, sebenarnya apa yang dia lewatkan?
Pacuan kuda semakin cepat, Johnny dengan sigap menurunkan tubuh Tuan Muda-nya, membawa Taeyong masuk ke dalam tempat persembunyian barunya.
Di sana, sang tabib terlihat menunggu kehadiran mereka berdua. Wajahnya terlihat panik.
"My Lord! Ada apa ini?"Sang tabib mengikuti langkah Johnny yang sibuk membaringkan tubuh Taeyong di atas ranjang. Pria dominan itu menarik nafasnya, menatap khawatir ke arah tabib.
"Please save him at all cost."Johnny berujar panik. Sang tabib dengan segera memberikan bantuan dengan melihat kondisi pria yang dibawa oleh Johnny.
"Ini... Oh Dewa..."Sang tabib terlihat kaget. Kondisi Taeyong terlihat mengenaskan dan tragis. Sang tabib jadi merasa bingung jika sosok itu masih bisa selamat. Johnny melangkah mendekat, memegang erat tangan sang tabib.
"Tolong, tabib. Miracles can happen. Tuan Muda harus selamat."Johnny berujar dengan suara yang bergetar. Melihat wajah Johnny yang pilu, sang tabib turut merasa kasihan.
"Saya.. Saya akan mencobanya, My Lord. Moga-moga Tuan Muda bisa diselamatkan dengan keajaiban. Anda harus banyak berdoa, My Lord."Sang tabib berujar kemudian tanpa membuang waktu, langsung memfokuskan dirinya untuk operasi menyelamat.
Pertama-tama, sang tabib memisahkan kantong bayi dari perut Taeyong. Kemudian, pria tua itu mengambil pek darah yang memang sudah disediakan sedari awal, menyalurkannya pada pria cantik itu. Pria tua itu berusaha keras untuk menyelamatkan sosok cantik itu, dan Johnny hanya bisa berdoa di luar ruangan.
Waktu berjalan dengan lambat rasanya. Johnny hampir saja kehabisan nafasnya, memikirkan kondisi Taeyong. Beberapa jam kemudian, sang tabib keluar dengan wajah yang berlumuran darah.
"Tabib, bagaimana dengan kondisi Tuan Muda?"Johnny bertanya khawatir. Sang tabib menarik nafasnya panjang, menggelengkan kepalanya lemah. Di gendongannya terlihat memegang kain yang mempunyai bercak darah.
"Buat waktu yang tidak diketahui, Tuan Muda berada di dalam kondisi tidak sadar, My Lord. Perutnya yang diiris sudah saya bersihkan daripada infeksi, juga luka-lukanya sudah saya rawat. Tentang bayinya.... Saya menyerahkan pada anda untuk mengurusnya, My Lord."Sang tabib berujar pelan. Dia mengulurkan kain itu pada Johnny.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily Of The Valley
FanfictionBXB Jaeyong fanfiction. Taeyong Trinity hanyalah seorang pria yang dikaruniai wajah yang cantik. Dirinya sedari kecil sudah menetap di sebuah panti asuhan yang terletak di Marigold Valley, sebuah desa terpencil. Pertemuannya dengan Jaehyun Jesemiel...